Analisis Tingkat Akurasi Data Batimetri Menggunakan Singlebeam Echosounder System (SBES) dan Citra Satelit SPOT-7 di Perairan Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Laily, Hilda Hikmatul and M. Arif Zainul Fuad,, S.Kel., M.Sc and Fahreza Okta Setyawan,, S.Kel., MT (2023) Analisis Tingkat Akurasi Data Batimetri Menggunakan Singlebeam Echosounder System (SBES) dan Citra Satelit SPOT-7 di Perairan Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pulau Gili Ketapang memiliki jumlah potensi sumberdaya perikanan mencapai 40%, sehingga Gili Ketapang berpotensi menjadi daerah perikanan dengan sumberdaya yang cukup tinggi dan pelayaran yang cukup padat. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo. Hal ini berarti informasi mengenai batimetri di perairan tersebut bermanfaat untuk mengetahui kondisi perairan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi mengenai kedalaman laut dapat diketahui dengan melakukan survei batimetri. Survei batimetri dapat dilakukan dengan menggunakan satelit dan pengukuran secara langsung dengan peralatan khusus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat akurasi data batimetri dari Singlebeam Echosounder System (SBES) dan citra satelit SPOT-7, sehingga dapat digunakan sebagai referensi kedalaman perairan. Penelitian dilaksanakan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 7– 9 Februari 2023 di perairan Pulau Gili Ketapang, Kabupaten Probolinggo. Data batimetri diperoleh dari pemeruman menggunakan Singlebeam Echosounder System (SBES) di lokasi penelitian. Data citra satelit SPOT-7 didapatkan dari instansi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Data prediksi pasang surut selama 30 hari didapatkan dari website resmi instansi Badan Informasi Geospasial (BIG). Pengolahan data pasang surut menggunakan metode admiralty dengan koreksi Mean Sea Level (MSL). Terdapat beberapa koreksi yang dilakukan pada citra satelit SPOT-7 yaitu koreksi radiometrik, atmosfer, sunglint, dan masking. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Satellite Derived Bathymetry (SDB) metode klasifikasi Random Forest dengan menggunakan software Satellite Derived Bathymetry (SDB) GUI. Kedalaman perairan di Pulau Gili Ketapang berdasarkan hasil pemeruman berkisar antara 0-30 m. Profil kedalaman perairan pada peta batimetri 3D menunjukkan bahwa morfologi dasar laut tidak rata karena adanya cekungan dan permukaan dasar laut yang lebih tinggi, sehingga terdapat perbedaan kedalaman. Profil kedalaman dari garis pantai hingga jarak 200 m memiliki nilai kedalaman 0-20 m, sedangkan profil kedalaman dari jarak 200 m hingga perairan terbuka cukup bervariasi. Berdasarkan klasifikasi kelas lereng di perairan Pulau Gili Ketapang didominasi oleh kategori datar dengan luas area sebesar 77.28%. Hasil regresi (R²) pada model SDB antara data citra dengan data insitu yaitu 0.59 atau 59%. Berdasarkan rentang kedalamannya nilai RMSE yang tertinggi terdapat pada kedalaman 0 – 5 m yaitu 0.87, sedangkan yang terendah pada kedalaman 15.1 - 20 m yaitu 1.31. Hasil tersebut kurang akurat jika dibandingkan dengan data kedalaman hasil pemeruman. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memaksimalkan pemeruman di perairan yang dangkal dengan memperhatikan keadaan di lapang. Pemeruman dilakukan dengan menggunakan Multibeam Echosounder System (MBES) dan citra satelit dengan akurasi tinggi lainnya pada data dengan tahun yang sama.

English Abstract

Gili Ketapang Island has a total of fishery resource potential up to 40%, so that Gili Ketapang has the potential to become a fishery area with quite high resources and fairly dense shipping. This was also explained by the Maritime Affairs and Fisheries Office of Probolinggo Regency. Therefore information about bathymetry in these waters is useful for knowing the condition of the waters, either directly or indirectly. Information about the depth of the sea can be known by conducting a bathymetry survey. Bathymetric survey can be carried out using satellites and direct measurements with special equipment. This research was conducted to determine the level of accuracy of bathymetry data from the Singlebeam Echosounder System (SBES) and SPOT-7 satellite images so that they can be used as a reference for water depth. The research was carried out for 3 days, from seventh to ninth of February, 2023 in the waters of Gili Ketapang Island, Probolinggo Regency. Bathymetry data were obtained from sounding using the Singlebeam Echosounder System (SBES) at the study site. SPOT-7 satellite imagery data was obtained from the National Research and Innovation Agency (BRIN). Tidal prediction data for 30 days is obtained from the official website of the Geospatial Information Agency (BIG). Tidal data processing uses the admiralty method with Mean Sea Level (MSL) correction. There are several corrections made to the SPOT-7 satellite imagery, namely radiometric, atmospheric, sunglint, and masking corrections. The technique used in this study is the Random Forest Satellite Derived Bathymetry (SDB) classification method using GUI Satellite Derived Bathymetry (SDB) software. Based on the sounding results, the water depth on Gili Ketapang Island ranges from 0-30 m. The water depth profile on the 3D bathymetry map shows that the morphology of the seabed is uneven due to the presence of basins and a higher seafloor surface, so there are differences in depth. The depth profile from the shoreline to a distance of 200 m has a depth value of 0-20 m, while the depth profile from 200 m to open water is quite varied. Based on the class classification, the slopes in the waters of Gili Ketapang Island are dominated by the flat category with an area of 77.28%. The regression result (R²) in the SDB model between image data and in-situ data is 0.59 or 59%. Based on the depth range, the highest RMSE value is found at a depth of 0 – 5 m, namely 0.87, while the lowest is found at a depth of 15.1 – 20 m, namely 1.31. These results are less accurate when compared with sounding depth data. Based on the research that has been done, it is hoped that further research can maximize sounding in shallow waters by taking into account the conditions in the field. Sounding was performed using the Multibeam Echosounder System (MBES) and other high-accuracy satellite imagery on data from the same year.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: v
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 12 Dec 2023 03:41
Last Modified: 12 Dec 2023 03:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/205085
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Hilda Hikmatul Laily.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item