Fadhlilah, Luthfi Faiz and Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto,, MP and Mariyana Sari, S.Pi., MP (2023) Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Pada UD Tirta Mas Agung Abadi Tulungagung, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang menjadi komoditas perdagangan yang potensial di dalam maupun di luar negeri. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi besar di sektor budidaya ikan hias adalah Kabupaten Tulungagung. Produksi ikan hias tertinggi di Kabupaten Tulungagung adalah ikan mas koki. Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek non finansial proyek, aspek finansial proyek, analisis sensitivitas, serta faktor pendukung dan penghambat usaha pembesaran ikan mas koki pada UD Tirta Mas Agung Abadi Tulungagung, Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022 sampai Februari 2023 dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Jenis sumber data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dengan Purposive sampling yang merupakan teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel yang dikehendaki oleh peneliti. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek teknis, manajemen, pemasaran, sosial ekonomi, lingkungan, hukum, serta faktor pendukung dan penghambat. Sedangkan metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis finansial jangka pendek, finansial jangka panjang, dan analisis sensitivitas. Aspek non finansial proyek pada usaha pembesaran ikan mas koki UD Tirta Mas Agung Abadi yaitu aspek teknis, manajemen, pemasaran, sosial ekonomi, lingkungan, dan hukum. Aspek teknis didapatkan hasil untuk pemilihan lokasi di Desa Ringinpitu sudah layak, dimana desa ini memiliki air berkualitas bagus. Pada sarana dan prasarana belum dikatakan layak karena tidak ada paranet di kolam pembesaran, sehingga memudahkan hama burung untuk memakan ikan yang ada di kolam. Pemilihan bahan baku berupa benih berkualitas dan perawatan berupa pemberian pakan dan vitamin sudah dilakukan dengan baik, namun dalam pengecekan kualitas air tidak melakukan pengecekan dengan menggunakan alat. Penanganan saat panen dan setelah panen sudah dilakukan dengan baik. Pada aspek manajemen dikatakan layak, dimana merekrut karyawan sesuai dengan keahlian yang dimiliki, menyusun struktur organisasi, pemberian motivasi berupa THR, serta mengawasi kegiatan budidaya maupun kinerja karyawannya setiap hari. Pada aspek pemasaran dikatakan layak karena perusahaan mampu menentukan kelompok yang dijadikan fokus utama yaitu pecinta ikan hias (hobiis) dan menentukan strategi dengan menerapkan cara karantina ikan yang baik, serta perusahaan mampu menentukan produk, harga, cara promosi dan tempat yang tepat. Terdapat 3 saluran pemasaran pada usaha ini. Pada aspek sosial ekonomi dikatakan layak karena memiliki pengaruh positif terhadap sekitar serta meningkatkan pendapatan daerah. Pada aspek lingkungan dikatakan tidak layak, karena pada kolam karantina, air limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai. Pada aspek hukum dikatakan layak, usaha ini sudah memenuhi beberapa dokumen untuk persyaratan pendirian usaha. Aspek Finansial proyek dikatakan layak yang terdiri dari finansial jangka pendek dan aspek finansial jangka panjang. Finansial jangka pendek terdiri dari modal tetap sebesar Rp196.225.000, modal lancar sebesar Rp221.743,050, penerimaan sebesar Rp541.301.800, R/C Ratio yaitu 2,44, keuntungan sebelum zakat sebesar Rp319.558.750 dan keuntungan setelah zakat sebesar Rp311.569.781, BEP sales total sebesar Rp157.121.139 dan BEP unit total 29.400 ekor, serta rentabilitas sebesar 144%. Finansial jangka panjang terdiri dari NPV sebesar Rp1.575.950.228, Net B/C sebesar 9, IRR sebesar 163%, dan Payback period 0,7 tahun. Analisis sensitivitas pada skenario 3 dilakukan dengan 2 perubahan yaitu biaya naik 46% dari Rp221.743.050 menjadi Rp323.744.853 dan benefit turun 33% dari Rp541.301.800 menjadi Rp362.672.206 menunjukkan hasil usaha pembesaran ikan mas koki dikatakan paling sensitiv. Faktor pendukung usaha pembesaran ikan mas koki yaitu ikan ini memiliki banyak peminat karena keindahannya, cuaca di Kabupaten Tulungagung sesuai dengan kebutuhan ikan mas koki, sumber air di Desa Ringinpitu memiliki kualitas air yang bagus dan relatif jernih, akses jalan mudah dilalui semua kendaraan, dan adanya akses internet memudahkan perluasan pemasaran. Sedangkan faktor penghambat usaha pembesaran ikan mas koki yaitu banyaknya hama dan penyakit yang menyerang ikan, persaingan pasar yang semakin banyak, dan regulasi pengiriman ikan yang tidak teratur. Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa saran untuk pemilik usaha UD Tirta Mas Agung Abadi yaitu perlu adanya paranet di kolam pembesaran ikan mas koki, perlu membuat tempat pembuangan air limbah sendiri di kolam karantina agar air limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk tanaman sekitar, serta melakukan pengecekan kualitas air dengan menggunakan alat. Bagi pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, pemerintah harus tegas terhadap regulasi pengiriman ikan agar pembudidaya tidak ada yang merasa dirugikan. Bagi pelaku usaha atau pembudidaya ikan mas koki, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan dalam menjalankan usaha ikan mas koki di masa mendatang. Bagi mahasiswa atau pihak akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menunjang penelitian selanjutnya agar menjadi lebih baik, terutama dalam bidang studi kelayakan usaha khususnya pada usaha pembesaran ikan mas koki.
English Abstract
Ornamental fish is a fishery commodity which is a potential trade commodity both at country of origin and abroad. One area in Indonesia that has great potential in the ornamental fish farming sector is Tulungagung Regency. The highest ornamental fish production in Tulungagung Regency is goldfish. This study aims to analyze financial approaches, non-financial approaches ,sensitivity analysis, as well as the supporting and inhibiting factors in the business of growing goldfish at UD Tirta Mas Agung Abadi Tulungagung, East Java. The research was conducted in December 2022 until February 2023 using qualitative and quantitative descriptive methods. Types of data sources collected are primary data and secondary data. Data collection techniques by way of observation, interviews, documentation, and questionnaires. The sampling technique is purposive sampling which is a technique for determining the sample by selecting the sample desired by the researcher. Qualitative descriptive analysis method is used to analyze technical, management, marketing, socio-economic, environmental, legal aspects, as well as supporting and inhibiting factors. While the quantitative descriptive analysis method is used to analyze short-term finance, long-term finance, and sensitivity analysis. The non-financial aspects of the project in the UD Tirta Mas Agung Abadi goldfish enlargement business are technical, management, marketing, socio-economic, environmental and legal aspects. From the technical aspect, the results show that the location selection in Ringinpitu Village is feasible, where this village has good quality water. The facilities and infrastructure have not been said to be proper because there are no paranets in the grow-out pond, making it easier for bird pests to eat the fish in the pond. The selection of raw materials in the form of quality seeds and maintenance in the form of feeding and vitamins have been carried out properly, but in checking the quality of the water they did not check using tools. Handling during harvest and after harvest has been carried out properly. In the management aspect it is said to be feasible, where recruiting employees according to their expertise, compiling an organizational structure, providing motivation in the form of THR, and supervising cultivation activities and the performance of employees every day. In the marketing aspect it is said to be feasible because the company is able to determine which groups are the main focus, namely ornamental fish lovers (hobbyists) and determine strategies by implementing good fish quarantine methods, and the company is able to determine the right product, price, method of promotion and place. There are 3 marketing channels in this business. In the socio-economic aspect it is said to be feasible because it has a positive influence on the surroundings and increases regional income. From the environmental aspect, it is said that it is not feasible, because in the quarantine pond, the waste water produced is directly discharged into the river. From the legal aspect, it is said to be feasible, this business has fulfilled several documents for the requirements for business establishment. The financial aspect of the project is said to be feasible, which consists of short-term financial and long-term financial aspects. Short-term financial consists of fixed capital of IDR 196,225,000, current capital of IDR 221,743,050, receipts of IDR 541,301,800, R/C Ratio of 2.44, profit before zakat of IDR 319,558,750 and profit after zakat of IDR 311,569,781. BEP sales totaled IDR 157,121,139 and BEP units totaled 29,400 heads, and profitability was 144%. Long-term financial consists of an NPV of IDR 1,575,950,228, a Net B/C of 9, an IRR of 163%, and a payback period of 0.7 years. Sensitivity analysis in scenario 3 was carried out with 2 changes, namely costs increased 46% from IDR 221,743,050 to IDR 323,744,853 and benefits decreased 33% from IDR 541,301,800 to IDR 362,672,206 indicating the results of the business of growing goldfish are said to be the most sensitive. Factors supporting the business of growing goldfish are that this fish has many enthusiasts because of its beauty, the weather in Tulungagung Regency is in accordance with the needs of goldfish, water sources in Ringinpitu Village have good and relatively clear water quality, easy access roads for all vehicles, and the existence of Internet access facilitates expansion marketing. While the inhibiting factors for the enlargement of goldfish are the large number of pests and diseases that attack fish, increasing market competition, and irregular regulations on fish shipments. Based on the results of the analysis, there are several suggestions for UD Tirta Mas Agung Abadi business owners, namely the need for paranets in goldfish growing ponds, the need to create their own waste water disposal sites in quarantine ponds so that the resulting waste water can be used for surrounding plants, and to check water quality using tools. For the government of the Tulungagung Regency Maritime Affairs and Fisheries Office, the government must be firm with regulations on fish shipments so that no cultivators feel disadvantaged. For business actors or goldfish cultivators, this research is expected to be a reference and consideration in running a goldfish business in the future. For students or academics, this research is expected to be able to support further research so that it becomes better, especially in the field of business feasibility studies, especially in the business of growing goldfish.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080508 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 14 Dec 2023 07:25 |
Last Modified: | 14 Dec 2023 07:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205222 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Luthfi Faiz Fadhlilah.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |