Analisis Rantai Pasok Pada Komoditi Rajungan (Portunus pelagicus) Di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan

Harahap, Salman Alfarisi and Candra Adi Intyas, S.Pi, MP (2023) Analisis Rantai Pasok Pada Komoditi Rajungan (Portunus pelagicus) Di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Potensi wilayah penangkapan ikan di laut di Kabupaten Pasuruan seluas 112,5 mil laut persegi. Kabupaten Pasuruan pada tahun 2021 berada di urutan ke-4 dengan volume produksi sebesar 817.500 kg dengan nilai produksi Rp.56.716.565.300. Urutan pertama diduduki oleh kabupaten Bangkalan, Kabupaten pada urutan ke-2 diduduki Kabupaten Probolinggo, Urutan ke-3 diduduki oleh Kabupaten Lamongan. Tujuan dari penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis kondisi rantai pasok dari komoditi rajungan di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan dan Untuk menggambarkan efisiensi rantai pasok dari komoditi rajungan di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Proses pengambilan data dilaksanakan di Desa Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan yang dimulai pada tanggal 07 Juni – 07 Juli 2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian skripsi ini menggunakan teknik pengambilan data berupa Non-probability sampling yang menggunakan teknik pengambilan secara purposive sampling dan dilanjutkan dengan teknik pengambilan secara snowball sampling. Kondisi rantai pasok komoditi rajungan Desa Tambak Lekok Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan secara umum sudah masuk kedalam kondisi rantai pasok yang panjang karena sasaran pasar merupakan pasar domestik dengam penjualan secara online. Struktur rantai pasok terdiri dari nelayan rajungan, pengolah rajungan setengah jadi, pedagang perantara, perusahaan atau mini plant, pedagang akhir, market place dan Konsumen Akhir. Efisiensi rantai pasok rajungan setengah jadi memiliki 2 saluran, dinilai dari margin pemasaran saluran dua lebih efisien dari saluran satu (Rp.30.000 > Rp.25.000), fisherman’s share saluran dua lebih efisien dari saluran satu (62,50% < 66,67%) dan analisi rasio terhadap biaya nelayan di kedua saluran memperoleh hasil yang sama yaitu 8,88. Efisiensi rantai pasok rajungan olahan memiliki 2 saluran, dinilai dari margin pemasaran saluran satu lebih efisien dari saluran dau (Rp.250.000 < Rp.262.000), fisherman’s share saluran satu lebih efisien dari saluran dua (16,67% < 16,03%) dan analisi rasio terhadap biaya nelayan rajungan di kedua saluran memperoleh hasil yang sama yaitu 8,88. Disarankan nelayan juragan rajungan Desa Tambak Lekok untuk melakukan pemasaran rajungan segar lebih luas lagi, tidak hanya menjual rajungan segar kepada pengepul pertama, dengan cara mencari informasi mengenai pasar rajungan segar dan pengepul rajungan segar. Setelah menganalisis efisiensi rantai pasok rajungan setengah jadi dan rajungan olahan terdapat beberapa pelaku rantai pasok yang memperoleh nilai rasio keuntungan terhadap biaya dibawah nilai 1, disarankan kepada pengolah rajungan setengah jadi, pedagang perantara dan perusahaan atau mini plant untuk mengurangi biaya atau bisa menaikkan harga jual. Bedasarkan dari hubungan kemitraan yang dijalin perusahaan atau mini plant, disarankan menjalin hubungan kerjasama atau kemitraan dengan perusahaan ekportir dalam negeri atau perusahaan importir dari luar negeri guna meningkatkan produksi dan pendapatan. Disarankan kepada Pemerintah untuk lebih memperhatikan komoditi rajungan di Desa Tambak Lekok, dengan melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada nelayan rajungan terkait penangkapan dan pelestarian rajungan di lautan agar risiko dari ketersediaan rajungan dapat diatasi. Saran untuk akademisi, lebih sering melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapang atau kegiatan penelitian guna untuk mengkaji permasalahan yang ada di Desa Tambak Lekok dan sekitarnya.

English Abstract

The potential sea fishing area in Pasuruan Regency is 112.5 square nautical miles. Pasuruan Regency in 2021 is in 4th place with a production volume of 817,500 kg with a production value of IDR 56,716,565,300. The first place is occupied by Bangkalan Regency, the second place is occupied by Probolinggo Regency, the third place is occupied by Lamongan Regency.. The purpose of this study is to identify and analyze the supply chain conditions of the crab commodity in Tambak Lekok Village, Lekok District, Pasuruan Regency and to describe the supply chain efficiency of the crab commodity in Tambak Lekok Village, Lekok District, Pasuruan Regency.. The data collection process was carried out in Tambak Lekok Village, Lekok District, Pasuruan Regency which began on June 07 - July 07, 2023. The type of research used is descriptive research that uses two types of data, namely primary data and secondary data. This thesis research uses data collection techniques in the form of Non-probability sampling which uses purposive sampling techniques and continues with snowball sampling techniques. The condition of the supply chain of the crab commodity in Tambak Lekok Village, Lekok District, Pasuruan Regency, in general, has entered into a long supply chain condition because the target market is the domestic market with online sales. The supply chain structure consists of crab fishermen, semi-finished crab processors, intermediary traders, companies or mini plants, final traders, market places and final consumers. The efficiency of the semi-finished crab supply chain has 2 channels, assessed from the marketing margin of channel two is more efficient than channel one (Rp.30,000 > Rp.25,000), fisherman's share of channel two is more efficient than channel one (62.50% < 66.67%) and the ratio analysis of fishermen's costs in both channels obtained the same result of 8.88. The efficiency of the processed crab supply chain has 2 channels, assessed from the marketing margin of channel one is more efficient than channel two (Rp.250,000 < Rp.262,000), fisherman's share of channel one is more efficient than channel two (16.67% < 16.03%) and the ratio analysis of the cost of crab fishermen in both channels obtained the same result of 8.88. It is recommended that fishermen juragan rajungan Tambak Lekok Village to do marketing fresh crab more broadly, not only sell fresh crab to the first collector, by seeking information about the fresh crab market and fresh crab collectors. After analyzing the efficiency of the semi-finished crab supply chain and processed crab there are several supply chain actors who obtain a profit to cost ratio value below the value of 1, it is recommended to semi-finished crab processors, intermediary traders and companies or mini plants to reduce costs or be able to increase selling prices. Based on the partnership relationship established by the company or mini plant, it is recommended to establish a cooperative relationship or partnership with domestic exporting companies or importing companies from abroad in order to increase production and income. Suggested to the Government to pay more attention to the commodity of crab in Tambak Lekok Village, by conducting counseling and guidance to crab fishermen related to the capture and preservation of crab in the ocean so that the risk of crab availability can be overcome. Suggestions for academics, more often carry out Field Work Practices or research activities in order to examine the problems that exist in Tambak Lekok Village and its surroundings.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080678
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 04 Jan 2024 08:01
Last Modified: 04 Jan 2024 08:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205831
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Salman Alfarisi Harahap.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item