Efek Krim Ekstrak Daun Physalis angulata terhadap Jumlah Sel Mast Sebagai Indikator Pertumbuhan Rambut Pada Mencit BALB/c

Hutomo, Rizki Rahmadi and dr. Santosa Basuki, Sp.KK(K) and dr. Anggun Putri Yuniaswan, Sp.KK (2023) Efek Krim Ekstrak Daun Physalis angulata terhadap Jumlah Sel Mast Sebagai Indikator Pertumbuhan Rambut Pada Mencit BALB/c. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hair follicle (HF) merupakan organ yang mengalami siklus pertumbuhan rambut seumur hidup melalui tahap fase pertumbuhan (anagen), fase involusi (katagen), dan fase istirahat (telogen). Siklus dan regenerasi rambut dipengaruhi oleh sel papilla dermal dan sel matriks yang berproliferasi dan dimediasi oleh berbagai faktor regulasi dan faktor pertumbuhan serta dipengaruhi hormon, sitokin, neuropeptida, dan produk farmasi. Kerontokan rambut dianggap sebagai fenomena penuaan yang umum terjadi yang dapat disebabkan pengaruh genetik. Kerontokan rambut dapat membuat gangguan pada kualitas hidup penderita serta dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan. Terdapat beberapa sel dan komponen sistem imun yang terlibat dalam terjadinya siklus rambut diantaranya sel stem, makrofag, sel langerhans, sel dendritik, sel T dan sel mast. Pada rambut, sel mast didistribusikan di sekitar HF dan siklus rambut murine berhubungan dengan degranulasi dari sel mast. Sel mast mempunyai efek dalam stimulasi pada degranulasi sel mast dengan compound 48/80 dan adrenocorticotropic hormone (ACTH) menginduksi anagen pada HF yang berada pada fase telogen di mencit secara in vivo. Degranulasi sel mast mengalami penurunan secara signifikan beberapa saat setelah induksi fase pertumbuhan rambut (fase anagen) dan meningkat secara signifikan pada saat fase anagen VI, sesaat sebelum fase katagen. Meningkatnya degranulasi sel mast sebelum katagen menunjukkan bahwa sel mast dapat menginduksi terjadinya kerontokan rambut sehingga penghambatan degranulasi dari sel mast dapat menahan perkembangan dari fase katagen. Physalis angulata dikenal memiliki potensi sebagai antiinflamasi, antiproliferatif, antiangiogenesis dan antikanker. Fitokimia yang terkandung dalam daun Physalis angulata yang berpotensi dalam pertumbuhan rambut dan dapat menurunkan jumlah sel mast diperankan oleh flavonoid, phytosterol yang merupakan salah satu senyawa triterpenoid, dan saponin. Ketiga senyawa tersebut dapat menurunkan jumlah sel mast sehingga dapat memicu pertumbuhan rambut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek krim daun Physalis angulata terhadap pertumbuhan rambut dan jumlah sel mast pada mencit BALB/c. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium menggunakan subyek hewan coba mencit BALB/c yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok 1 (pertama) adalah mencit BALB/c dengan pemberian normal salin dan dilakukan pemotretan serta pengambilan jaringan pada hari ke-8. Kelompok 2 (kedua) adalah mencit BALB/c dengan pemberian Physalis angulata dan dilakukan pemotretan serta pengambilan jaringan pada hari ke-8. Kelompok 3 (ketiga) adalah mencit BALB/c dengan pemberian normal salin dan dilakukan pemotretan serta pengambilan jaringan pada hari ke-22. Kelompok 4 (keempat) adalah mencit BALB/c dengan pemberian Physalis angulata dan dilakukan pemotretan serta pengambilan jaringan pada hari ke-22. Setiap kelompok dilakukan pemotretan pada bagian dosal mencit menggunakan kamera smartphone untuk menilai pertumbuhan rambut secara makroskopis. Hasil kemudian dinilai menggunakan skor Matsuda pada hari ke-8 dan hari ke-22 dan dilakukan pemeriksaan histopatologis untuk menghitung jumlah sel mast jaringan kulit pada hari ke-8 dan hari ke-22 dengan pewarnaan Toluidine blue. Gambaran pertumbuhan rambut kelompok 1 (pertama) yakni mencit BALB/c yang diberikan normal salin menunjukkan total skor matsuda yaitu 6, sedangkan pada kelompok 2 (kedua) yakni mencit BALB/c yang diberikan krim Physalis angulata 10% menunjukkan total skor matsuda yaitu 7. Pertumbuhan rambut Kelompok 3 (ketiga) yakni mencit BALB/c yang diberikan normal salin menunjukkan total skor matsuda yaitu 21. Gambaran xi pertumbuhan rambut Kelompok 4 (keempat) yakni mencit BALB/c yang diberikan Physalis angulata menunjukkan total skor matsuda yaitu 22. Jumlah sel mast yang lebih sedikit ditunjukkan pada kelompok 2 (kedua) yakni mencit BALB/c dengan pemberian P. angulata hingga hari ke-8 dibandingkan dengan kelompok 1 (pertama) yakni mencit BALB/c dengan pemberian normal salin hingga hari ke-8. Jumlah sel mast yang lebih sedikit ditunjukkan pada kelompok 4 (keempat) yakni mencit BALB/c dengan pemberian Physalis angulata hingga hari ke-22 dibandingkan dengan kelompok 3 (ketiga) yakni mencit BALB/c dengan pemberian normal salin hingga hari ke-22. Jumlah sel mast pada kelompok 3 (ketiga) yakni mencit BALB/c yang diberikan normal salin hingga hari ke-22, lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah sel mast pada kelompok 1 (pertama) yakni mencit BALB/c yang diberikan normal salin hingga hari ke-8. Kemudian tampak jumlah sel mast pada kelompok 4 (keempat) yakni mencit BALB/c yang diberikan krim Physalis angulata 10% hingga hari ke-22, lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah sel mast pada kelompok 2 (kedua) yakni mencit BALB/c yang diberikan krim Physalis angulata 10% hingga hari ke-8. Hasil Uji beda pertumbuhan rambut antara normal salin dan krim Physalis angulata pada hari ke-8 dan ke-22 menujukkan nilai signifikansi >0,05 yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan, sedangkan hasil uji beda antara normal salin hari ke-8 dan hari ke-22 serta Physalis angulata hari ke-8 dan ke-22 menunjukkan nilai signifikansi <0,05 yang menunjukkan tedapat perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan. Hasil uji beda jumlah sel mast antara normal salin dan krim Physalis angulata pada hari ke-8 dan ke-22 menujukkan nilai signifikansi <0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan, sedangkan hasil uji beda antara normal salin hari ke-8 dan hari ke-22 serta Physalis angulata hari ke-8 dan ke-22 menunjukkan nilai signifikansi >0,05 yang menunjukkan tidak tedapat perbedaan yang bermakna pada kedua perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa krim ekstrak daun Physalis angulata dapat menurunkan jumlah sel mast secara signifikan namun tidak diikuti dengan pertumbuhan rambut yang signifikan.

English Abstract

Hair follicle (HF) is an organ that undergoes a lifelong hair growth cycle through the growth phase (anagen), involution phase (catagen), and resting phase (telogen). Hair cycle and regeneration are influenced by proliferating dermal papilla cells and matrix cells and mediated by various regulatory factors and growth factors as well as influenced by hormones, cytokines, neuropeptides, and pharmaceutical products. Hair loss is considered a common aging phenomenon that can be caused by genetics. Hair loss can interfere with the quality of life of patients and can cause prolonged stress. There are several cells and components of the immune system that are involved in the hair cycle including stem cells, macrophages, Langerhans cells, dendritic cells, T cells and mast cells. In hair, mast cells are distributed around HF and the murine hair cycle is associated with degranulation of mast cells. Mast cells have a stimulating effect on degranulation of mast cells with compounds 48/80 and adrenocorticotropic hormone (ACTH) induce anagen in HF which is in the telogen phase in mice in vivo. Mast cell degranulation decreased significantly shortly after the induction of the hair growth phase (anagen phase) and increased significantly during the anagen phase VI, just before the catagen phase. Increased degranulation of mast cells before catagen indicates that mast cells can induce hair loss so that inhibition of degranulation of mast cells can restrain the development of the catagen phase. Physalis angulata is known to have potential as anti-inflammatory, anti-proliferative, anti-angiogenesis and anti-cancer. Phytochemicals contained in the leaves of Physalis angulata which have the potential for hair growth and can reduce the number of mast cells are played by flavonoids, phytosterols which are one of the triterpenoid compounds, and saponins. These three compounds can reduce the number of mast cells so that they can trigger hair growth. This study aims to determine the effect of Physalis angulata leaf cream on hair growth and the number of mast cells in BALB/c mice. The research design used was laboratory experimental using BALB/c mice as experimental animals which were divided into 4 groups. Group 1 (first) were BALB/c mice treated with normal saline and photographed and tissue harvested on the 8th day. Group 2 (second) were BALB/c mice treated with Physalis angulata and photographed and tissue harvested on the 8th day. Group 3 (the third) were BALB/c mice which were given normal saline and were photographed and tissue harvested on the 22nd day. Group 4 (fourth) were BALB/c mice treated with Physalis angulata and photographed and tissue harvested on day 22. Each group was photographed on the dosal part of the mice using a smartphone camera to assess hair growth macroscopically. The results were then assessed using the Matsuda score on day 8 and day 22 and histopathological examination was carried out to calculate the number of skin tissue mast cells on day 8 and day 22 with Toluidine blue staining. The description of hair growth in group 1 (first), BALB/c mice given normal saline, showed a total Matsuda score of 6, while in group 2 (second), BALB/c mice given 10% Physalis angulata cream showed a total Matsuda scoe of 7. Group 3 (third) hair growth, namely BALB/c mice given normal saline, showed a total Matsuda score of 21. Hair growth description of Group 4 (fourth), BALB/c mice given Physalis angulata showed a total Matsuda score of 22. Lowe number mast cells were shown in group 2 (second), BALB/c mice treated with Physalis angulata until the 8th day compared to group 1 (first), BALB/c mice treated with normal saline until the 8th day. Lower number of mast cells was shown in group 4 (fourth), BALB/c mice treated with Physalis angulata until day 22 compared to group 3 (third), BALB/c mice treated with normal saline until day 22nd. The number of mast xiii cells in group 3 (third), BALB/c mice that were given normal saline until the 22nd day, was less than the number of mast cells in group 1 (first), BALB/c mice that were given normal saline until the 2nd day 8. Then it was seen that the number of mast cells in group 4 (fourth), namely BALB/c mice that were given 10% Physalis angulata cream until the 22nd day, was less than the number of mast cells in group 2 (second) namely BALB/c mice that were given 10% Physalis angulata cream until the 8th day. The results of the hair growth difference test between normal saline and Physalis angulata cream on the 8th and 22nd days showed a significance value of >0.05 which indicated that there was no significant difference in the two treatments, while the results of the different test between normal saline day 8 and the 22nd day and Physalis angulata on the 8th and 22nd days showed a significance value of <0.05 which indicated that there was a significant difference in the two treatments. The results of the test for the difference in the number of mast cells between normal saline and Physalis angulata cream on the 8th and 22nd days showed a significance value <0.05 which indicated that there was a significant difference in the two treatments, while the results of the different test between normal saline on the 8th day and the 22nd day and Physalis angulata on the 8th and 22nd days showed a significance value of >0.05 which indicated that there was no significant difference in the two treatments. The conclusion of this study is that Physalis angulata leaf extract cream can significantly reduce the number of mast cells but it’s not followed by significant hair growth.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423060101
Uncontrolled Keywords: Pertumbuhan rambut, sel mast, Physalis angulata
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 616 Diseases > 616.5 Diseases of integument / Skin--Diseases
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Dermatologi dan Venereologi, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 12 Dec 2023 08:22
Last Modified: 12 Dec 2023 08:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205285
[thumbnail of DALAM MASA MEMBARGO] Text (DALAM MASA MEMBARGO)
Rizki Rahmadi Hutomo.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item