Pengaruh Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max) terhadap Kadar sFlt-1 dan PlGF pada Kultur HUVECs yang Dipapar Plasma Penderita Preeklamsia,

Aslina, Wiwit Indriyani and Dr. dr. Tatit Nurseta, SpOG(K) and dr. Eviana Norahmawati, SpPA(K) (2023) Pengaruh Ekstrak Etanol Kedelai (Glycine max) terhadap Kadar sFlt-1 dan PlGF pada Kultur HUVECs yang Dipapar Plasma Penderita Preeklamsia,. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Preeklamsia ialah masalah dalam kehamilan yang berhubungan dengan hipertensi onset baru, preeklamsia sering terjadi pada usia gestasi ≥ 20 minggu dan mendekati aterm. Stres oksidatif yang disebabkan oleh peningkatan ROS dapat berpengaruh pada proses angiogensis yaitu terjadi peningkatan sFlt-1 sebagai faktor anti-angiogenik dan penurunan PlGF sebagai faktor pro-angiogenik, ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan disfungsi sel endotel. Pengobatan preeklamsia yang sudah saat ini mempunyai kekurangan yaitu efek samping yang bervariasi dan membutuhkan biaya yang mahal. Bahan alami yang memiliki potensi efek antihipertensi yaitu kedelai (Glycine max). Kedelai mengandung isoflavon yang dapat berperan sebagai antioksidan yaitu dapat mencegah terjadinya stres oksidatif melalui penurunan ROS, sehingga akan memberikan pengaruh pada penurunan kadar sFlt-1 dan peningkatan kadar PlGF. Pada penelitian preeklamsia, kultur HUVECs memiliki kelebihan termasuk mempelajari tentang pembuluh darah meliputi angiogenesis serta berbagai proses biologis dan penyakit, seperti peradangan, apoptosis, preeklamsia, kanker, CVD dan untuk menilai efek suatu terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol kedelai (Glycine max) terhadap kadar sFlt-1 dan PlGF pada kultur HUVECs yang dipapar plasma penderita preeklamsia. Penelitian ini memakai post test only control group design menggunakan kultur HUVECs yang dibagi menjadi 7 kelompok dengan masing-masing jumlah replikasi sebanyak 4 kali. Tujuh kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol negatif (HUVECs + plasma ibu hamil normal 2%); kelompok kontrol positif (HUVECs + plasma penderita preeklamsia 2%); kelompok perlakuan 1 (model HUVECs preeklamsia + ekstrak etanol kedelai 17,5 ppm); kelompok perlakuan 2 (model HUVECs preeklamsia + ekstrak etanol kedelai 35 ppm); kelompok perlakuan 3 (model HUVECs preeklamsia + ekstrak etanol kedelai 70 ppm); kelompok perlakuan 4 (model HUVECs preeklamsia + ekstrak etanol kedelai 140 ppm dan kelompok perlakuan 5 (model HUVECs preeklamsia + ekstrak etanol kedelai 280 ppm. Pemeriksaan kadar sFlt-1 dan PlGF menggunakan metode ELISA dari supernatant kultur HUVECs. Analisis data menggunakan uji statistik One Way Anova dan Kruskal Wallis. Sebelum digunakan untuk perlakuan, ekstrak etanol kedelai dilakukan skrining fitokimia di UPT Laboratorium Herbal Materia Medica Batu dengan hasil ekstrak etanol kedelai positif mengandung flavonoid, alkaloid, tanin atau fenol dan saponin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan plasma preeklamsia 2% secara signifikan meningkatkan kadar sFlt-1 dan secara signifikan menurunkan kadar PlGF pada kultur HUVECs. Pemberian ekstrak etanol kedelai dosis 17,5 ppm (P1) secara signifikan menurunkan kadar sFlt-1 pada kultur HUVECs yang dipapar plasma penderita preeklamsia. Sementara itu pemberian ekstrak etanol kedelai dosis 35 ppm (P2) secara signifikan meningkatkan kadar PlGF pada kultur HUVECs yang dipapar plasma penderita preeklamsia. Hasil korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsentrasi dosis ekstrak etanol kedelai dengan kadar sFlt-1 dan PlGF pada kultur HUVECs yang dipapar plasma penderita preeklamsia. Hasil uji korelasi antara penurunan kadar sFlt-1 dengan peningkatan kadar PlGF menunjukkan hasil ada hubungan yang signifikan (p-value<0,05). Paparan plasma preeklamsia dapat meningkatkan kadar sFlt-1 dan menurunkan kadar PlGF karena plasma preeklamsia mengandung bahan-bahan sitotoksik salah satunya ROS yang dapat mengaktivasi sel endotel. Ekstrak etanol kedelai mengandung senyawa bioaktif salah satunya isolavon yang dapat meringankan gejala penyakit kardiovaskuler vii dan hipertensi. Isoflavon yang terdapat dalam kedelai memiliki peran sebagai antioksidan yang mampu mencegah terjadinya stres oksidatif melalui penurunan kadar ROS sehingga menurunkan kadar sFlt-1 dan meningkatkan kadar PlGF pada kultur HUVECs model preeklamsia. Pemberian dosis kecil yaitu 17,5 ppm dan 35 ppm mampu memberikan efek perbaikan pada kondisi preeklamsia. Tidak adanya hubungan antara dosis ekstrak etanol kedelai dengan kadar sFlt-1 dan PlGF dikarenakan penurunan kadar sFlt-1 dan peningkatan kadar PlGF tidak seiring dengan penambahan dosis. Menurut teori hormesis pemberian agen stres, termasuk obat-obatan dan zat alami ketika diberikan pada dosis rendah dapat menimbulkan respon positif atau memberikan perlindungan yang tinggi. Sedangkan pemberian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan efek sitoprotektif dari antioksidan rendah bahkan dapat memberikan efek toksik.

English Abstract

Preeclampsia is a problem in pregnancy associated with new onset hypertension, preeclampsia often occurs at gestational age ≥ 20 weeks and near aterm. Oxidative stress caused by increased ROS can affect the angiogensis process, namely an increase in sFlt-1 as an anti-angiogenic factor and a decrease in PlGF as a pro-angiogenic factor, this imbalance can cause endothelial cell dysfunction. Current treatments for preeclampsia have the disadvantages of varying side effects and being expensive. Natural ingredients that have potential antihypertensive effects are soybeans (Glycine max). Soybeans contain isoflavones that can act as antioxidants that can prevent oxidative stress through reducing ROS, so that it will have an effect on reducing sFlt-1 levels and increasing PlGF levels. In preeclampsia research, HUVECs culture has advantages including learning about blood vessels including angiogenesis and various biological processes and diseases, such as inflammation, apoptosis, preeclampsia, cancer, CVD and to assess the effect of a therapy. This study aims to determine the effect of soybean ethanol extract (Glycine max) on sFlt-1 and PlGF levels in HUVECs cultures exposed to plasma from preeclampsia patients. This study used post test only control group design using HUVECs culture which was divided into 7 groups with each replication number of 4 times. The seven groups consisted of a negative control group (HUVECs + plasma of normal pregnant women); positive control group (HUVECs + plasma of preeclampsia patients); treatment group 1 (preeclamptic HUVECs model + soybean ethanol extract 17,5 ppm); treatment group 2 (preeclamptic HUVECs + soybean ethanol extract 35 ppm); treatment group 3 (preeclamptic HUVECs + soybean ethanol extract 70 ppm); treatment group 4 (preeclamptic HUVECs + soybean ethanol extract 140 ppm and treatment group 5 (preeclamptic HUVECs + soybean ethanol extract 280 ppm). Examination of sFlt-1 and PlGF levels using ELISA method from HUVECs culture supernatant. Data were analyzed using One Way Anova and Kruskal Wallis statistical tests. Before being used for treatment, soybean ethanol extract was subjected to phytochemical screening at the Herbal Materia Medica Laboratory in Batu with the results of soybean ethanol extract positive for flavonoids, alkaloids, tannins or phenols and saponins. The results showed that exposure to 2% preeclamptic plasma significantly increased sFlt-1 levels and significantly decreased PlGF levels in HUVECs culture. The administration of soybean ethanol extract at a dose of 17.5 ppm (P1) significantly reduced sFlt-1 levels in HUVECs cultures exposed to plasma from preeclampsia patients. Meanwhile, the provision of soybean ethanol extract at a dose of 35 ppm (P2) significantly increased PlGF levels in HUVECs cultures exposed to plasma from preeclampsia patients. The correlation results showed that there was no relationship between the dose concentration of soybean ethanol extract with sFlt-1 and PlGF levels in HUVECs cultures exposed to plasma of preeclampsia patients. The results of the correlation test between decreased sFlt-1 levels and increased PlGF levels showed a significant relationship (p-value <0.05). Exposure to preeclamptic plasma can increase sFlt-1 levels and decrease PlGF levels because preeclamptic plasma contains cytotoxic ingredients, one of which is ROS, which can activate endothelial cells. Soybean ethanol extract contains bioactive compounds, one of which is isolavon, which can alleviate the symptoms of cardiovascular disease and hypertension. Isoflavones contained in soybeans have a role as antioxidants that can prevent oxidative stress through reducing ROS levels so as to reduce sFlt-1 levels and increase PlGF levels in preeclampsia model HUVECs culture. The administration of small doses of 17.5 ppm and 35 ppm was able to provide an improvement effect on the condition of preeclampsia. There is no relationship between the dose of soybean ethanol extract and sFlt-1 and PlGF levels because the decrease in sFlt-1 levels and the increase in PlGF levels are not in line with the increase in dose. According to the hormesis theory, the ix administration of stress agents, including drugs and natural substances when given at low doses can cause a positive response or provide high protection. Whereas administration of high doses may cause the cytoprotective effect of antioxidants to be low and may even have a toxic effect.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423060115
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.2 Obstetrics
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 14 Dec 2023 04:31
Last Modified: 14 Dec 2023 04:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205427
[thumbnail of DALAM MASA MEMBARGO] Text (DALAM MASA MEMBARGO)
Wiwit Indriyani Aslina.pdf
Restricted to Registered users only until December 2025.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item