Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal Mangunjaya Kota Probolinggo, Jawa Timur

Pratiwi, Marisa Ajeng and Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto,, MP and Wildan Al Farizi,, SE, M.Ling (2023) Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal Mangunjaya Kota Probolinggo, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jumlah produksi perikanan budidaya ikan lele yang tinggi di Kota Probolinggo menunjukkan bahwa permintaan atas ikan lele juga tinggi. Sehingga terdapat banyak pembudidaya ikan lele di Kota Probolinggo, salah satunya yakni Pak Nono selaku pemilik budidaya ikan lele kolam terpal Mangunajaya. Usaha budidaya ikan lele milik Pak Nono ini sudah berjalan sejak tahun 2011 tetapi belum pernah melakukan analisis kelayakan pada usahanya. Penulis tertarik untuk melakukan analisis kelayakan usaha pada budidaya ikan lele milik Pak Nono yang bertujuan untuk mengetahui usaha tersebut dapat dikatakan layak atau tidak layak untuk dijalankan. Penelitian ini memiliki tujuan yang pertama menganalisis dan mengetahui kelayakan usaha dari segi aspek finansial pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya. Kedua menganalisis dan mengetahui tingkat sensitivitas pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya. Ketiga menganalisis dan mengetahui kelayakan usaha dari segi aspek non finansial pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya. Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Probolinggo yakni sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan usaha di sektor perikanan dan menciptakan peluang usaha di bidang perikanan. Bagi pemilik usaha yaitu sebagai informasi untuk pembudidaya ikan lele terkait kelayakan usaha, serta dapat menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk usaha mereka. Bagi Perguruan Tinggi yakni sebagai sumber informasi dan pengetahuan terkait kelayakan usaha khususnya pada usaha budidaya ikan lele dan sebagai acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Bagi masyarakat yaitu sebagai informasi dan bahan pertimbangan untuk menjalankan usaha budidaya ikan lele (Clarias sp). Penelitian mengenai analisis kelayakan usaha pada budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya dilaksanakan di kolam budidaya ikan lele milik Pak Nono yang terletak di Jl. Lingkar Utara, Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur selama 2 bulan, yakni mulai dari tanggal 1 Desember 2022 hingga 31 Januari 2023. Jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang didapatkan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan yakni analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Analisis kelayakan usaha yang dilakukan yakni analisis aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek finansial digolongkan menjadi 2 yakni analisis finansial jangka pendek dan jangka panjang. Analisis finansial jangka pendek meliputi permodalan usaha, biaya produksi, penerimaan dari usaha, R/C Ratio, keuntungan dan zakat, rentabilitas, dan BEP. Analisis finansial jangka panjang meliputi NPV, IRR, Net B/C Ratio, PP, dan analisis sensitivitas. Sedangkan analisis non finansial meliputi aspek teknis, pemasaran, hukum, manajemen, sosial ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan. Analisis kelayakan usaha aspek finansial jangka pendek pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya dengan total modal usaha sebesar Rp. 144.598.000. Total biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp. 174.279.000. Menghasilkan produksi ikan lele sekitar 19.200 kg setiap tahunnya. Total penerimaan yang didapat sebesar Rp. 345.600.000 setiap tahunnya. Berdasarkan total biaya yang dikeluarkan dan total penerimaan didapatkan nilai R/C Ratio sebesar 1,98 yang artinya usaha budidaya ini menguntungkan. Keuntungan (EBZ) yang didapat usaha budidaya ini sebesar Rp. 171.321.000 per tahunnya, zakat yang dikeluarkan setiap tahunnya sebesar Rp. 4.283.025, dan EAZ (Earning After Zakat) yang didapat sebesar Rp. 167.037.975. Nilai rentabilitas yang didapat sebesar 98,30% yang artinya kemampuan usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya dalam menghasilkan laba sangat tinggi, setiap Rp. 100 modal yang dikeluarkan dapat menghasilkan labar sekitar Rp. 98,30. Nilai BEP unit yang didapat sebanyak 3.846 unit dan nilai BEP sales yang didapat sebesar Rp. 69.234.533. Sedangkan analisis kelayakan finansial jangka panjang pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya didapatkan hasil NPV sebesar Rp. 944.100.181 yang artinya lebih dari 0. Nilai Net B/C yang didapatkan sebesar 68,23 lebih dari 1. Nilai IRR didapatkan hasil sebesar 1234% lebih dari suku bunga yang sudah ditetapkan yakni 12%. Selanjutnya nilai PP yang didapat waktu usaha budidaya dapat mengembalikan modal investasi selama 0,09 tahun atau 1,09 bulan. Berdasarkan nilai NPV, Net B/C, IRR, serta PP usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya ini menguntungkan dan layak untuk dijalankan, serta membutuhkan waktu yang tergolong cepat untuk mengembalikan modal awal. Analisis sensitivitas pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya menggunakan enam asumsi. Asumsi yang pertama yakni biaya naik 15% menunjukkan hasil nilai NPV sebesar Rp. 796.392.898; nilai Net B/C sebesar 68,23; nilai IRR 1044%; hasil PP 0,11 tahun yang artinya usaha budidaya ini masih menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Asumsi yang kedua yakni benefit turun 18% menunjukka hasil nilai NPV sebesar Rp. 592.611.107; nilai Net B/C sebesar 42,82; nilai IRR 782%; hasil PP 0,14 tahun yang artinya usaha budidaya ini masih menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Asumsi yang ketiga yakni biaya naik 95% menunjukkan hasil nilai NPV sebesar Rp. 8.620.722; nilai Net B/C sebesar 0,62; nilai IRR 1%; hasil PP 2,71 tahun yang artinya usaha budidaya ini masih menguntungkan, namun tidak layak untuk dijalankan. Asumsi yang keempat yakni benefit turun 48% menunjukkan hasil nilai NPV sebesar Rp. 6.795.983; nilai Net B/C sebesar 0,49; nilai IRR -4%; hasil PP 2,87 tahun yang artinya usaha budidaya ini masih menguntungkan, namun tidak layak untuk dijalankan. Asumsi yang kelima yakni biaya naik 23% dan benefit turun 34% menunjukkan hasil nilai NPV sebesar Rp. 53.691.874; nilai Net B/C sebesar 3,88; nilai IRR 75%; hasil PP 1,13 tahun yang artinya usaha budidaya ini masih menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Asumsi yang keenam yakni biaya naik 75% dan benefit turun 13% menunjukkan hasil nilai NPV sebesar Rp. -6.204.573; nilai Net B/C sebesar -0,45; nilai IRR 5%; hasil PP -3,56 tahun yang artinya usaha budidaya ini tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan analisis sensitivitas menggunakan enam asumsi dapat diketahui tingkat sensitivitas pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya ini tidak sensitif terhadap kenaikan biaya operasional, namun cukup sensitif terhadap penurunan dari benefit yang didapat. Analisis kelayakan usaha aspek non finansial pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan lele ini layak untuk dijalankan. Aspek non finansial meliputi aspek teknis, pemasaran, hukum, manajemen, sosial ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan. Aspek teknis terdiri dari sarana yang berfungsi dengan baik serta ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi ikan lele dan prasarana yang memadai digunakan untuk budidaya ikan lele, pengadaan bahan baku yang mudah, serta proses produksi ikan lele sesuai dengan CBIB. Aspek pemasaran terdiri dari strategi pemasaran, bauran pemasaran, dan saluran pemasaran. Aspek hukum menunjukkan bahwa usaha budidaya ini memiliki akta pendirian perkumpulan kelompok budidaya ikan air tawar Mangunjaya Mangunharjo dan pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan kelompok budidaya ikan air tawar Mangunjaya Mangunharjo. Aspek manajemen pada usaha budidaya ini terdapat planning, organizing, actuating, dan controlling. Aspek sosial ekonomi menunjukkan bahwa usaha budidaya ini memberikan dampak positif bagi masyarkat sekitar dari sosial maupun ekonomi. Aspek lingkungan menunjukkan bahwa usaha budidaya ini tidak berdampak negatif pada lingkungan sekitar karena air limbah yang dihasilkan tidak berbahaya. Aspek kelembagaan menunjukkan usaha budidaya ini dibawah naungan Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Probolinggo dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, selain itu terdapat relasi kerja dengan POKDAKAN Mangunjaya Mangunharjo sehingga usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya dapat berjalan lancar. Pada penelitian ini terdapat saran bagi Pemerintah yakni perlu adanya dukungan pada usaha budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya seperti kegiatan pelatihan terkait budidaya ikan lele menggunakan kolam terpal yang baik dan benar, serta bantuan sarana dan prasarana yang berfungsi untuk pengukuran kualitas air kolam budidaya ikan lele agar proses produksi lancar dan usaha semakin berkembang. Selain itu, juga diperlukan pembinaan terkait CBIB dan pendampingan untuk membuat sertifikasi CBIB agar setiap pembudidaya dapat dipastikan memiliki sertifikasi CBIB. Selanjutnya untuk Perguruan Tinggi dan Mahasiswa yakni perlu dilakukan penelitian lebih dalam terkait faktor ikan lele mati atau terkena penyakit dan mencari solusi untuk menanganinya. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut terkait strategi pengembangan budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya. Serta bagi pemilik usaha yakni diusahakan menemukan solusi untuk mengatasi ikan lele yang mati atau ikan lele yang terkenan penyakit untuk memperkecil rasio kematian, sehingga dapat memproduksi ikan lele segar lebih banyak. Selain itu, sebaiknya mempererat relasi kerja dengan POKDAKAN yang ada di Kota Probolinggo agar jangkauan pasar hasil produksi budidaya ikan lele kolam terpal Mangunjaya bisa meluas dan membuat usaha semakin berkembang.

English Abstract

The high amount of catfish aquaculture production in Probolinggo City indicates that the demand for catfish is also high. So that there are many catfish cultivators in Probolinggo City, one of which is Mr. Nono as the owner of the Mangunajaya tarpaulin pond catfish cultivation. Mr. Nono's catfish farming business has been running since 2011 but has never conducted a feasibility analysis on his business. The author is interested in conducting a business feasibility analysis on Mr. Nono's catfish farming which aims to find out whether the business is feasible or not feasible to run. This study has the first objective to analyze and determine the feasibility of the business in terms of financial aspects in the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business. The second is to analyze and determine the level of sensitivity in catfish farming in Mangunjaya tarpaulin ponds. The third is analyzing and knowing the feasibility of the business in terms of non-financial aspects in the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business. This research also provides benefits for the City Government of Probolinggo, namely as a consideration in determining business policies in the fisheries sector and creating business opportunities in the fisheries sector. For business owners, namely as information for catfish cultivators regarding business feasibility, and can determine the right development strategy for their business. For Higher Education, namely as a source of information and knowledge related to business feasibility, especially in catfish farming and as a reference that can be used for further research. For the community, namely as information and consideration for running a catfish (Clarias sp) farming business. Research on the feasibility analysis of catfish farming in Mangunjaya tarpaulin ponds was carried out in Mr. Nono's catfish farming pond located on Jl. Lingkar Utara, Mangunharjo, Mayangan District, Probolinggo City, East Java for 2 months, from 1 December 2022 to 31 January 2023. This type of research is a quantitative descriptive study. The data used in this study are primary data and secondary data obtained by observation, interview and documentation methods. The data analysis method used is quantitative descriptive analysis and qualitative descriptive analysis. The business feasibility analysis carried out is an analysis of financial and non-financial aspects. The financial aspect is classified into 2 namely short-term and long-term financial analysis. Short-term financial analysis includes business capital, production costs, revenue from business, R/C Ratio, profits and zakat, profitability, and BEP. Long-term financial analysis includes NPV, IRR, Net B/C Ratio, PP, and sensitivity analysis. While non-financial analysis includes technical, marketing, legal, management, socio-economic, environmental, and institutional aspects. Feasibility analysis of the short-term financial aspects of the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business with a total business capital of Rp. 144,598,000. The total operational costs incurred amounted to Rp. 174,279,000. Produces catfish production of around 19,200 kg each year. The total revenue obtained is Rp. 345,600,000 annually. Based on the total costs incurred and total revenue, the R/C ratio is 1.98, which means that this cultivation business is profitable. The profit (EBZ) obtained by this cultivation business is Rp. 171,321,000 per year, the zakat issued annually is Rp. 4,283,025, and the EAZ (Earning After Zakat) earned Rp. 167,037,975. The profitability value obtained was 98.30%, which means the ability of the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business to generate very high profits, every Rp. 100 issued capital can generate a profit of around Rp. 98.30. The BEP unit value obtained was 3,846 units and the BEP sales value obtained was Rp. 69,234,533. Meanwhile, the analysis of long-term financial feasibility in the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business obtained an NPV of Rp. 944,100,181 which means more than 0. The Net B/C value obtained is 68.23 more than 1. The IRR value is 1234% more than the predetermined interest rate of 12%. Furthermore, the PP value obtained during the cultivation business can return the investment capital for 0.09 years or 1.09 months. Based on the NPV, Net B/C, IRR, and PP values, the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business is profitable and feasible to run, and requires a relatively fast time to return the initial investment. Sensitivity analysis on catfish farming in Mangunjaya tarpaulin ponds uses six assumptions. The first assumption is that costs increase by 15%, showing the result of an NPV value of Rp. 796,392,898; Net B/C value of 68.23; IRR value of 1044%; the PP yield is 0.11 years, which means that this cultivation business is still profitable and feasible to run. The second assumption is that benefits have decreased by 18%, indicating an NPV value of Rp. 592,611,107; Net B/C value of 42.82; IRR value of 782%; the PP yield is 0.14 years, which means that this cultivation business is still profitable and feasible to run. The third assumption is that costs increase by 95% showing the NPV value of Rp. 8,620,722; Net B/C value of 0.62; IRR value of 1%; the yield of PP is 2.71 years, which means that this cultivation business is still profitable, but not feasible to run. The fourth assumption is that the benefit has decreased by 48%, showing an NPV value of Rp. 6,795,983; Net B/C value of 0.49; IRR value -4%; the yield of PP is 2.87 years, which means that this cultivation business is still profitable, but not feasible to run. The fifth assumption is that costs have increased by 23% and benefits have decreased by 34%, showing an NPV value of Rp. 53,691,874; Net B/C value of 3.88; IRR value of 75%; the PP yield is 1.13 years, which means that this cultivation business is still profitable and feasible to run. The sixth assumption is that costs increase by 75% and benefits decrease by 13%, showing an NPV value of Rp. -6,204,573; Net B/C value of -0.45; IRR value of 5%; PP yield -3.56 years, which means that this cultivation business is unprofitable and not feasible to run. Based on the sensitivity analysis using six assumptions, it can be seen that the level of sensitivity in the Mangunjaya tarpaulin pond catfish farming business is not sensitive to increases in operational costs, but is quite sensitive to decreases in benefits obtained. Analysis of the non-financial business feasibility of catfish farming in Mangunjaya tarpaulin ponds shows that catfish farming is feasible to run. Non-financial aspects include technical, marketing, legal, management, socio-economic, environmental and institutional aspects. The technical aspects consist of facilities that function properly and are environmentally friendly and harmless to catfish and adequate infrastructure used for catfish farming, easy procurement of raw materials, and catfish production processes in accordance with CBIB. The marketing aspect consists of marketing strategy, marketing mix and marketing channels. The legal aspect shows that this cultivation business has a deed of establishment of the Mangunjaya Mangunharjo freshwater fish farming group association and ratification of the legal entity establishment of the Mangunjaya Mangunharjo freshwater fish farming group association. Aspects of management in this cultivation business are planning, organizing, actuating, and controlling. The socio-economic aspect shows that this cultivation business has a positive impact on the surrounding community both socially and economically. The environmental aspect shows that this cultivation business does not have a negative impact on the surrounding environment because the waste water produced is not dangerous. The institutional aspect shows that this cultivation business is under the auspices of the Department of Fisheries and Maritime Affairs of the City of Probolinggo and the Office of Fisheries and Maritime Affairs of the Province of East Java, besides that there is a working relationship with POKDAKAN Mangunjaya Mangunharjo so that the cultivation of catfish in Mangunjaya tarpaulin ponds can run smoothly. In this study, there is a suggestion for the Government, namely the need for support for catfish farming in Mangunjaya tarpaulin ponds such as training activities related to catfish cultivation using good and correct tarpaulin ponds, as well as facilities and infrastructure that function to measure the water quality of catfish farming ponds so that the production process is smooth and the business is growing. Apart from that, guidance regarding CBIB is also needed and assistance is needed to make CBIB certification so that each cultivator can be sure to have CBIB certification. Furthermore, for Universities and Students, it is necessary to carry out more in-depth research related to the factors that catfish die or get sick and find solutions to handle them. This research can be used as a reference for further research related to the development strategy for catfish farming in Mangunjaya tarpaulin ponds. As well as for business owners, namely trying to find solutions to deal with dead catfish or diseased catfish to reduce the mortality ratio, so that they can produce more fresh catfish. In addition, it is better to strengthen working relations with POKDAKAN in Probolinggo City so that the market reach for the production of catfish cultivation in the Mangunnjaya tarpaulin pond can expand and make the business grow.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080518
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng Moelyono
Date Deposited: 15 Dec 2023 04:02
Last Modified: 15 Dec 2023 04:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205270
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Marisa Ajeng Pratiwi.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item