Hariadna, Rizwan and Dr.Ir. Mohammad Fadjar,, M.Sc and Muhammad Fuadi,, S.Pi, M.Si. (2023) Aktivitas Enzim Lisozim pada Benur Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Diuji Tantang Vibrio parahaemolyticus dengan Pemberian Dosis Protein Rekombinan Pir-A yang Berbeda. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Udang vaname (Litopenaeus vanamei) merupakan salah satu komoditas yang telah banyak dibudidayakan di Indonesia dan menjadi komoditas unggulan yang banyak diekspor di Indonesia. Udang vaname (L. vannamei) marak dibudidayakan karena harga jual yang relatif tinggi dan mampu bersaing dengan komoditas budidaya perikanan lainnya. Sistem budidaya udang vaname (L. vannamei) mengalami perkembangan yang sangat pesat di seluruh dunia. Peningkatan produksi udang ini disertai dengan penerapan sistem intensif dan peningkatan skala budidaya. Vibrio parahaemolyticus merupakan bakteri penyebab penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) pada udang. Vibriosis pada udang selain disebabkan karena peningkatan jumlah bakteri Vibrio di perairan budidaya yaitu disebabkan karena terjadinya fluktuasi pH, fluktuasi suhu, tingkat oksigen terlarut yang rendah, salinitas lebih dari 50 ppt, kadar amonia tinggi, dan bahan-bahan organik lain yang dapat menyebabkan stress dan memudahkan udang terserang penyakit. Informasi mengenai respons imun dibutuhkan untuk mengetahui status kesehatan udang vaname yang terinfeksi AHPND. Respons imun udang vaname dapat dilihat dari beberapa parameter seperti jumlah hemosit, aktivitas fagositik, dan diferensial hemosit. Informasi yang didapat dari pengamatan parameter tersebut dapat memberikan gambaran kondisi stres yang dialami oleh udang vaname, sehingga dalam hal ini salah satu enzim yang berperan dalam sistem imunitas yaitu lisozim yang termasuk ke dalam kelas enzim yang melisiskan dinding sel berbagai bakteri Gram positif dengan memisahkan hubungan β-(1-4) antara N asam-asetilmuramat dan N-asetilglukosamin dari peptidoglikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan respons imunitas pada udang vaname adalah teknologi protein rekombinan. Hasil penelitian diperoleh bahwa survival rate tertinggi dengan nilai 69% terdapat pada perlakuan G dengan dosis protein rekombinan 30 mg/L dan lama waktu perendaman 60 menit, dan hasil survival rate terendah dengan nilai 58% terdapat pada perlakuan C dengan dosis Pir-A 15 mg/L dan lama waktu perendaman 30 menit. Hasil aktivitas lisozim terendah dengan nilai 64 mL-1 terdapat pada perlakuan G dengan dosis protein rekombinan 30 mg/L dan waktu perendaman selama 60 menit, dan aktivitas lisozim tertinggi dengan nilai 83,34 mL-1 terdapat pada perlakuan C dengan dosis protein rekombinan 15 mg/L dan lama waktu perendaman 30 menit.
English Abstract
Vaname shrimp (Litopenaeus vanamei) is one of the commodities that has been widely cultivated in Indonesia and has become a leading widely exported commodity in Indonesia. Vaname shrimp (L. vannamei) is cultivated due to its relatively high selling price and able to compete with other aquaculture commodities. The farming system of vaname shrimp (L. vannamei) is experiencing rapid development throughout the world. This increase in shrimp production is accompanied by the implementation of intensive systems and an increase in the scale of cultivation. Vibrio parahaemolyticus is the bacterium that causes Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) in shrimp. Vibriosis in shrimp is not only caused by an increase the number of Vibrio bacteria in the waters, which is caused by pH fluctuations, temperature fluctuations, low dissolved oxygen, more than 50 ppt of salinity, high ammonia levels, and other organic materials that can cause stress and facilitate shrimp disease. Information about the immune response, it is necessary to determine the health status of vaname shrimp infected with AHPND. The immune sponge of vaname shrimp can be seen from several parameters such as the number of hemocytes, phagocytic activity, and hemocyte differential. Information obtained from observing these parameters can provide an overview of the stress conditions experienced by vaname shrimp, so that in this case one of the enzymes that play a role in the immune system is lysozyme which belongs to the class of enzymes that lyse the cell walls of various Gram positive bacteria by separating the β-(1-4) relationship between N-acetylscienceramic acid and N-acetylglucosamine from peptidoglycan. One of the efforts to improve the immune response in vaname shrimp is recombinant protein technology. The results showed that the highest survival rate with a value of 69% was found in treatment G with a recombinant protein dose of 30 mg / L and a soaking time of 60 minutes, and the lowest survival rate result with a value of 58% was found in treatment C with a dose of Pir-A 15 mg/L and a soaking time of 30 minutes. The lowest lysozyme activity results with a value of 64 mL-1 were found in treatment G with a recombinant protein dose of 30 mg/L and soaking time for 60 minutes, and the highest lysozyme activity with a value of 83.34 mL-1 was found in treatment C with a recombinant protein dose of 15 mg/L and a soaking time of 30 minutes.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080666 |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 03 Jan 2024 06:57 |
Last Modified: | 03 Jan 2024 06:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205807 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rizwan Hariadna.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (11MB) |
Actions (login required)
View Item |