Sistem Kelembagaan Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat melalui Pendekatan Sosial di Kabupaten Malang (Studi Kasus : Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo)

Vidianti, Rizky Amanda (2017) Sistem Kelembagaan Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat melalui Pendekatan Sosial di Kabupaten Malang (Studi Kasus : Desa Wringinanom, Kecamatan Poncokusumo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Air bersih merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, sehingga ketersediaan air bersih sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Di Indonesia, Pengembangan sistem penyediaan air menjadi salah satu tanggung jawab Pemerintah dalam menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi kebutuhan pokok minimal sehari hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Desa Wringinanom merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang yang tidak teraliri oleh jaringan PDAM. masyarakat Desa Wringinanom mendapatkan air bersih melalui penyediaan air bersih berbasis masyarakat yaitu HIPPAM dan PAMSIMAS. Pada sistem penyediaan air yang dikelola oleh masyarakat, sehingga salah satu mempengaruhi dari keberlanjutan suatu kegiatan ialah partisipasi masyarakat. Tujuan Penelitian ialah Meningkatkan kondisi penyediaan air bersih dengan pendekatan sosial masyarakat . Pada penelitian ini dilakukan proses evaluasi pada tahap kegiatan penyediaan air bersih dari tahap perencanaan hingga tahap pemeliharaan. Evaluasi dilakukan berdasarkan teori atau standar dalam penyediaan air bersih berbasis masyarakat dengan menggunakan skala guttman untuk menilai kegiatan. Untuk mengetahui struktur sosial masyarakat, digunakan Social Network Analysis (SNA) dengan pendekatan analisis tingkat partisipasi, densitas dan sentralitas. Input yang digunakan ialah keikutsertaan masyarakat HIPPAM dan PAMSIMAS dalam 6 kelembagaan yang terdapat di Desa Wringinanom yaitu Pengajian, PKK, Koperasi, Karang Taruna, BPD, dan Kelompok Tani. Hasil dari analisis sentralitas ialah tokoh tokoh sentral atau yang memiliki kedekatan sosial terhadap masyarakat. Untuk mengetahui pola permukiman masyarakat, dilakukan analisis Average Nearest Neighbor Analysis . Pada analisis ini diperoleh hasil pola permukiman serta tokoh tokoh yang secara fisik memiliki kedekatan jarak dengan tokoh sentral. Hasil dari Ketiga analisis tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Skema AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Intergration, Latency) untuk memperoleh arahan penyediaan air bersih . Pada evaluasi kegiatan PAMSIMAS dan HIPPAM, evaluasi dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan. Pada PAMSIMAS, tahap perencanaan dan pelaksanaan termasuk pada kategori terpenuhi namun pada tahap pemeliharaan terdapat faktor yang tidak terpenuhi yaitu partisipasi masyarakat dan lingkungan. Pada HIPPAM tahap perencanaan dan pelaksanaan termasuk pada kategori terpenuhi namun terdapat aspek yang tidak terpenuhi dalam pemeliharaan penyediaan air agar ialah pada faktor partisipasi masyarakat, aspek teknis, dan kondisi lingkungan. Berdasarkan Social Network Analysis, Nilai tingkat partisipasi masyarakat pengguna HIPPAM dan PAMSIMAS termasuk pada kategori rendah, masyarakat cenderung hanya mengikuti 1-2 kelembagaan yang terdapat di Desa Wringinanom. Pada Analisis Densitas, Nilai Densitas masyarakat pengguna HIPPAM dan PAMSIMAS memiliki nilai kedekatan sosial pada kisaran 0,24-0,34 sehingga dapat diartikan hanya 24-34% masyarakat yang mengikuti kelembagaan yang sama. Pada Analisis Sentralitas dan average nearest neighbor analysis, diperoleh nama tokoh tokoh sentral yang dapat membantu penyampaian informasi atau mengajak masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi. Tokoh tokoh tersebut ialah S-10, S-2, S-83, S-54, S-8, S-4, S-5, S-103 (HIPPAM Dusun Simpar), K-8, K,89, K-21, K-67, K-34, K-37, K-75, K-76 (HIPPAM Dusun Kunci), B51, B-25, B-6, B-47, B-52, B-54, B-56 (HIPPAM Dusun Besuki), dan P-38,P-54, P-61,P-39, P-9, P-41, P-36, P-45 (PAMSIMAS). Berdasarkan hasil hasil analisis tersebut kemudian dengan Skema AGIL (adaptation, Goal atteintaiment, Integration, Latency) beberapa arahan yang disusun untuk PAMSIMAS ialah Sosialisasi terkait pentingnya menjaga sumber air, melibatkan tokoh yang memiliki kedekatan sosial terhadap masyarakat sebagai pihak penyebar informasi dan mengajak masyarakat untuk lebih terlibat dalam pertemuan. Beberapa Arahan yang disusun untuk HIPPAM ialah Kegiatan perbaikan sarana prasarana air bersih yang rusak/bermasalah, Melakukan operasi dan pemeliharaan secara rutin dan memastikan seluruh sarana selalu berfungsi dengan baik, Sosialisasi terkait perawatan sarana dan prasana air besih oleh teknisi kepada masyarakat dengan didampingi oleh tokoh – tokoh yang memiliki nilai hubungan sosial yang tinggi yang diperoleh melalui social network analysis dan average nearest neighbor, dan Disusun pertemuan rutin untuk dengan memanfaatkan kegiatan atau forum sosial masyarakat sebagai contoh melalui pengajian.

English Abstract

Clean water has an important part of human life, the availability of clean water is very influential for human life. In Indonesia, the development of water supply system is one of the responsibility of the local government. They play a role in ensuring the right of every person in getting drinking water for basic daily needs to fulfill healthy and productive life in accordance of the laws and regulations. Wringinanom Village is one of the villages located in District Poncokusumo Malang Regency which is not served by PDAM (Regional Drinking Water Company). Wringinanom Village communities get clean water through community-based water supply, namely HIPPAM and PAMSIMAS. In the water supply system managed by the community, so the community participation could influence the sustainability. The purpose of this research is to improve the condition of water supply by social approach of the community. In this research, the evaluation process began from the planning stage to the maintenance phase of water supply activities. Evaluation is based on theory or standard in community based water supply and then scored by using guttman scale to assess activity. For knowing the social structure of HIPPAM and PAMSIMAS’s society, the researcher used Social Network Analysis (SNA) with approach of rate of participation, density and centrality. The inputs that used is the participation of HIPPAM and PAMSIMAS’s respondents in 6 organizations in Wringinanom Village, they are Family Empowerment and Welfare (PKK), Village Consultative Body (BPD), Agricultural group, Youth organization, and Religious group. The result of the analysis of centrality is a central figure or who has social closeness to the community. To know the pattern of community settlements, conducted Analysis of Average Nearest Neighbor Analysis. In this analysis obtained the results of settlement patterns as well as figures who physically have close proximity to the central figure. The results of the three analyzes were then analyzed using the AGIL Scheme (Adaptation, Goal Attainment, Intergration, Latency) to obtain clean water supply directions. In the evaluation of PAMSIMAS and HIPPAM activities, evaluation is carried out at the planning, implementation and maintenance stages. At PAMSIMAS, the planning and implementation phases are included in the fulfilled category but the maintenance stage included in unfulfilled category. It caused by community participation and the environment. In HIPPAM the planning and implementation phases included at the fulfilled category but for maintenance stage included in unfulfilled category. It caused by the factors of community participation, technical aspects, and environmental conditions. Based on Social Network Analysis, the value of community participation level of HIPPAM and PAMSIMAS users are included in the low category, the community tends to follow only 1-2 institutions in Wringinanom Village. In Density Analysis, the Density Value of HIPPAM and PAMSIMAS users value is about 0.24-0.34. In the Centrality Analysis and the average nearest neighbor analysis, the name of a central figure can be obtained which can help the delivery of information or invite the community to participate more actively. Leaders of the figures are S-10, S-2, S-83, S-54, S-8, S-4, S-5, S-103 (HIPPAM Simpar Hamlet), K-8, K, 89, K K-34, K-75, K-34, K-37, K-75, K-76 (HIPPAM Kunci Hamlet), B51, B-25, B-6, B-47, B-52, B-54, B-56 (HIPPAM Besuki Hamlet), and P-38, P-54, P-61, P-39, P-9, P-41, P-36, P-45 (PAMSIMAS). Based on the results of the analysis then with the AGIL Scheme (adaptation, Goal attainment, Integration, Latency) some directives that are structured for PAMSIMAS is Socialization related to the importance of maintaining water resources, involving figures who have social closeness to the community as the disseminator of information and invite the community to more Involved in the meeting. Some Directives prepared for HIPPAM are Improvement activities of clean water facilities damaged / problematic, Conducting operations and maintenance on a regular basis and ensuring all facilities are always functioning well, Socialization related to maintenance facilities and water facilitation by technicians to the community accompanied by figures who has high social relations values obtained through social network analysis and average nearest neighbor, and arranged regular meetings to utilize community social activities or forums for example through religious Group/Recitation.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	SKR/FT/2017/422/051705024
Subjects:	300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.6 Public utilities and related services > 363.61 Water supply
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User:	Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited:	04 Sep 2017 09:18
Last Modified:	14 Nov 2024 02:29
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2060

Text RIZKY AMANDA VIDIANTI.pdf Download (24MB)

Actions (login required)

View Item