Utari, Afifah Dwy and Prof. Dr. Ir Harsuko Riniwati.,, MP (2023) Analisis Kerentanan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Overlay dengan Variabel Fisik pada Wilayah Pesisir dan Non Pesisir Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai pondasi dari kualitas sumber daya manusia berpengaruh kuat dalam segala aspek. IPM adalah tolak ukur pembangunan manusia yang didukung oleh tiga indikator yaitu indikator pendidikan, indikator ekonomi, dan indikator kesehatan. Salah satu aspek yang dipengaruhi adalah kerentanan wilayah. Kerentanan wilayah sendiri adalah ketidakmampuan sebuah wilayah dalam mengatasi bencana baik alam maupun non alam. Indonesia sebagai negara yang masuk dalam kategori rentan terhadap bencana baik alam maupun non alam berpeluang memiliki nilai kerentanan wilayah. Hal ini dibuktikan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang mencatat ada sebanyak 24.969 kejadian sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2020. Kabupaten Lumajang sebagai bagian dari wilayah Indonesia yang memiliki nilai IPM tiga terbawah dari Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lumajang memiliki kemungkinan nilai kerentanan IPM yang cukup tinggi, karena IPM berpengaruh langsung terhadap kerentanan suatu wilayah. Langkah awal yaitu mengetahui terlebih dahulu peringkat kerentanan dan peringkat IPM setiap wilayah di Kabupaten Lumajang. Peningkatan IPM tentu saja akan mengikis nilai kerentanan wilayah di Kabupaten Lumajang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Februari tahun 2023 di Kabupaten Lumajang, Jawa timur. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis: (1) Kerentanan berdasarkan variabel fisik di Kabupaten Lumajang dengan menggunakan analisis spasial. (2) Kondisi kerentanan IPM di wilayah Kabupaten Lumajang. (3) Kondisi kerentanan IPM overlay dengan variabel fisik di wilayah Kabupaten Lumajang. (4) Variabel yang merupakan faktor kunci dalam meningkatkan IPM di Kabupaten Lumajang dengan menggunakan analisis MICMAC. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan kuantitatif berjenjang. Data yang digunakan yaitu jenis data primer dan data sekunder. Teknik analisis data menggunakan yaitu analisis spasial ArcGIS dan analisis MICMAC. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan untuk analisis data sebanyak 10 stakeholder yang expert di bidang IPM. Hasil penelitian ini yaitu, tingkat kerentanan berdasarkan variabel fisik maupun IPM memiliki tingkatan kerentanan yang berbeda-beda untuk setiap wilayahnya. Berdasarkan variabel fisik Kabupaten Lumajang didominasi tingkat kerentanan yang rendah di wilayah non pesisir dan tingkat kerentanan yang sedang hingga tinggi di wilayah pesisir. Berdasarkan kerentanan IPM wilayah Kabupaten Lumajang didominasi tingkat kerentanan sedang hingga rendah. Hasil dari overlay variabel fisik dan IPM didapatkan hasil tingkat kerentanan sedang hingga tinggi mendominasi di wilayah pesisir yaitu Kecamatan Tempursari, Kecamatan Pasirian, dan Kecamatan Yosowilangun. Tingkat kerentanan yang rendah ada di bagian wilayah non pesisir. Hal ini berarti wilayah pesisir memiliki nilai kerentanan yang cukup tinggi sehingga perlu diperhatikan secara khusus. Hasil dari analisis MICMAC untuk menemukan variabel kunci (faktor utama) dalam upaya peningkatan IPM adalah Fasilitas Pendidikan Formal (FPF) yang merupakan salah satu dari 10 variabel yang kemungkinan berpengaruh pada peningkatan IPM. Masyarakat dan juga pemerintah Kabupaten Lumajang terkait diharap dapat memberikan perhatian lebih intens terhadap fasilitas pendidikan untuk menunjang pendidik dalam kegiatan belajar mengajar dan juga meningkatkan kualitas pelajar agar bisa menyalurkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal.
English Abstract
The Human Development Index (HDI) as the foundation of the quality of human resources has a strong influence in all aspects. HDI is a benchmark of human development supported by three indicators, there are education indicators, economic indicators, and health indicators. An aspect affected is the vulnerability of the region. Regional vulnerability itself is the ability of a region to overcome natural and non-natural disasters. Indonesia as a country that is included in the category of vulnerable to both natural and non-natural disasters has the opportunity to have a regional vulnerability value. This is evidenced by the National Disaster Management Agency (BNPB) which recorded 24,969 incidents throughout 2010 to 2020 Lumajang Regency as part of the territory of Indonesia which has the third lowest HDI value of East Java Province. This shows that Lumajang Regency has a high probability of HDI vulnerability value, because HDI has a direct effect on the vulnerability of an area. According to BPS, HDI of Lumajang Regency for the last three years was 65.46 in 2020; 66.07 in 2021; and 66.95 in 2022. Increasing the HDI value every year does not change the HDI rank of Lumajang Regency at all. This shows that the increased is still not optimal. This research has been carried out in February 2023 in Lumajang Regency, East Java. The purpose of this research is to analyze: (1) Vulnerability based on physical variables in Lumajang Regency using spatial analysis. (2) The condition of HDI vulnerability in the Lumajang Regency area. (3) The condition of HDI vulnerability overlayed with physical variables in the Lumajang Regency area. (4) Key variables in increasing HDI in Lumajang Regency using MICMAC analysis. This research uses qualitative descriptive method with a tiered quantitative approach. The type of data used are primary data and secondary data. Data analysis techniques use ArcGIS spatial analysis and MICMAC analysis. The sampling technique uses purposive sampling technique. The sample used for data analysis was 10 stakeholders who were experts of HDI. The result of this research is the level of vulnerability based on physical variables or HDI has different levels of vulnerability for each region. Based on physical variables, Lumajang Regency is dominated by low vulnerability levels in non-coastal areas and high vulnerability levels in coastal areas. Based on HDI vulnerability, the Lumajang Regency area is dominated by medium to low vulnerability levels. The results of overlaying physical variables and HDI are high vulnerability levels dominating in coastal areas, there are Tempursari District, Pasirian District, and Yosowilangun District. A low level of vulnerability exists in non-coastal areas. This means that coastal areas have a high enough vulnerability value so they need special attention. The results of the MICMAC analysis to find the key variable (main factor) in efforts to increase HDI is Formal Education Facility (FPF), one of 10 variables that probabaly have influence on increasing HDI. The people and also the Lumajang government are expected to pay more intense attention to educational facilities to support educators in teaching and learning activities and also improve the quality of students in order to distribute their abilities to the maximum.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080264 |
Uncontrolled Keywords: | Kerentanan, IPM, Analisis MICMAC-Susceptibility, HDI, MICMAC Analysis |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 16 Nov 2023 04:42 |
Last Modified: | 16 Nov 2023 04:42 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/204476 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Afifah Dwy Utari.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (1MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |