Manuaba, Ida Ayu Umadewi Seruti (2023) Penilaian Kinerja Sistem Irigasi Berorientasi Agrowisata dengan Menggunakan Teori Himpunan Kekaburan di Subak Intaran Barat Kota Denpasar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Subak Intaran Barat teletak di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasat dengan luas 83 ha dengan saluran irigasi tersier sepanjang 3,025 km. Sumber air irigasi Subak Intaran Barat berasal dari Bendung Oongan II dan Sungai Tukad Loloan. Subak Intaran Barat memiliki daya tarik dan juga potensi wisata yang dapat dilestarikan dengan akses yang relatif mudah, bahkan Subak Intaran Barat berkesempatan menjadi salah satu subak dalam program Subak Lestari di mana hal ini menjadikan Subak Intaran Barat sebagai salah satu harapan pariwisata Bali. Namun seiring bertumbuhnya penduduk dan meningkatnya permintaan pembangunan permukiman berdampak buruk tidak hanya pada lingkungan subak namun juga keberadaannya. Dampak buruk yang marak terjadi pada subak di Bali adalah terjadinya alih fungsi lahan yang cukup masif. Setiap tahunnya Subak Intaran Barat kehilangan sekitar 3 ha lahan sawah untuk dibangun perumahan. Alih fungsi lahan yang terjadi di Subak Intaran Barat menyebabkan peningkatan pencemaran sampah di beberapa titik area persawahan dan juga pada saluran irigasi sehingga mempengaruhi kinerja fisik Subak Intaran Barat dengan terdapatnya kerusakan pada bangunan dan saluran irigasi. Selain itu hilangnya lahan sawah juga meraup mata pencaharian beberapa petani di Subak Intaran Barat. Alih fungsi lahan di Subak Intaran Barat mengganggu kinerja Subak Intaran Barat dalam setiap aspek pada Tri Hita Karana. Oleh karena itu diperlukan penelitian berupa peningkatan kinerja melalui penilaian kinerja sistem irigasi yang berorientasi agrowisata di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara dan survei lapangan untuk menilai kondisi dan kinerja sistem irigasi berorientasi agrowisata di Subak Intaran Barat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan dua (2) formulir yaitu formulir penilaian subak berlandaskan Tri Hita Karana yang diperoleh dari Unit Subak Universitas Udayana dan formulir agrowisata yang dibuat oleh penulis berdasarkan dokumen dan literatur yang relevan. Hasil penilaian melalui kedua formulir kemudian diaplikasikan pada fuzzy logic toolbox dengan bantuan perangkat lunak MatlabR2020a. Analisa fuzzy dilakukan karena indikator penilaian bersifat nonlinear dan memiliki tingkat prioritas yang berbeda berdasarkan hubungan sebab akibat antar indikator pada setiap komponen yang ada, hasil akhir penilaian tidak dapat diperoleh dengan perhitungan rerata. Selain itu, analisa fuzzy diperlukan untuk mentolerir nilai subjektifitas sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat mengingat penilaian secara manual bersumber dari argumen dan opini setiap responden yang cenderung memberikan hasil yang lebih subjektif. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan dapat didefinisikan bahwa kondisi sistem irigasi berorientasi agrowisata di Subak Intaran Barat masih dalam keadaan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi aset jaringan dan non jaringan irigasi yang masih dapat berfungsi dan belum mengganggu aktivitas pertanian subak serta pengunjung subak. Namun demikian, terdapat beberapa permasalahan yang ditemui di lapangan yakni kerusakan saluran dan bangunan irigasi, tumpukan sampah, endapan sedimen dan rumput liar yang mengganggu kinerja bangunan fisik di Subak Intaran Barat. Selain itu beberapa aset non fisik irigasi membutuhkan pemeliharaan rutin dan pembenahan demi kenyamanan para pengunjung maupun pihak subak tersendiri. Hasil nilai kinerja sistem irigasi berorientasi agrowisata di Subak Intaran Barat menunjukkan sebanyak 60 % dari seluruh indikator memiliki rentang nilai 3,66 - 5,00 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil analisa teori himpunan kekaburan sistem irigasi berorientasi agrowisata memiliki fuzzy value 4,52 dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja sistem irigasi berorientasi agrowisata di Subak Intaran Barat adalah baik. Dengan adanya hasil penilaian maka kekurangan yang ada dapat teridentifikasi sehinga upaya peningkatan kinerja subak dapat dilakukan melalui kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan. Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh maka dapat diperhitungkan biaya yang dibutuhkan dalam pengoperasian dan pemeliharaan Subak Intaran Barat untuk periode satu (1) tahun kedepan. Biaya operasional yang dibutuhkan Subak Intaran Barat sebesar Rp. 100.766.00,-. Sedangkan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan sebesar Rp. 694.384.500,-.
English Abstract
Subak Intaran Barat is located in Sanur Kauh Village, Denpasar Selatan Sub-district, Denpasar City, covering an area of 83 hectares with tertiary irrigation channels spanning 3.025 km. The irrigation water sources for Subak Intaran Barat come from Oongan II Dam and Tukad Loloan River. It possesses attractions and potential for tourism that can be conserved with relatively easy access, Moreover, Subak Intaran Barat has the opportunity to become one of the subaks in the Subak Lestari program, making it one of the hopes for tourism in Bali. However, the growing population and increasing demand for urban development have negatively impacted both the subak environment and its existence. One prevalent issue faced by most subaks is significant land-use conversion. Each year, Subak Intaran Barat loses approximately 3 hectares of rice fields to housing development. This land-use conversion has led to increased pollution in certain areas, affecting the physical performance of Subak Intaran Barat, causing damage to structures and irrigation channels. Additionally, the loss of rice fields has also disrupted the livelihood of some farmers in Subak Intaran Barat. These land-use changes have disrupted Subak Intaran Barat's performance in all aspects of the Tri Hita Karana philosophy. Hence, this research aims to improve the system's performance through the assessment of an irrigation system oriented towards agrotourism in Subak Intaran Barat. The research employs interview and field survey methods to evaluate the condition and performance of the irrigation system. The assessment is based on two forms: one assessing subak performance based on the Tri Hita Karana philosophy obtained from the University of Udayana's Subak Unit, and the other form created by the author, assessing agrotourism based on relevant documents and literature. The results from both forms are then applied to the fuzzy logic toolbox using Matlab R2020a software. Fuzzy analysis is chosen due to the nonlinearity of assessment indicators and varying priority levels based on the cause and effect relationships among the indicators in each component. This approach is necessary to tolerate subjective values, leading to more accurate results as manual assessments are prone to subjective biases from individual respondents' arguments and opinions. Based on the assessment results, the irrigation system's condition oriented towards agrotourism in Subak Intaran Barat is considered to be in good condition. The positive state can be observed from the functioning irrigation network and non-network assets, which have not disrupted farming activities and visitor experiences. However, several issues were identified during the field survey, such as damage to irrigation channels and structures, waste accumulation, sediment deposition, and overgrown weeds affecting the physical performance of Subak Intaran Barat. Furthermore, certain non-physical irrigation assets require regular maintenance and improvement to enhance the comfort of both visitors and Subak Intaran Barat authorities. The overall performance value of the irrigation system oriented towards agrotourism in Subak Intaran Barat indicates that 60% of all indicators fall within the range of 3.66 to 5.00, categorized as "good." The fuzzy value obtained from the fuzzy set theory analysis for the agrotourism-oriented irrigation system is 4.52, which also falls within the "good" category. Thus, it can be concluded that the performance of the irrigation system oriented towards agrotourism in Subak Intaran Barat is considered good. These assessment results have allowed the identification of existing shortcomings, enabling efforts to improve Subak Intaran Barat's performance through operational and maintenance activities. Considering the assessment results, the estimated cost required for operating and maintaining Subak Intaran Barat for the next year is Rp. 100,766,000 for operational expenses and Rp. 694,384,500 for maintenance expenses.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523070003 |
Uncontrolled Keywords: | sistem irigasi, subak, agrowisata, penilaian kinerja |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | agung |
Date Deposited: | 09 Jan 2024 05:56 |
Last Modified: | 09 Jan 2024 05:56 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206489 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ida Ayu Umadewi S M.pdf Restricted to Repository staff only until 31 December 2025. Download (13MB) |
Actions (login required)
View Item |