Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir dan Non Pesisir Berdasarkan Variabel Pengeluaran Per Kapita (PPK) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Roswatiningrum, Winda and Prof. Dr. Ir Harsuko Riniwati, MP (2023) Analisis Kerentanan Wilayah Pesisir dan Non Pesisir Berdasarkan Variabel Pengeluaran Per Kapita (PPK) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Secara geografis Kabupaten Lumajang sangat rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dsb nya sebab keberadaan gunungapi Semeru, Gunung Lamongan, dan bentangan lautan wilayah lautan dari Barat ke Timur sepanjang 72 km. Wilayah ini terdiri atas 21 kecamatan, 195 desa dan 7 kelurahan. Jumlah penduduk Kabupaten Lumajang berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035 yaitu sebesar 1.045.115 jiwa pada tahun 2019. Laju pertumbuhan penduduk per tahun 2019-2020 adalah 0,25%. Pada saat terjadi bencana masyarakat menjadi objek utama yang terkena dampak, maka dari itu seharusnya masyarakat juga menjadi pemeran utama dalam upaya meminimalisir dampak tersebut. Perbaikan Aspek sosial dapat dilakukan dengan meningkatkan pengeluaran per kapita masyarakat di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis kerentanan aspek fisik dan sosial pengeuaran per kapita (PPK) pada wilayah pesisir dan non pesisir di Kabupaten Lumajang, serta menganalisis variabel kunci dalam peningkatan pengeluaran per kapita di Kabupaten Lumajang. Banyaknya potensi yang dimiliki di wilayah pesisir yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir, maka dibutuhkan pengelolaan yang baik dan benar. Sebuah pengelolaan Sumber Daya Alam yang baik maka dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia. Masyarakat pesisir di Indonesia masih memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang rendah. Hal tersebut diakibatkan dari masih terdapatnya kesenjangan pembangunan gender di wilayah Indonesia, khususnya di wilayah pesisir. Dilihat dari angka pengeluaran per kapita Kabupaten Lumajang dari Badan Pusat Statistika pada tahun 2017 yaitu 8.503, pada tahun 2018 yaitu 8.931, pada tahun 2019 yaitu 9.274, pada tahun 2020 yaitu 9.080 dan pada tahun 2021 yaitu 9.203. Angka tersebut akan berpengaruh terhadap nilai Indeks Pembangunan Manusia. Semakin tinggi pengeluaran per Kapita maka akan menyebabkan Indeks Pembangunan Manusia. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2023 di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Analisis kerentanan pada aspek fisik meliputi ketingian, kelerengan, jarak pantai, serta aliran sungai maupun aspek sosial yaitu Pengeluaran Per Kapita yang dilakukan dengan bantuan aplikasi ArcGis 10.8. Dalam analisis variabel PPK dilakukan dengan menggunakan aplikasi MICMAC. Data sekunder yang digunakan dalam analisis kerentanan diperoleh dari website Geospasial, BPS, dan website pemerintah Kabupaten Lumajang. Data primer diperoleh dengan empat cara yaitu observasi, wawancara, studi dokumen serta penyebaran angket kepada stakeholders terkait. Adapun stakeholders yang dituju yaitu perwakilan dari seluruh kecamatan yang ada di Kab. Lumajang, perwakilan dari Dinas Perikanan dan Perwakilan Nelayan dari setiap wilayah pesisir di Kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil analisis aspek fisik (ketinggian, kelerengan, jarak garis pantai, dan DAS) dengan menggunakan aplikasi ArcGis 10.8 didapat hasil wilayah yang paling rentan adalah wilayah pesisir yaitu pada Kecamatan Tempursari, Pasirian, Kunir, Tempeh, dan Yosowilangun. Pada analsis aspek sosial dengan variabel PKK didapat hasil tingkat kerentanan sedang dan rendah di kecamatan yang ada di wilayah pesisir dan non pesisir Kabupaten Lumajang. Tingkat pengeluaran per kapita (PPK) berpengaruh terhadap nilai Indeks Pembangunan Manusia. Dimana pada tahun 2021 yaitu 66.07. Nilai Indeks Pembangunan Manusia tersebut masih dikategorikan sedang karena nilainya <70. Maka perlunya dilakukan pemetaan dari aspek sosial sehingga wilayah yang tingkat kerentanan sosialnya tinggi dapat diminimalisir, agar tidak ada kesenjangan sosial. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis MICMAC,maka terdapat beberapa variabel yang berpengaruh besar terhadap peningkatan nilai pengeluaran per kapita (PPK). Diantaranya yaitu variabel jasa, variabel produk segar, variabel infrastruktur, variabel potensi sumber daya alam, variabel transportasi, variabel pemasaran lokal. Oleh karena itu variabel – variabel tersebut harus ditingkatkan sehingga nantinya tingkat pengeluaran per kapita (PPK) masyarakat meningkat dan berdampak pada nilai IPM Kabupaten Lumajang.

English Abstract

Geographically, Lumajang Regency is very vulnerable to natural disasters such as earthquakes, tsunamis, floods, etc. because of the existence of the Semeru volcano, Mount Lamongan, and the expanse of the sea area from West to East along 72 km. This region consists of 21 sub-districts, 195 villages and 7 sub-districts. The population of Lumajang Regency based on the 2010-2035 Indonesian Population Projection is 1,045,115 people in 2019. The population growth rate for 2019-2020 is 0.25%. When a disaster occurs, the community is the main object affected, therefore the community should also be the main actor in efforts to minimize the impact. Improving the social aspect can be done by increasing the per capita expenditure of the people in Lumajang Regency. This research was conducted with the aim of analyzing the vulnerability of the physical and social aspects of per capita expenditure (PPK) in coastal and non-coastal areas in Lumajang Regency, as well as analyzing key variables in increasing per capita expenditure in Lumajang Regency. The large amount of potential that is owned in coastal areas that can affect the level of welfare of coastal communities, it requires good and correct management. A good management of Natural Resources is then influenced by the quality of Human Resources. Coastal communities in Indonesia still have low quality human resources. This is caused by the presence of gender development gaps in Indonesian territory, especially in coastal areas. Judging from the expenditure figures per capita of Lumajang Regency from the Central Bureau of Statistics in 2017, namely 8,503, in 2018, namely 8,931, in 2019, namely 9,274, in 2020, namely 9,080 and in 2021, namely 9,203. This figure will affect the value of the Human Development Index. The higher the expenditure per capita, the higher the Human Development Index will be. The research was conducted in February 2023 in Lumajang Regency, East Java. Vulnerability analysis on the physical aspect includes height, slope, distance to coast, and river flow as well as social aspects, namely Per Capita Expenditure which was carried out with the help of the ArcGis 10.8 application. The KDP variable analysis was carried out using the MICMAC application. Secondary data used in the vulnerability analysis was obtained from the Geospatial website, BPS, and the Lumajang Regency government website. Primary data was obtained in four ways, namely observation, interviews, document study and distributing questionnaires to relevant stakeholders. The intended stakeholders are representatives from all sub-districts in Kab. Lumajang, representative from the Department of Fisheries. Based on the results of the analysis of physical aspects (altitude, slope, distance to the coastline, and watershed) using the ArcGis 10.8 application, the most vulnerable areas are the coastal areas, namely Tempursari, Pasirian, Kunir, Tempeh, and Yosowilangun Districts. In the analysis of social aspects with the PKK variable, the results show that the level of vulnerability is medium and low in sub-districts in the coastal and non-coastal areas of Lumajang Regency. The level of spending per capita (PPK) affects the value of the Human Development Index. Where in 2021 it will be 66.07. The value of the Human Development Index is still categorized as moderate because the value is <70. So it is necessary to do a mapping from the social aspect so that areas with a high level of social vulnerability can be minimized, so that there are no social inequalities. Based on the results of research that has been carried out using MICMAC analysis, there are several variables that have a major influence on increasing the value of expenditure per capita (PPK). Among them are service variables, fresh product variables, infrastructure variables, natural resource potential variables, transportation variables, local marketing variables. Therefore these variables must be increased so that later the level of per capita expenditure (PPK) of the community will increase and have an impact on the HDI value of Lumajang Regency.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080747
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 11 Jan 2024 04:21
Last Modified: 11 Jan 2024 04:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206128
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Winda Roswatiningrum.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (8MB)

Actions (login required)

View Item View Item