Andriyanti, Elok and M. Arif Zainul Fuad,, S.Kel., M.Sc and Fahreza Okta Setyawan,, S.Kel., MT (2023) Pemodelan Ketinggian Gelombang Tsunami Menggunakan Cornell Multi-Grid Coupled Tsunami (COMCOT) dan Perhitungan Hloss di Kecamatan Puger Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang berpotensi terjadi di wilayah Indonesia dan dapat menimbulkan banyak kerusakan. Wilayah selatan Pulau Jawa memiliki potensi tsunami dikarenakan terdapat titik pertemuan dua lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Beberapa peristiwa tsunami pernah terjadi di Pulau Jawa, salah satunya yaitu peristiwa tsunami Jawa Timur tahun 1994 atau tsunami Banyuwangi 1994 yang juga berdampak di Puger, Kabupaten Jember. Wilayah Jember, khususnya Puger memiliki kerentanan tsunami yang cukup tinggi dikarenakan elevasinya yang rendah dan banyaknya wilayah pemukiman di sekitar pantai. Salah satu cara untuk mengetahui potensi tsunami di suatu wilayah adalah dengan pemodelan tsunami dan perhitungan Hloss untuk mengetahui potensi ketinggian dan luasan daerah terdampaknya. Pada penelitian ini pemodelan tsunami dilakukan dengan software COMCOT (Cornell Multi-grid Coupled Tsunami) dan digunakan tiga skenario gempa bumi, yaitu skenario kekuatan gempa 8,7 Mw, 7,5 Mw, dan 8 Mw. Nilai kekasaran lahan atau manning yang digunakan yaitu 0,025 dikarenakan pada wilayah penelitian didominasi oleh tutupan lahan sawah. Penentuan waktu kedatangan tsunami diketahui dengan menempatkan 3 titik virtual gauge di wilayah Kecamatan Puger, Gumukmas, dan Kencong. Sedangkan perhitungan berdasarkan Hloss digunakan data DEM, penggunaan lahan, kemiringan lereng (slope), dan ketinggian tsunami yang dihasilkan dari pemodelan COMCOT. Pemodelan berdasarkan tsunami Jawa Timur tahun 1994 dilakukan untuk membandingkan ketinggian hasil pemodelan dengan pengukuran pasca tsunami. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa waktu kedatangan tsunami di Puger pada skenario 1 adalah pada menit ke-35 setelah gempa, pada skenario 2 datang pada menit ke-30, dan pada skenario 3 pada menit ke-33. Ketinggian tsunami maksimalnya pada skenario 1 setinggi 16 meter, skenario 2 setinggi 2 meter, dan skenario 3 setinggi 6,4 meter. Nilai ketinggian tsunami yang digunakan dalam perhitungan Hloss adalah ketinggian maksimalnya yaitu 16 meter. Perhitungan Hloss menghasilkan luasan daerah terdampak seluas 2.276,15 hektar, lebih kecil dibandingkan hasil dari luasan maksimal COMCOT yaitu 3.385,16 hektar. Hasil pemodelan COMCOT berdasarkan kejadian tsunami 1994 menghasilkan ketinggian maksimal 4 meter dan waktu kedatangan 37-40 menit, sedikit lebih rendah dari penelitian kejadian tsunami sebenarnya.
English Abstract
Tsunami is one of the natural disasters that may occur in Indonesia and it causes a lot of damages. The southern of Java Island has the potential for a tsunami because of the subduction zone of two active tectonic plates, the Indo- Australian Plate and the Eurasian Plate. Several tsunami events have occurred on East Java, one of them is the 1994 East Java Tsunami or the 1994 Banyuwangi Tsunami which also had an impact on Puger, Jember Regency. On Subdistrict Puger, Jember has a fairly high tsunami vulnerability due to its low elevation and the large number of residential areas around the coast. Modeling tsunami dan Hloss calculating can be used to determine the potential height and affected area. The COMCOT(Cornell Multi-grid Coupled Tsunami) tsunami modeling used three different scenarios based on its strength which are 8,7 Mw, 7,5 Mw, and 8 Mw. Manning (land roughness) that is being used was 0,025 because the main land cover in Puger is Agriculture area. Virtual gauge coordinates were used to determine the arrival time of tsunami in 3 sub-districts: Puger, Gumukmas, and Kencong. Furthermore, the Hloss calculation uses DEM (digital elevation model) data, land use, slope, and tsunami height on the coastline resulting from the COMCOT modeling. Modeling based on the 1994 East Java tsunami was carried out to compare the height of the modeling results with posttsunami measurements. The modeling results show that the arrival time of the tsunami at Puger in scenario 1 is in the 35th minute after the earthquake, in scenario 2 it arrives in the 30th minute, and in scenario 3 in the 33rd minute. The maximum tsunami height in scenario 1 is 16 meters high, scenario 2 is 2 meters high, and scenario 3 is 6.4 meters high. The tsunami height used in the Hloss calculation is 16 meters. Hloss calculation resulted an area affected of 2.276,15 hectares, which is smaller than the result of COMCOT's maximum area of 3.385,16 hectares. COMCOT modeling results based on the 1994 tsunami event resulted in a maximum height of 4 meters and an arrival time of 37-40 minutes, slightly lower than the actual measurement.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080394 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 06 Dec 2023 06:14 |
Last Modified: | 06 Dec 2023 06:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/204887 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Elok Andriyanti.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (7MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |