Wardani, Erlin Dwi and Riski Agung Lestariadi,, S.Pi., M.P., Ph.D (2023) Manajemen Risiko Produksi Usaha Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Kabupaten Kediri dengan Pendekatan House of Risk. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Usaha budidaya ikan koi tidak terlepas dari adanya risiko. Risiko ikan mati dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti keterlambatan dan ketidakpastian pengiriman pakan yang memerlukan penanganan lebih lanjut, ikan koi terjangkit penyakit dan hama karena ketidakteraturan dalam pembersihan kolam ikan koi, keterlambatan dan ketidaksesuaian pemberian pakan, cuaca ekstrem yang menyebabkan ikan rentan sakit atau bahkan mati. Risiko budidaya sangat penting diperhatikan, tindakan yang kurang tepat dalam mengelola risiko dapat menyebabkan kerugian bahkan aktivitas budidaya dapat terganggu. Tujuan dari penelitian manajemen risiko produksi budidaya pembenihan ikan koi ini adalah: 1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan risk event dan risk agent pada produksi budidaya ikan koi di Kabupaten Kediri, 2. Menganalisis risk event dan risk agent pada produksi budidaya ikan koi di Kabupaten Kediri, 3. Menganalisis penanganan risiko pada produksi budidaya ikan koi di Kabupaten Kediri. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan focus group discussion. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, data BPS, data yang terkait dengan penelitian. Sampel penelitian diambil menggunakan simple random sampling secara proporsional. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode House of Risk (HOR). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh 17 kejadian risiko dalam empat proses produksi benih ikan koi yang terdiri dari 3 kejadian risiko pada proses persiapan kolam, 4 risiko pada proses pemijahan, 7 risiko pada proses pemeliharaan, dan 3 risiko pada proses pemanenan. Kejadian risiko yang tersebut disebabkan oleh 33 sumber risiko (risk agent). Penilaian dampak keparahan (severity) terdapat 7 kejadian risiko dengan nilai severity sebesar 7 (tinggi), 7 kejadian risiko dengan nilai severity sebesar 8 (sangat tinggi), dan 3 kejadian risiko dengan nilai dampak keparahan 9 (serius). Berdasarkan hasil tersebut, terdapat 3 kejadian risiko dengan nilai dampak keparahan tertinggi. Ketiga kejadian risiko tersebut berada pada proses pemeliharaan, yaitu benih ikan sakit (E8), benih ikan sakit dan mengalami kematian dengan membawa penyakit yang dapat menular ke ikan koi lainnya (E9), dan pertumbuhan benih ikan koi tidak maksimal atau lambat (E13). Penilaian frekuensi kejadian (occurrence) sumber risiko dominan berada pada tingkat keseringan sedang (6) yaitu sebanyak 12 sumber risiko. Kedua belas sumber kejadian risiko tersebut terkait dengan kualitas air, penyakit, telur tidak menetas, hama, dan benih kekurangan pakan. Nilai keseringan tertinggi yaitu sumber risiko ikan koi betina kelelahan karena dikejar ikan koi jantan (A12). Terdapat 3 sumber risiko produksi benih ikan koi di Kabupaten Kediri yang dijadikan prioritas mitigasi risiko, yaitu Risk agent kadar ammonia tinggi dan kualitas air menurun memiliki nilai tertinggi dengan nilai ARP sebesar 3390 (14%). Kemudian cuaca ekstrem (A7) dengan nilai ARP 2634 (11%) dan kepadatan tebar ikan dalam kolam tidak terkontrol (A23) dengan nilai ARP 2625 (11%). Berdasarkan perhitungan korelasi HOR Fase 2 diketahui preventive action yang direkomendasikan dengan nilai ETD tertinggi adalah memindah/membagi telur-telur ikan koi ke kolam lain (PA2), memindah/membagi telur-telur ikan ke kolam lain (PA3), dan meningkatkan aerasi (PA11) dengan nilai 77841.
English Abstract
Koi fish aquaculture industry is inextricably linked to risk. Dead fish can be caused by a lot of factors, including delays and uncertainties in feed delivery, koi fish infection with diseases and pests due to irregularities in cleaning koi ponds, delays and inappropriate feeding, and extreme weather, which causes fish to become sick or even die. growing risk must be carefully monitored; inappropriate risk management procedures can result in losses and potentially halt growing processes. The purposes of this risk management on koi fish hatchery production are: 1. Identify and define risk events and risk agents in koi fish farming production in Kediri Regency, 2. Analyze risk events and risk agents in the production of koi fish in Kediri Regency. 3.Analyzing risk management in koi fish aquaculture in Kediri Regency. This study relies on two types of data: primary data and secondary data. Observations, interviews, questionnaires, and focus group discussions were used to collect primary data. Secondary data was gathered through literature reviews, BPS data, and research-related data. The proportional sampling method was used to choose the research sample. The House of Risk (HOR) data analysis method was employed in this study to analyze data. Based on data analysis, 17 risk occurrences were identified in four koi hatchery production stages, including three in the pond preparation process, four in the spawning process, seven in the raising phase, and three in the harvesting process. These risk events are the result of 33 different risk sources (risk agents). There are 7 risk events with a severity value of 7 (high), 7 risk events with a severity value of 8 (very high), and 3 risk events with a severity impact value of 9 (serious). Based on these results, there are 3 risk events with the highest severity impact value. The three risk events are in the rearing process, namely sick fish fry (E8), sick fish fry and experience death by carrying diseases that can be transmitted to other koi fish (E9), and the growth of koi fish fry is not optimal or slow (E13). The assessment of the frequency of occurrence of the dominant risk sources is at a moderate level of frequency (6), namely 12 risk sources. The twelve sources of risk occurrence are related to water quality, disease, unhatched eggs, pests, and feed deprivation. The highest frequency value is the risk source of female koi fish fatigue due to being chased by male koi fish (A12). There are 3 sources of risk for koi fish seed production in Kediri District that are prioritised for risk mitigation, namely Risk agent high ammonia levels and decreased water quality has the highest value with an ARP value of 3390 (14%). Then extreme weather (A7) with an ARP value of 2634 (11%) and uncontrolled stocking density of fish in the pond (A23) with an ARP value of 2625 (11%). Based on the HOR Phase 2 correlation calculation, it is known that the recommended preventive actions with the highest ETD value are moving / dividing koi fish eggs to other ponds (PA2), moving / dividing fish eggs to other ponds (PA3), and increasing aeration (PA11) with a value of 77841.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080400 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 06 Dec 2023 06:16 |
Last Modified: | 06 Dec 2023 06:16 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/204908 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Erlin Dwi Wardani.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |