Bintaro Design District Center di Tangerang Selatan dengan Konsep Fleksibilitas Ruang

Kusmana, Adam Pangestu and Ar. Wasiska Iyati, ST., MT., IAI. (2023) Bintaro Design District Center di Tangerang Selatan dengan Konsep Fleksibilitas Ruang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada akhir 2018 para pelaku desain di kawasan bintaro, tangerang selatan mencoba sesuatu yang baru dimana membuat sebuah acara yang bernama Bintaro Design District yang sekaligus menjadi wadah untuk para pelaku desain khususnya pada bidang arsitektur. Acara tersebut telah berlangsung tiga kali di setiap tahunnya, yaitu 2018,2019 dan 2022. Tak hanya menjadi sebagai kawasan yang dipenuhi kompleks hunian, dengan terselenggaranya Bintaro Design District, Bintaro menjelama menjadi distrik kreatif, dimana terlaksananya event tahunan ini yang memiliki berbagai acara mulai dari open studio, diskusi desain, pameran, hingga open architecture, pembuatan instalasi dan seminar desain/arsitektur, maka diperlukannya sebuah tempat yang dimana nantinya akan menjadi sebuah pusat yang dapat mewadahi kegiatan kegiatan yang ada pada event Bintaro Design District itu sendiri, yang disebut sebagai Bintaro Design District Center / BDD Center. Fenomena maraknya perancangan pusat desain (Design Center) yang dipicu oleh anggapan bahwa pusat desain dapat mewadahi berbagai macam aktivitas dan kegiatan dalam satu bangunan, sehingga menimbulkan tuntutan ruang tersendiri untuk menyelenggarakan berbagai aktivitas dan kegiatan. Penerapan konsep fleksibilitas ruang menjadi jawaban karena dapat memfasilitasi kebutuhan akan aktivitas dan kegiatan yang beragam sehingga pengembangan fleksibilitas ruang dapat meningkatkan fungsionalitas dari bangunan itu sendiri. Penerapan konsep fleksibilitas menggunakan teori toekio yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas, dan versatilitas. Konsep ini diterapkan pada ruang serbaguna dan juga ruang pertemuan, ruang tersebut adalah Ruang Kerja Studio, Ruang Kuliah Umum, Ruang Pameran, dan Ruang Teater. Setiap ruang yang ada dapat menerapkan konsep dari fleksibilitas ruang itu sendiri, meskipun tidak semua ruang dapat menerapkan ketiga konsep tersebut. Metode desain pragmatisme melalu alternatif-alternatif yang dijabarkan, yang kemudian dievaluasi serta diidentifikasi agar dapat memilih alternatif terpilih yang mendukung konsep fleksibilitas ruang itu sendiri, dimana hal ini menjadi pertimbangan analisis untuk dapat disimpulkan pada sintesis konsep alternatif, yang menjadi dasar dalam merancang Bintaro Design District Center dengan konsep fleksibilitas ruang.

English Abstract

In late 2018, design practitioners in the Bintaro region, South Tangerang, embarked on an innovative initiative by organizing an event named the Bintaro Design District (BDD), serving as a platform primarily for architectural design enthusiasts. This annual event has been successfully held thrice in the years 2018, 2019, and 2022. With the establishment of the Bintaro Design District and its diverse array of activities, including open studios, design discussions, exhibitions, open architecture, installation art, and design/architecture seminars, Bintaro has evolved into a creative district, transforming from a mere residential area. As a result, the need arose for a centralized venue, referred to as the Bintaro Design District Center (BDD Center), to accommodate the various activities associated with the BDD event. The burgeoning trend of designing design centers is driven by the belief that such facilities can house a myriad of activities and events within a single building, thereby necessitating dedicated spaces for hosting diverse functions. The adoption of the spatial flexibility concept serves as a solution, facilitating the accommodation of diverse activities and events and ultimately enhancing the functionality of the building. This concept is realized through the application of Toekio's theory, encompassing expandability, convertibility, and versatility. The multipurpose and meeting spaces, namely the Studio Workspace, General Lecture Hall, Exhibition Hall, and Theater Room, are specifically targeted for the application of this flexibility concept, although not all spaces may embody all three aspects. The pragmatic design method involves exploring and evaluating various alternatives to identify the most suitable option supporting the concept of spatial flexibility. This analysis becomes a basis for synthesizing alternative concepts, guiding the design process of the Bintaro Design District Center with a focus on spatial flexibility.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052307
Uncontrolled Keywords: Bintaro Design District Center, Fleksibilitas Ruang, Pragmatisme
Subjects: 700 The Arts > 720 Architecture
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Unnamed user with username tunjungsari
Date Deposited: 09 Jan 2024 03:41
Last Modified: 09 Jan 2024 03:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206425
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
ADAM PANGESTU KUSMANA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (29MB)

Actions (login required)

View Item View Item