Devi, Nabilla Fibriana Putri and Dr. Ir. Darmawan Ockto S,, M.Si and Ir. Agus Tumulyadi,, MP (2023) Analisis Bioekonomi Tuna Albakora (Thunnus Alalunga Bonnaterre, 1788) yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap yang terletak di Kabupaten Malang merupakan sentra pendaratan tuna albakora (Thunnus alalunga) terbesar di Jawa Timur. Tuna albakora merupakan salah satu spesies tuna yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi primadona ekspor Indonesia. Tingginya permintaan terhadap tuna mendorong terjadinya peningkatan hasil tangkapan. Upaya penangkapan akan terus dikerahkan demi mendapat hasil tangkapan dan keuntungan semaksimal mungkin. Perlu adanya kontrol terhadap peningkatan upaya penangkapan agar tidak terjadi eksploitasi berlebih. Dengan demikian, diperlukan penelitian mengenai bioekonomi perikanan guna mengetahui pengelolaan yang ideal terhadap sumber daya ikan berlandaskan aspek biologi juga ekonomi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui fluktuasi hasil tangkapan, upaya penangkapan, dan hasil tangkapan per upaya; mengestimasi tingkat pemanfaatan secara biologi ikan tuna albakora yang didaratkan di UPT PPP Pondokdadap; dan mengestimasi nilai bioekonomi dalam kondisi pengelolaan berdasarkan Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan (JTB), Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), dan Open Access Equilibrium (OAE). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, CpUE, regresi linier sederhana, potensi lestari maksimum menggunakan Model Produksi Surplus, JTB, tingkat pemanfaatan, serta analisis bioekonomi model Gordon Schaefer untuk mengestimasi nilai bioekonomi tuna albakora. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data hasil tangkapan, upaya penangkapan, dan nilai produksi tuna albakora tahun 2013-2022 berdasarkan Laporan Statistik Tahunan UPT PPP Pondokdadap dan data primer merupakan hasil wawancara kepada pemilik unit usaha penangkapan pancing ulur mengenai biaya penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai upaya penangkapan dan hasil tangkapan pada tingkat JTB sebesar 1548 trip dan 631 ton dengan total penerimaan dan total biaya sebesar Rp. 19.340.060.145 dan Rp. 4.526.997.707 sehingga keuntungan yang diterima sebesar Rp. 14.813.062.438. Nilai upaya penangkapan dan hasil tangkapan pada tingkat MSY sebesar 3423 trip dan 902 ton dengan total penerimaan dan total biaya sebesar Rp. 27.628.657.350 dan Rp. 10.009.601.209 sehingga keuntungan yang diterima sebesar Rp. 17.619.056.141. Nilai upaya penangkapan dan hasil tangkapan pada tingkat MEY sebesar 2803 trip dan 872 ton dengan total penerimaan dan total biaya sebesar Rp. 26.722.061.392 dan Rp. 8.196.409.292 sehingga keuntungan yang diterima sebesar Rp. 18.525.652.099. Nilai upaya penangkapan dan hasil tangkapan pada tingkat OAE sebesar 5605 trip dan 535 ton dengan total biaya dan total penerimaan bernilai sama sebesar yakni Rp. 16.392.818.585 sehingga keuntungan yang diterima sebesar Rp. 0 atau tidak untung maupun rugi.Berdasarkan analisis tingkat pemanfaatan, diperoleh persentase pemanfaatan tuna albakora dalam model Schaefer sebesar 98% atau fully-exploited. Kondisi fully-exploited menunjukkan pemanfaatan sumber daya ikan telah mendekati nilai MSY. Sedangkan tingkat pemanfaatan menggunakan model Fox menunjukkan persentase 101% atau pemanfataan dalam kondisi over exploited. Kondisi tersebut menunjukkan pemanfaatan sumber daya ikan telah melebihi nilai MSY.
English Abstract
Pondokdadap Coastal Fishing Port (CFP), located in Malang Regency, is the largest albacore tuna (Thunnus alalunga) landing center in East Java. Albacore tuna is one of the tuna species that has high economic value and is an excellent commodity exported by Indonesia. The high demand for tuna encourages an increase in fish catches. Fishing efforts will continue to be deployed in order to obtain the highest fish catches and profits. It is necessary to control the increase in fishing effort so that over-exploitation does not occur. Thus, research on fisheries bioeconomics is needed to find out the ideal management of fish resources based on biological and economic aspects. The purpose of the study was to determine fluctuations in catch, fishing effort and CpUE; estimate the level of biological utilization of albacore tuna (T. alalunga) landed at UPT PPP Pondokdadap; and estimating the bioeconomic value under management conditions based on the Total Allowable Catch (TAC), Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economic Yield (MEY), and Open Access Equilibrium (OAE). This study uses a quantitative descriptive method. Data analysis used descriptive analysis, CpUE, simple linear regression, analysis of maximum sustainable potential using the Surplus Production Model, TAC, utilization level, and bioeconomic analysis using the Gordon Schaefer model to estimate the bioeconomic value of albacore tuna. The data used is secondary data in the form of catch data, fishing effort, and production value of albacore tuna for 2013-2022 based on the UPT PPP Pondokdadap’s Annual Statistical Report and primary data is the result of interviews with the owner of the hand line fishing business unit regarding the cost of fishing. The results showed that the value of fishing effort and catch at the JTB level was 1548 trips and 631 tons with a total revenue and total cost of Rp. 19,340,060,145 and Rp. 4,526,997,707 so that the profit received is Rp. 14,813,062,438. The value of fishing effort and catch at the MSY level was 3,423 trips and 902 tons with a total revenue and total cost of Rp. 27,628,657,350 and Rp. 10,009,601,209 so that the profit received is Rp. 17,619,056,141. The value of fishing effort and catch at the MEY level was 2,803 trips and 872 tons with a total revenue and total cost of Rp. 26,722,061,392 and Rp. 8,196,409,292 so that the profit received is Rp. 18,525,652,099. The value of fishing effort and catch at the OAE level is 5605 trips and 535 tons with the same total cost and total revenue of Rp. 16,392,818,585 so that the profit received is Rp. 0 or no profit or loss. Based on utilization rate analysis, the utilization percentage for albacore tuna in the Schaefer model was 98% or fully exploited. The fully-exploited condition shows that the utilization of fish resources is close to the MSY value. While the utilization rate using the Fox model shows a percentage of 101% or utilization in over-exploited conditions. This condition shows that the utilization of fish resources has exceeded the MSY value.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0523080579 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes |
| Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
| Depositing User: | soegeng sugeng |
| Date Deposited: | 21 Dec 2023 02:24 |
| Last Modified: | 21 Dec 2023 02:24 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205453 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nabilla Fibriana Putri Devi.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |