Analisis Karakteristik Jenis Sampah Laut pada Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Selat Sempu, Kabupaten Malang

Pangestu, Wanda Suryani and Andik Isdianto,, ST, MT and Ade Yamindago,, S.Kel, MP, M.Sc, Ph.D (2023) Analisis Karakteristik Jenis Sampah Laut pada Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Selat Sempu, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang penting, Terumbu karang merupakan kerangka kapur kalsium karbonat (CaCO3) yang dihasilkan oleh aktivitas simbiosis hewan karang filum Cnidaria dengan zooxanthellae namun keberadaannya mulai terancam. Beberapa faktor dapat menjadi ancaman bagi terumbu karang, salah satunya sampah laut. Sampah Laut secara umum dapat didefinisikan sebagai material padat yang masuk ke laut dengan cara dibuang atau masuk dari daratan melalui sungai. Penelitian marine debris pada terumbu karang di Perairan Selat Sempu belum pernah dilakukan, namun pada lokasi tersebut memiliki kegiatan antropogenik yang tinggi seperti bongkar muat pelabuhan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi jenis sampah yang banyak ditemukan pada terumbu karang di Perairan Pulau Sempu. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2023 dengan satu kali pengambilan data. Penelitian ini menggunakan data pimer dan sekunder, dengan data primer meliputi data sampah laut, data terumbu karang dan parameter perairan, sedangkan data sekunder yaitu data parameter perairan. Penentuan titik stasiun menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampah menggunakan metode Belt Transect berukuran 100 x 5 m yang berpedoman pada Reefcheck dan KLHK 2020. Data tutupan terumbu karang diambil dengan metode Underwater Photo Transect yang menggunakan kameran dan kuadran transek 1x1 m. Sampah laut yang ditemukan menunjukkan terdapat 20 jenis sampah laut dengan komposisi jenis paling tinggi yaitu ranting (48.65%), komposisi berdasarkan berat tertinggi yaitu kain sebesar 317.03 g (84.65%), serta nilai kepadatan tertinggi yaitu 0.116 item/m2. Ditemukan 2 jenis sampah yaitu organik dengan total 91 item yang terdiri dari daun, ranting, kayu batok kelapa, sabut kelapa, sampah organik paling banyak ditemukan di Coral millepora dengan total 12 item. Sampah anorganik ditemukan dengan total 104 item yang terdiri dari plastik, tekstil, kaca, logam, karet, dan sampah lainya (payung, terpal, dan pipa), sampah anorganik paling banyak ditemukan di Coral millepora dengan total 17 item. Sampah laut yang ditemukan memiliki dampak terhadap terumbu karang berupa patahan karang jenis bercabang di stasiun Jetty, potensi penyakit karang di stasiun Waru-Waru, terhalangnya sinar matahari yang berpengaruh kepada pertumbuhan terumbu karang di stasiun Rumah Apung. Selain itu, sampah yang ditemukan berada di sekitar terumbu karang sehingga tidak berdampak pada terumbu karang seperti yang ditemukan di stasiun Watu Meja dan Banyu Tawar.

English Abstract

Coral reefs are one of the important ecosystems, coral reefs are calcium carbonate (CaCO3) limestone skeletons produced by the symbiotic activities of coral animals of the phylum Cnidaria with zooxanthellae but their existence is starting to be threatened. Several factors can pose a threat to coral reefs, one of which is marine debris. Marine debris can generally be defined as solid materials that enter the sea by dumping or entering from land through rivers. Marine debris research on coral reefs in Sempu Strait Waters has never been done, but the location has high anthropogenic activities such as port loading and unloading. The purpose of this study was to identify the types of debris that are commonly found on coral reefs in Sempu Island Waters. This research was conducted in April 2023 with one data collection. This study uses primary and secondary data, with primary data including marine debris data, coral reef data and water parameters, while secondary data are water parameter data. Determination of station points using purposive sampling method. Garbage collection uses the Belt Transect method measuring 100 x 5 m which is guided by Reefcheck and KLHK 2020. Coral reef cover data was taken with the Underwater Photo Transect method using a camera and 1x1 m transect quadrant. The marine debris found showed that there were 20 types of marine debris with the highest species composition of twigs (48.65%), the composition based on the highest weight of cloth of 317.03 g (84.65%), and the highest density value of 0.116 items/m2. Two types of waste were found, namely organic with a total of 91 items consisting of leaves, twigs, coconut shell wood, coconut fiber, the most organic waste found in Coral millepora with a total of 12 items. Inorganic waste was found with a total of 104 items consisting of plastic, textiles, glass, metal, rubber, and other waste (umbrellas, tarpaulins, and pipes), the most inorganic waste was found in Coral millepora with a total of 17 items. Marine debris found has an impact on coral reefs in the form of branching type coral breaks at the Jetty station, potential coral disease at the Waru-Waru station, blockage of sunlight which affects the growth of coral reefs at the Floating House station. In addition, the debris found was in the vicinity of coral reefs so that it did not have an impact on coral reefs such as those found at Watu Meja and Banyu Tawar stations.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080745
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 11 Jan 2024 04:20
Last Modified: 11 Jan 2024 04:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/206123
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Wanda Suryani Pangestu.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item