Efek Krim Ekstrak Daun Physalis angulata terhadap Jumlah Sel Mast Model Dermatitis Atopik Mencit BALB/c yang Diinduksi dengan 2,4-dinitrochlorobenzene

Choiroh, Wika Umayatul and dr. Lita Setyowatie, Sp.KK and dr. Suci Prawitasari, Sp.KK (2023) Efek Krim Ekstrak Daun Physalis angulata terhadap Jumlah Sel Mast Model Dermatitis Atopik Mencit BALB/c yang Diinduksi dengan 2,4-dinitrochlorobenzene. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis, sering kambuh dan dikarakteristikkan dengan gatal persisten pada kulit. Dermatitis atopik dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dari semua ras serta mempengaruhi semua golongan usia. Penyakit kulit ini sering terjadi pada populasi anak dengan 50-60% kasus pada tahun pertama kehidupan dan 90% pasien menetap hingga usia 5 tahun. Kasus DA pada dewasa umumnya merupakan kelanjutan penyakit yang diderita sejak usia anak-anak, namun DA juga dapat baru terjadi saat usia dewasa. Dermatitis atopik memerankan interaksi yang kompleks antara faktor genetik, lingkungan, gangguan sawar kulit, gangguan keseimbangan mikrobiota kulit dan imunologis. Peran sel mast dalam hal ini terlibat pada perkembangan penyakit DA. Sel mast mengekspresikan reseptor FcεR1 yang memiliki spesifisitas terhadap IgE pada permukaan membrannya. Sel mast yang diaktifkan oleh IgE akan mengalami degranulasi sehingga melepaskan histamin, tryptase dan beberapa sitokin seperti interleukin 4 (IL-4), interleukin (IL-5) dan interleukin (IL-13). Histamin merupakan pruritogen dan tryptase akan mengaktifkan Proteinase-activated receptor 2 (PAR-2) pada serabut saraf sehingga juga menyebabkan rasa gatal. Selain itu, inflamasi DA yang diperantarai oleh sel Th2 turut melepaskan IL-4 yang akan merangsang sel B untuk mensekresikan IgE sehingga juga dapat mengaktifkan sel mast. Senyawa 2,4-dinitrochlorobenzene (DNCB) sejak awal ditemukannya, mulai sering digunakan sebagai bahan untuk mencetuskan lesi DA. Senyawa tersebut dapat berpenetrasi pada epidermis mencit yang intak dan memicu respon imun Th2, menghasilkan serum IgE yang tinggi, hiperplasia epidermis serta infiltrasi sel mast di dermis, yang semuanya dianggap serupa dengan gambaran histopatologis DA manusia. Physalis angulata (PA) dikenal memiliki potensi sebagai antiinflamasi, antiproliferatif, antiangiogenesis dan antikanker karena mengandung beberapa senyawa bioaktif. Tumbuhan ini banyak digunakan di berbagai negara untuk pengobatan berbagai penyakit seperti malaria, asma, hepatitis, dermatitis dan rematik. Fitokimia yang terkandung dalam daun Physalis angulata dan berpotensi sebagai antiinflamasi sehingga bermanfaat pada terapi DA diperankan oleh quercetin yang merupakan salah satu senyawa flavonoid, withanolide A yang merupakan salah satu senyawa steroid dan phytosterol yang merupakan salah satu senyawa triterpenoid. Ketiga senyawa fitokimia tersebut dapat menurunkan jumlah sel mast pada lesi DA melalui potensi antiinflamasi yang dimilikinya. Krim ekstrak daun Physalis angulata merupakan sediaan topikal yang banyak dikembangkan untuk berbagai kegunaan, antara lain sebagai terapi DA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek krim ekstrak daun Physalis angulata terhadap jumlah sel mast mencit BALB/c yang diinduksi dengan 2,4-dinitrochlorobenzene. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium menggunakan subyek hewan coba mencit BALB/c yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 (pertama) adalah mencit BALB/c dengan induksi DNCB, kelompok 2 (kedua) adalah mencit BALB/c dengan DNCB dan diberikan krim plasebo, kelompok 3 (ketiga) adalah mencit BALB/c dengan DNCB dan diberikan krim PA 10%. Setiap kelompok dilakukan pemeriksaan histopatologis untuk menghitung jumlah sel mast jaringan kulit pada hari ke-30 dengan pewarnaan Toluidine blue. Pengamatan hari ke-30 didapatkan rata-rata jumlah sel mast pada kelompok induksi DNCB saja sebesar 13,28, kelompok krim plasebo sebesar 8,52, dan krim PA 10% sebesar 6,42. Pada uji beda semua kelompok xi tersebut didapatkan nilai p<0,05, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok perlakuan. Penelitian ini juga dilakukan analisis pengaruh pemberian krim ekstrak daun Physalis angulata 10% terhadap jumlah sel mast yang ditunjukkan dengan nilai p<0,05, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa krim ekstrak daun PA dapat menurunkan jumlah sel mast lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok krim plasebo. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis bahwa pemberian krim ekstrak daun PA dapat menurunkan jumlah sel mast pada mencit BALB/c yang menyerupai DA dengan induksi DNCB. Pemberian krim ekstrak daun Physalis angulata 10% dapat menurunkan jumlah sel mast diduga karena terdapat senyawa fitokimia di dalamnya yang berperan sebagai antiinflamasi. Krim plasebo dalam penelitian ini juga disimpulkan dapat menurunkan jumlah sel mast. Hal ini terjadi akibat adanya kandungan moisturizer/pelembab dalam formulasi krim plasebo. Kandungan moisturizer/pelembab dalam formulasi krim plasebo penelitian ini, menyebabkan perbaikan fungsi sawar kulit akibat hambatan terhadap TEWL dan penetrasi DNCB sehingga dapat menurunkan jumlah sel mast. Meskipun krim plasebo dapat menurunkan jumlah sel mast, namun krim ekstrak daun PA dapat menurunkan jumlah sel mast lebih baik bila dibandingkan dengan kelompok krim plasebo. Hal ini disebabkan karena krim ekstrak daun PA secara langsung bekerja menurunkan sel mast, sedangkan krim plasebo bekerja memperbaiki fungsi sawar kulit untuk menghambat penetrasi DNCB.

English Abstract

Atopic dermatitis (AD) is a chronic inflammatory skin disease, which recurs frequently and is characterized by persistent itching of the skin. Atopic dermatitis can occur in men and women of all races and affects all age groups. This skin disease is common in the pediatric population with 50-60% of cases in the first year of life and 90% of patients persist until age 5 years. Cases of AD in adults are generally a continuation of a disease that has been present since childhood, but DA can also only occur in adulthood. Atopic dermatitis plays a complex interaction between genetic, environmental, skin barrier disturbances, disturbances in the balance of the skin microbiota and immunological factors. The role of mast cells in this case is involved in the development of AD disease. Mast cells express FcεR1 receptors that have specificity for IgE on their membrane surface. Mast cells activated by IgE will undergo degranulation thereby releasing histamine, tryptase and several cytokines such as interleukin 4 (IL-4), interleukin (IL-5) and interleukin (IL-13). Histamine is a pruritogen and tryptase activates Proteinase-activated receptor 2 (PAR-2) in nerve fibers so that it also causes itching. In addition, DA inflammation mediated by Th2 cells also releases IL-4 which will stimulate B cells to secrete IgE so that they can also activate mast cells. The 2,4-dinitrochlorobenzene (DNCB) has been frequently used as an ingredient to trigger DA lesions. These compounds can penetrate the intact mouse epidermis and trigger a Th2 immune response, resulting in high serum IgE, epidermal hyperplasia and mast cell infiltration in the dermis, all of which are considered to be similar to the histopathological features of human AD. Physalis angulata (PA) is known to have potential as anti-inflammatory, anti-proliferative, anti-angiogenesis and anti-cancer because it contains several bioactive compounds. This plant is widely used in various countries for the treatment of various diseases such as malaria, asthma, hepatitis, dermatitis and rheumatism. Phytochemicals contained in the leaves of Physalis angulata and have potential as anti-inflammatories so that they are useful in AD therapy are played by quercetin which is a flavonoid compound, withanolide A which is a steroid compound and phytosterol which is a triterpenoid compound. These three phytochemical compounds can reduce the number of mast cells in AD lesions through their anti-inflammatory potential. Physalis angulata leaf extract cream is a topical preparation that has been developed for various uses, including as AD therapy. This study aims to determine the effect of Physalis angulata leaf extract cream on the number of mast cells of BALB/c mice induced by 2,4-dinitrochlorobenzene. The research design used was laboratory experimental using BALB/c mice as experimental animals which were divided into 3 groups. Group 1 (first) were BALB/c mice with DNCB induction, group 2 (second) were BALB/c mice with DNCB and given placebo cream, group 3 (third) were BALB/c mice with DNCB and given 10% PA cream. Each group underwent histopathological examination to count the number of skin tissue mast cells on the 30th day with Toluidine blue staining. Observation on the 30th day showed that the average number of mast cells in the DNCB induction group alone was 13.28, the placebo cream group was 8.52, and the 10% PA cream was 6.42. In the different tests for all of these groups, the value of p <0.05 was obtained, so that it was concluded that there were significant differences between the treatment groups. This study also analyzed the effect of 10% Physalis angulata leaf extract cream on the number of mast cells as indicated by a p <0.05, xiii so that it was concluded that PA leaf extract cream could reduce the number of mast cells better when compared to the placebo cream group. The results of this study are in accordance with the hypothesis that administration of PA leaf extract cream can reduce the number of mast cells in BALB/c mice that resemble DA with DNCB induction. Giving Physalis angulata leaf extract cream 10% can reduce the number of mast cells, presumably because there are phytochemical compounds in it that act as anti-inflammatories. It was also concluded that the placebo cream in this study could reduce the number of mast cells. This happened due to the presence of a moisturizer in the placebo cream formulation. The content of moisturizer in the placebo cream formulation of this study, led to an improvement in skin barrier function due to barriers to TEWL and DNCB penetration so as to reduce the number of mast cells. Although the placebo cream can reduce the number of mast cells, the PA leaf extract cream can reduce the number of mast cells better when compared to the placebo cream group. This is because the PA leaf extract cream directly works to reduce mast cells, while the placebo cream works to improve the function of the skin barrier to inhibit DNCB penetration.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423060113
Uncontrolled Keywords: Dermatitis atopik, Physalis angulata, Sel mast.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.5 Diseases of integument / Skin--Diseases
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 14 Dec 2023 04:03
Last Modified: 14 Dec 2023 04:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205423
[thumbnail of DALAM MASA MEMBARGO] Text (DALAM MASA MEMBARGO)
Wika Umayatul Ch.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item