Strategi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kelapa Sebagai Komoditas Unggulan Berkelanjutan Di Kabupaten Halmahera Selatan

Kamarullah, Abdillah and Prof. Dr. Ir. Soemarno,, MS and Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan,, MS and Prof. Dr. Ir. Abdul Wahib Muhaimin,, MS (2023) Strategi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kelapa Sebagai Komoditas Unggulan Berkelanjutan Di Kabupaten Halmahera Selatan. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah; (1). Mendeskripsikan kondisi geografis wilayah Kecamatan Bacan Timur Selatan dan Kecamatan Bacan Timur Tengah Kabupaten Halmahera Selatan yang menjadi basis perkebunan kelapa, (2). Menganalisis peran pemerintah daerah terhadap strategi pengembangan modal penghidupan petani kelapa berkelanjutan dan tata kelola pembangunan pertanian berkelanjutan, (3). Menganalisis strategi pengembangan modal penghidupan petani kelapa dalam pengembangan agribisnis perkebunan kelapa berkelanjutan di Kabupaten Halmahera Selatan dan (4). Merumuskan strategi dan kebijakan pengembangan agribisnis perkebunan kelapa berkelanjutan di Kabupaten Halmahera Selatan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Halmahera Selatan Propinsi Maluku Utara. Adapun lokasi penelitian di 2 Kecamatan yakni Kecamatan Bacan Timur Selatan, Desa Wayaua, Tabajaya, Tabangame, Silang, Liaro, Pigaraja dan Desa Wayatim, dan Kecamatan Bacan Timur Tengah di Desa Bibinoi, Tawa, Songa, Tabapoma, Tutupa, Tomara dan Desa Wayakuba. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, dengan dasar bahwa di 2 Kecamatan tersebut sebagai termasuk perkebunan penghasil kelapa terbesar yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan. Metode penentuan sampling menggunakan purposive sampling dengan sampel penelitian berjumlah 92 orang responden petani, 13 orang pedagang desa, 3 orang pedagang kecamatan dan 1 orang pedagang besar. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh dengan cara menyebarkan koesioner ke para petani, pedagang desa, pedagang kecamatan dan pedagang besar Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah disesuaikan dengan tujuan penelitian, yang pertama menggunakan analisis deskriptif dan jenis pengukuran yang digunakan adalah dengan melihat gambaran umum geografis Kabupaten Halmahera Selatan. Tujuan penelitian yang kedua adalah dengan menggunakan analisis sustainable livelihood assets (SLA) dengan mengukur lima modal sumberdaya diantaranya; modal manusia, alam, keuangan, fidik dan modal sosial dan mengambarkan kedalam pentagon assets. Tujuan penelitian yang ketiga dengan menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS), denggan menggunakan software SmartPLS 3.0 dengan membuat model persamaan struktural yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh antar variabel, serta menggunakan metode perhitungan sobel test. Uji Sobel digunakan untuk menguji kekuatan dari pengaruh tidak langsung variabel independen ke variabel dependen melalui variabel mediasi. Pada tujuan penelitian kedua dan ketiga ini, jenis pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan skor 1-5. Tujuan penelitian keempat adalah; analisis SWOT (Strengths, Opportunities, Weaknesses, Threath), tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor internal, kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal untuk mengetahui peuang dan ancaman dalam pengembangan agribisnis perkebunan kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Kabupaten Halmahera Selatan masih luas areal perkebunan dan perlu untuk dikembangkan dari dari data yangxix diperolah luas areal perkebunan 105.509,77 Ha dan yang baru dimanfaatkan adalah 51.442,59 Ha atau 48,76% dan yang belum dimanfaatkan seluas 54.067,18 Ha atau 51,24%. Variabel strategi pengembangan modal penghidupan petani dengan menggunakan analisis Sustanable livelihood assets (SLA) menunjukkan bahwa persentase lima modal sumberdaya, modal Manausia 71,14%, modal alam 88,06%, modal keuangan 88,2%, modal fisik 87,42% dan modal sosial 88,37%, dalam pentagon asset terlihat bahwa modal yang paling dominan adalah modal sosial dengan interpretasi indek sangat baik. Variabel Hasil analisis menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS), denggan software SmartPLS 3.0 dengan tiga variabel, (1). Peran pemerintah (variabel X) dengan tiga indikator, pembimbingan masyarakat, pendampingan masyarakat dan pembangunan infrastruktur ekonomi, (2). Variabel tata kelola pembangunan pertanian berkelanjutan dengan indikator, factor lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya organisasi, pemasaran, entrepreneurship dan teknologi), (3). Strategi Pengembangan modal penghidupan petani kelapa dengan lima indikator, modal manusia, modal alam, modal keuangan, modal fisik dan modal sosial). Dari ketiga variabel tersebut hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS diperoleh bahwa variabel Peran Pemerintah (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Strategi pengembangan Modal penghidupan petani kelapa Berkelanjutan (Z) karena memiliki nilai p-value lebih kecil dari 0,05, kemudian variabel Peran Pemerintah (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tata Kelola Tata kelola pembangunan pertanian berkelanjutan (Y) karena memiliki nilai p-value lebih kecil dari 0,05. Sedangkan pada variabel Strategi pengembangan Modal penghidupan petani kelapa Berkelanjutan (Z) berpengaruh signifikan terhadap variabel Tata Kelola Tata kelola pembangunan pertanian berkelanjutan (Y) karena memiliki nilai p-value lebih besar dari 0,05. dan tidak ada pengaruh tidak langsung antara peran pemerintah terhadap tata kelola usaha tani yang dimediasi oleh strategi pengembangan Modal penghidupan petani kelapa berkelanjutan karena memiliki nilai p-value lebih besar dari 0,05. Hasi penelitian keempat dengan menggunakan SWOT, berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal, maka strategi yang digunakan adalah Strenght-Opprtunity (S-O) atau agresif pada posisi kuadran satu, diartikan sebagai situasi yang sangat baik atau menguntungkan. Keadaan sumberdaya manusia petani dan kondisi wilayah yang mendukung, serta peran dan kapasitas pemerintah memiliki kekuatan dan peluang untuk dapat meningkatkan produksi kelapa di Kabupaten Halmahera Selatan. Strategi agresif merupakan strategi mendukung petani dari pemerintah daerah (dan para stakeholder) agar terus memaksimalkan kekuatan serta meraih peluang yang ada untuk melakukan inovasi dan meningkatkan produksi kelapa kedepan. Dari hasil Matriks Analisis SWOT, model pengembangan agribisnis perkebunan kelapa di kabupaten Halmahera Selatan yang dapat dilaksanakan adalah: (1). Pengembangan kawasan tanaman kelapa; (2). Peningkatan penyediaan bibit kelapa unggul dari pemerintah; (3). Mengoptimalkan sumberdaya alam dengan baik sebagai kerjasama terhadap industri pemasaran; dan (4). Meningkatkan kerjasama antara petani, pemerintah dan pedagang pengumpul (tengkulak) sampai ke pedagang besar dalam mengatasi ketidakstabilan harga.

English Abstract

The objectives of this research are: (1) Describe the geographical conditions of the South East Bacan District, Middle East Bacan District, and South Halmahera Regency, which is the base of coconut plantations, (2). Analyze the role of local governments in sustainable coconut farmers' livelihood capital development strategies and sustainable agricultural development governance, (3). Analyze the strategy of developing the livelihood capital of coconut farmers in the development of sustainable coconut plantation agribusiness in South Halmahera Regency and (4). Formulate strategies and policies for the development of sustainable coconut plantation agribusiness in South Halmahera Regency. This research was conducted in South Halmahera Regency, North Maluku Province. The research locations are in 2 sub-districts, namely South East Bacan District, Wayaua Village, Tabajaya, Tabangame, Silang, Liaro, Pigaraja, and Wayatim Village, and Middle East Bacan District in Bibinoi, Tawa, Songa, Tabapoma, Tutupa, Tomara, and Wayakuba Villages. The determination of the location of the study was carried out purposefully on the basis that these 2 sub-districts include the largest coconut-producing plantations in South Halmahera Regency. Sampling determination method using purposive sampling With a research sample of 92 farmer respondents, 13 village traders, 3 subdistrict traders, and 1 wholesaler. The data used in this study are primary and secondary data. Primary data was obtained by distributing questionnaires to farmers, village traders, sub-district traders, and wholesalers. The research used was adjusted to the purpose of the study; the first was descriptive analysis, and the type of measurement used was to look at the geographical overview of South Halmahera Regency. The second research objective is to analyze sustainable livelihood assets (SLA) by measuring five resource capitals, including human capital, natural capital, financial capital, fiduciary capital, and social capital, and describing them as Pentagon Assets. The third research objective is to use Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS) analysis to overcome the hesitation to use SmartPLS 3.0 software by creating structural equation models that are used to explain the influence between variables as well as using the Sobel test calculation method. The Sobel Test is used to test the strength of the indirect influence of the independent variable on the dependent variable through the mediation variable. In the second and third research objectives, the type of measurement used was the Likert scale with a score of 1–5. The fourth research objective is an analysis of SWOT (Strengths, Opportunities, Weaknesses, Threats). The purpose of this study is to determine internal factors, strengths, and weaknesses, as well as external factors, to determine investors and threats to the development of coconut plantation agribusiness. The results showed that, South Halmahera Regency is still a large plantation area and needs to be developed from the data obtained plantation area 105,509.77 Ha and newly utilized are 51,442.59 Ha or 48.76% and untapped area of 54,067.18 Ha or 51.24%. Variable strategies for developing farmer livelihood capital using analysis Sustanable livelihood assets (SLA)xxi shows that the percentage of five resource capitals, Manausia capital 71.14%, natural capital 88.06%, financial capital 88.2%, physical capital 87.42% and social capital 88.37%, in pentagon assets it is seen that the most dominant capital is social capital with a very good index interpretation. Variable Result Analysis using analytics Structural Equation Modeling (SEM) Partial Least Square (PLS), with SmartPLS 3.0 software with three variables, (1). The role of government (variable X) with three indicators, community guidance, community assistance and economic infrastructure development, (2). Variables of governance of sustainable agricultural development with indicators, environmental, economic, social and organizational cultural factors, marketing, entrepreneurship and technology), (3). Livelihood capital development strategy of coconut farmers with five indicators, human capital, natural capital, financial capital, physical capital and social capital). Of the three variables, htest results with bootstrapping From the PLS analysis, it is obtained that the Government Role variable (X) has a positive and significant effect on the Sustainable Coconut Farmer (Z) Livelihood Capital development strategy because it has a p-value smaller than 0.05, then the Government Role variable (X) has a positive and significant effect on Governance Sustainable agricultural development governance (Y) because it has a p-value smaller than 0.05. Meanwhile, the variable of Sustainable Coconut Farmer Livelihood Capital Development Strategy (Z) has a significant effect on the variable of Governance of Sustainable Agricultural Development Governance (Y) because it has a p-value greater than 0.05. and there is no indirect influence between the government's role in farm governance mediated by the sustainable coconut farmer livelihood capital development strategy because it has a p-value greater than 0.05. The fourth study using SWOT, based on the analysis of internal and external factors, the strategy used was Strenght-Opprtunity (S-O) or aggressive in quadrant one position, interpreted as a very good or favorable situation. The state of farmers' human resources and supporting regional conditions, as well as the role and capacity of the government have the strength and opportunity to be able to increase coconut production in South Halmahera Regency. Aggressive strategy is a strategy of supporting farmers from local governments (and para Stakeholders) in order to continue to maximize strength and seize existing opportunities to innovate and increase coconut production in the future. From the results of the SWOT Analysis Matrix, the agribusiness development model for coconut plantations in South Halmahera district that can be implemented is: (1). Development of coconut plant areas; (2). Increased provision of superior coconut seeds from the government; (3). Optimizing natural resources well as cooperation with the marketing industry; and (4). Increase cooperation between farmers, government and collecting traders (middlemen) to wholesalers in overcoming price instability

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: 062304
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username chikyta
Date Deposited: 09 Jan 2024 03:04
Last Modified: 09 Jan 2024 03:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206387
[thumbnail of (DALAM MASA EMBARGO)] Text ((DALAM MASA EMBARGO))
Abdillah Kamarullah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item