Analisis Hubungan Perubahan Garis Pantai Terhadap Habitat Pendaratan Penyu di Pantai Kili-kili, Trenggalek

Permana, Rizaldy Agung and Ir. Bambang Semedi,, M.Sc., Ph.D and Seftiawan Samsu Rijal,, S.Si., M.Sc (2023) Analisis Hubungan Perubahan Garis Pantai Terhadap Habitat Pendaratan Penyu di Pantai Kili-kili, Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyu adalah fauna yang dilindungi karena populasinya yang terancam punah. Ada 6 jenis penyu di Indonesia, dan semuanya dikategorikan sebagai spesies terancam punah dalam IUCN Red List. Siklus hidup penyu kompleks dan meliputi beberapa habitat, dengan penyu betina kembali ke darat untuk bertelur secara periodik. Konservasi penyu sangat penting dilakukan, dan Kawasan Konservasi Penyu di Kili-kili di Trenggalek merupakan tempat bertelur dan penangkaran penyu. Namun, ancaman terhadap habitat penyu seperti perubahan garis pantai perlu diperhatikan dan teknologi penginderaan jauh dapat membantu memantau perubahan garis pantai. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan garis pantai di Pantai Kili-kili Kabupaten Trenggalek dari tahun 2012-2021 dengan metode DSAS dan pengaruhnya terhadap habitat penyu dengan meninjau faktor bio-fisik pantai. Penelitian dilakukan pada November 2022 dengan metode observasi dan survei pada tanggal 17 Desember 2022. Data yang dikumpulkan mencakup citra satelit, vegetasi pantai, kemiringan pantai, daratan penyu, dan sampel sedimen untuk menghasilkan peta perubahan garis pantai. Analisis data meliputi analisis deskriptif komparatif dan korelasi data untuk melihat hubungan antara perubahan garis pantai dan habitat penyu. Hasil penelitian akan dideskripsikan dalam tabel dan peta. Metode analisis perubahan garis pantai di Pantai Kili-kili menggunakan DSAS dengan rentang waktu 10 tahun, yaitu dari tahun 2012 hingga 2021. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun dengan metode purposive sampling. Semua pantai di Pantai Kili-kili mengalami penambahan material atau akresi sebesar 84.94%, disebabkan oleh muara Sungai Panggul. Hal ini terlihat dari perubahan garis pantai di stasiun yang berdekatan dengan muara sungai menunjukkan dampak terbesar. Penambahan material dapat berdampak pada habitat penyu, seperti peningkatan lebar pantai yang dapat membuat daerah tidak lagi cocok sebagai tempat bertelur. Kisaran parameter habitat peneluran penyu pada ketiga stasiun penelitian berada pada kisaran yang baik dan memadai untuk menjadi habitat peneluran penyu yang optimal. Tidak ditemukan faktor penghambat yang mengakibatkan penyu enggan untuk melakukan peneluran pada ketiga stasiun tersebut. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pantai Kili-kili sebagai habitat peneluran penyu mengalami akresi dan berdampak pada kriteria habitat peneluran penyu. Dapat diketahui pula pada uji regresi, hubungan antara luas perubahan garis pantai dan jumlah temuan ekor penyu memiliki korelasi yang sangat lemah (Multiple R / R = 0,140483593). Hanya sekitar 1,97% variasi dalam jumlah temuan ekor penyu yang dapat dijelaskan oleh perubahan garis pantai (R Square / R2 = 0,01973564). Oleh karena itu, kontribusi perubahan garis pantai terhadap habitat pendaratan penyu sangat minimal. Meskipun demikian, ketiga stasiun penelitian masih layak dan cocok untuk menjadi habitat peneluran penyu.

English Abstract

Turtles are endangered and protected animals due to their dwindling populations. There are 6 species of turtles in Indonesia, all of which are categorized as endangered species on the IUCN Red List. The turtle life cycle is complex and includes multiple habitats, with female turtles returning to land periodically to lay eggs. Turtle conservation is crucial, and the Kili-kili Turtle Conservation Area in Trenggalek is a place for turtle nesting and breeding. However, threats to turtle habitats, such as coastline changes, need to be addressed, and remote sensing technology can help monitor coastal area changes. Therefore, the aim of this research is to analyze coastline changes on Kili-kili Beach in Trenggalek Regency from 2012-2021 using the DSAS method and its impact on turtle habitats by reviewing bio-physical factors of the beach. The research was conducted in November 2022 through observation and surveys on December 17, 2022. The collected data includes satellite imagery, beach vegetation, beach slope, turtle nesting grounds, and sediment samples to produce a map of coastline changes. Data analysis includes comparative descriptive analysis and correlation analysis to examine the relationship between coastline changes and turtle habitats. The research results will be described in tables and graphs. The coastline change analysis method on Kili-kili Beach uses the DSAS method with a 10-year time range from 2012 to 2021. The research location is divided into 3 stations using purposive sampling. All beaches in Kili-kili experienced a material addition or accretion of 84.94% due to the estuary of Panggul River. This can be observed from the shoreline changes at stations near the river mouth, which show the greatest impact. The material addition can have an impact on turtle habitats, such as increasing the width of the beach, which may render the area unsuitable for nesting. The range of nesting habitat parameters at the three research stations falls within a good and adequate range for optimal turtle nesting habitat. No inhibiting factors were found that would deter turtles from nesting at the three stations. Based on the results and discussions conducted, it can be concluded that Kili-kili Beach, as a turtle nesting habitat, has experienced accretion and impacts on the criteria of turtle nesting habitat. Additionally, in the regression analysis, the relationship between the extent of shoreline change and the number of turtle tail sightings showed a very weak correlation (Multiple R / R = 0.140483593). Only approximately 1.97% of the variation in the number of turtle tail sightings can be explained by shoreline changes (R Square / R2 = 0.01973564). Therefore, the contribution of shoreline changes to turtle landing habitat is minimal. Nevertheless, the three research stations remain suitable and appropriate as turtle nesting habitats.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080661
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 03 Jan 2024 04:29
Last Modified: 03 Jan 2024 04:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205764
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rizaldy Agung Permana.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item