Jatmiko, Dwiki and Prof. Dr. Ir. Endang Yuli Herawati, MS (2023) Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Gambaran Histologi Insang Ikan Keting di Hilir Sungai Gembong, Pasuruan Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Hilir Sungai Gembong banyak dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan permukiman, pertanian, dan industri sehingga kondisi lingkungan hidup pada aliran sungai merupakan dampak dari buangan limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Perairan yang tercemar akan mengakibatkan perairan menjadi toksik (beracun) dan membahayakan biota yang hidup di dalamnya. Logam berat Pb adalah salah satu bahan pencemar yang paling berbahaya. Insang adalah tempat terjadinya kontak langsung dimana pertama kali masuknya polutan dari lingkungan perairan ke dalam tubuh ikan melalui respirasi. sehingga perubahan yang terjadi pada jaringan insang merupakan biomarker yang baik dalam monitoring kualitas perairan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis biokonsentrasi faktor (BCF) dari kandungan logam berat timbal (Pb) pada air dan insang ikan keting serta gambaran histologi insang ikan keting di Hilir Sungai Gembong, Pasuruan Jawa Timur. Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan analisis data secara deskriptif. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling berdasarkan tata guna lahan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali dengan interval waktu 30 hari. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menghitung nilai biokonsentrasi faktor untuk mengetahui akumulasi yang terjadi pada insang ikan keting dan analisis skoring, dimana analisis ini yaitu mengukur tingkat kerusakan yang terjadi pada insang ikan keting. Parameter pendukung yang diukur meliputi suhu, kecepatan arus, pH, DO, BOD, dan COD. Hasil dari penelitian ini yaitu kandungan logam berat Pb di Hilir Sungai Gembong pada air berkisar 0,15 – 1,27 mg/L dan pada insang ikan keting berkisar 0 – 12,32 mg/kg. Berdasarkan PP Nomor 22 Tahun 2021 maka logam berat Pb telah melebihi baku mutu kualitas air kelas 3 dan mengacu kepada standar nasional Indonesia (SNI) maka logam berat Pb pada ikan keting telah melebihi ambang batas yaitu 0,03 mg/kg. Nilai biokonsentrasi faktor (BCF) berkisar 0 – 82,13. Gambaran histologi insang ikan keting ditemukan beberapa kerusakan yaitu edema, hiperplasia, fusi lamela, dan kongesti. Patologi edema tertinggi terdapat pada stasiun 2. Patologi hiperplasia tertinggi terdapat pada stasiun 2 di ulangan 1. Patologi fusi lamela pada ketiga stasiun memiliki tingkat kerusakan yang sama yaitu rusak sedang dengan skor pembulatan 2. Patologi kongesti terdapat pada stasiun 2 dan stasiun 1 di ulangan 1 (dengan skor pembulatan 3). Hasil dari pengukuran parameter pendukung yaitu kualitas air suhu berkisar 27,2 – 29 °C, kecepatan arus berkisar 0,15 – 0,5 m/s, pH berkisar 7,64 – 7,88, DO berkisar 4,54 – 7,25 mg/L, BOD berkisar 10,89 – 13,45 mg/L, COD berkisar 35,75 – 50,17 mg/L. Kesimpulan penelitian ini yaitu Nilai biokonsentrasi faktor (BCF) berkisar 0 – 82,13 yang mana termasuk ke dalam kategori akumulasi rendah. Dengan demikian, ikan keting (Mystus gulio) memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam berat Pb yang ada di air ke dalam tubuhnya. Hasil pengamatan histopatologi insang ikan keting Hilir Sungai Gembong ditemukan beberapa kerusakan yaitu edema, hiperplasia, fusi lamela, dan kongesti. Setiap stasiun penelitian memiliki jenis patologi insang dengan tingkat kerusakan yang berbeda – beda. Secara keseluruhan patologi yang terdapat pada insang ikan keting mengalami tingkat rusak yang sedang. Saran yang dapat diberikan yaitu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai beban pencemaran (limbah) di Sungai Gembong, Pasuruan Jawa Timur, sehingga dapat diketahui beban pencemaran setiap harinya yang masuk ke badan perairan. Selain itu, jika masyarakat ingin mengkonsumsi ikan keting yang ditangkap dari Sungai Gembong sebaiknya membuang organ insang terlebih dahulu, hal ini dikarenakan organ tersebut sudah terakumulasi logam berat Pb yang tinggi. Dihimbau pula kepada masyarakat, industri dan pemerintah setempat untuk lebih memperhatikan dalam pengelolaan limbah yang akan dibuang ke perairan tersebut sehingga kondisi pencemaran tidak semakin memburuk dan mengatasi untuk masa yang akan datang.
English Abstract
The lower reaches of the Gembong River are widely used by the community for residential, agricultural, and industrial purposes so that environmental conditions in the river flow are the impact of waste discharges produced by human activities. Polluted waters will cause the waters to become toxic and endanger the biota that lives in them. The heavy metal Pb is one of the most dangerous pollutants. Gills are the site of direct contact where pollutants from the aquatic environment first enter the body of fish through respiration. So that changes that occur in gill tissue are good biomarkers in monitoring water quality. The purpose of this study was to analyze the bioconcentration factor (BCF) of lead heavy metal (Pb) content in the water and gills of keting fish as well as histological features of keting fish gills in the lower reaches of the Gembong River, Pasuruan, East Java. The method used is a survey method with descriptive data analysis. Determination of research stations using purposive sampling method based on land use. Sampling was carried out 2 times with an interval of 30 days. The data analysis used in this study is calculating the value of factor bioconcentration to determine the accumulation that occurs in the gills of keting fish and scoring analysis, where this analysis is measuring the level of damage that occurs to the gills of keting fish. The supporting parameters measured include temperature, current speed, pH, DO, BOD, and COD. The results of this study are the heavy metal content of Pb in the lower reaches of the Gembong River in water ranging from 0.15 – 1.27 mg / L and in the gills of keting fish ranging from 0 – 12.32 mg / kg. Based on PP Number 22 of 2021, Pb heavy metals have exceeded class 3 water quality standards and refer to Indonesian national standards (SNI), Pb heavy metals in keting fish have exceeded the threshold of 0.03 mg / kg. The value of bioconcentration factor (BCF) ranges from 0 – 82.13. Histological features of the gills of keting fish found some damage, namely edema, hyperplasia, lamella fusion, and congestion. The highest edematous pathology is found at station 2. The highest hyperplasia pathology is found at station 2 in repetition 1. Lamellae fusion pathology at all three stations had the same degree of damage, i.e. moderately damaged with a rounding score of 2. Congestion pathology is present at station 2 and station 1 in repeat 1 (with a rounding score of 3). The results of measuring supporting parameters are water quality temperatures ranging from 27.2 – 29 °C, current speeds ranging from 0.15 – 0.5 m / s, pH ranging from 7.64 – 7.88, DO ranging from 4.54 – 7.25 mg / L, BOD ranging from 10.89 – 13.45 mg / L, COD ranging from 35.75 – 50.17 mg / L. The conclusion of this study is that the bioconcentration value of factors (BCF) ranges from 0 – 82.13 which is included in the low accumulation category. Thus, the keting fish (Mystus gulio) has the ability to accumulate heavy metal Pb present in the water into its body. The results of histopathological observations of gills of keting fish downstream of the Gembong River found several damages, namely edema, hyperplasia, lamella fusion, and congestion. Each research station has a type of gill pathology with a different degree of damage. Overall, the pathology contained in the gills of keting fish has a moderate degree of damage. The suggestion that can be given is the need for further research on the burden of pollution (waste) in the Gembong River, Pasuruan, East Java, so that the burden of pollution can be known every day that enters the water body. In addition, if people want to consume keting fish caught from the Gembong River, they should remove the gill organs first, this is because these organs have accumulated high Pb heavy metals. It is also urged to the community, industry and local government to pay more attention to the management of waste that will be discharged into these waters so that pollution conditions do not worsen and overcome for the future
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080388 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.956 Fishes |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 06 Dec 2023 02:45 |
Last Modified: | 06 Dec 2023 02:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/204875 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Dwiki Jatmiko.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (10MB) |
Actions (login required)
View Item |