Analisis Faktor yang berhubungan dengan Pernikahan Dini terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Tulungagung,

Bella, - and Dr. Diadjeng Setya Wardani, S.Si.T., M.Kes and Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, Sp.OG(K) (2023) Analisis Faktor yang berhubungan dengan Pernikahan Dini terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Tulungagung,. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pernikahan dini merupakan perkawinan yang dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan yang masih berusia dibawah 19 tahun. Pernikahan dini di Indonesia termasuk delapan besar di dunia dan dua besar di ASEAN. Jawa Timur merupakan satu dari 22 Provinsi dengan angka pernikahan dini diatas rata-rata nasional. Kabupaten tulungagung merupakan salah satu dari beberapa kabupaten yang menyumbang angka pernikahan dini di jawa Timur dilihat dari angka yang peningkatan dari tahun 2019 angka wanita yang menikah pada usia di bawah 19 tahun sebanyak 79 dan mengalami peningkatan drastis pada tahun 2020 sebanyak 384 dan tahun 2021 sebanyak 386 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2022 sebanyak 286. Pernikahan dini dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual dan reproduksi perempuan serta akan mempengaruhi kehamilan dan persalinan. Wanita yang hamil pada usia belasan tahun memiliki banyak risiko-risiko seperti terjadinya perdarahan, abortus, persalinan lama dan banyak penyulit lainnya. Sedangkan pada bayinya berkemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan, cacat bawaan, serta berat badan lahir rendah. Selain itu permasalahan yang berkemungkinan timbul dari pernikahan dini bisa mempengaruhi stunting, pola asuh, serta ASI ekskulsif. di Kabupaten Tulungagung sendiri angka cakupan ASI eksklusif masih dibawah rata-rata nasional yaitu pada tahun 2020 persentase sebesar 61,4 % dan ditahun 2021 sebesar 68%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang menyebabkan angka pernikahan dini yang masih tinggi di Kabupaten Tulungagung serta untuk menggali pemberian ASI Eksklusif pada wanita yang masih berusia muda. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan mei tahun 2023 di Kecamatan Kalidawir, Pagerwojo dan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Sampel pada penelitian ini sebanyak 92 wanita yang menikah usia dini tahun 2021 dan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneltian ini dilakukan dari rumah kerumah sesuai dengan alamat yang tertera didata KUA, kemudian responden yang memenuhi kriteria akan mengisi kuesioner yang telah di sediakan oleh peneliti. Analisis data menggunakan binomial dan analisis jalur hubungan langsung dan tidak langsung. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan Pernikahan dini yaitu pendidikan berhubungan signifikan (P=0,000), status ekonomi berhubungan signifikan (P=0,002), pengetahuan berhubungan signifikan (P=0,000), Peran orang tua berhubungan signifikan (P=0,047) sedangkan adat keluarga tidak berhubungan signifikan (P=0,102) dan pernikahan dini dengan ASI Eksklusif berhubungan signifikan (P=0,002). Pada analisis jalur hubungan langsung dan tidak langsung didapatkan hasil koefisien beta pada variabel pendidikan yaitu nilai koefisien beta hubungan langsung 0,113 dan nilai koefisien beta hubungan tidak langsung yaitu 0,231, berdasarkan perhitungan hubungan tidak langsung lebih besar dari hubungan langsung sehingga dapat disimpulkan berhubungan signifikan. Variabel status ekonomi yaitu nilai koefisien beta hubungan langsung 0,162 dan nilai koefisien beta hubungan tidak langsung yaitu 0,063, berdasarkan perhitungan hubungan tidak langsung lebih kecil dari hubungan langsung sehingga dapat disimpulkan tidak berhubungan signifikan. Variabel pengetahuan yaitu nilai koefisien beta hubungan langsung 0,139 dan nilai koefisien beta hubungan tidak langsung yaitu 0,252, berdasarkan perhitungan hubungan tidak langsung lebih besar dari hubungan langsung sehingga dapat disimpulkan berhubungan signifikan. Variabel peran orang tua yaitu nilai koefisien beta hubungan langsung 0,191 dan nilai koefisien beta hubungan tidak langsung yaitu 0,114, vii berdasarkan perhitungan hubungan tidak langsung lebih kecil dari hubungan langsung sehingga dapat disimpulkan tidak berhubungan signifikan. Rendahnya pengetahuan wanita mengenai pernikahan dini serta dampaknya di Kabupaten Tulungagung terkait dengan rendahnya tingkat pendidikan wanita hal ini karena ini semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuannya pun akan semakin meningkat. Pendidikan yang rendah di Kabupaten Tulungagung berkaitan dengan rendahnya status ekonomi keluarga, wanita pada keluarga dengan status ekonomi yang rendah lebih banyak putus sekolah dan memilih untuk menikah. Pernikahan dini sendiri bukan merupakan hasil perjodohan, akan tetapi orang tua yang memiliki anak perempuan yang putus sekolah dan tidak bekerja lebih banyak didorong untuk menikah agar tanggung jawab orangtua dilepaskan kepada suami. Pernikahan dini yang terjadi di Kabupaten Tulungagung berdampak pada pemberian ASI Eksklusif, Wanita yang menikah pada usia muda tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya karena berbagai faktor yang berhubungan dengan usia yang masih sangat muda. Pemberian ASI yang tidak eksklusif tidak hanya karena diberikan susu formula akan tetapi pada usia yang kurang dari 6 bulan ada banyak ibu muda yang memberikan MP-ASI kepada bayinya. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai betapa pentingnya untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayi mendorong sebagian besar untuk memberikan susu formula serta makanan pada usia bayi kurang dari 6 bulan. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor yang menyebabkan pernikahan dini di Kabupaten Tulungagung adalah pendidikan, status ekonomi, pengetahuan dan peran orang tua sedangkan adat keluarga tidak berhubungan. Serta pernikahan dini berdampak pada rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Tulungagung.

English Abstract

Early marriage is marriage carried out by men and women under the age of 19. Early marriage in Indonesia is among the top eight in the world and two in ASEAN. East Java is one of 22 provinces with an early marriage rate above the national average. Tulungagung Regency is one of several regencies that contribute to the early marriage rate in East Java, seen from the increased number from 2019 the number of women who married under the age of 19 was 79 and experienced a drastic increase in 2020 as many as 384 and in 2021 as many as 386 then decreased in 2022 by 286. Early marriage can affect women's sexual and reproductive health and will affect pregnancy and childbirth. Women who are pregnant in their teens have many risks such as bleeding, abortion, prolonged labor and many other complications. Meanwhile, the baby is likely to be born prematurely, with birth defects, and low birth weight. In addition, problems that are likely to arise from early marriage can affect stunting, parenting, and exclusive breastfeeding. In Tulungagung Regency, the exclusive breastfeeding coverage rate is still below the national average, namely in 2020 the percentage is 61.4% and in 2021 it is 68%.This study aims to analyze the factors that cause the high rate of early marriage in Tulungagung Regency and to explore exclusive breastfeeding for young women. This research is an observational analytic study using a cross-sectional approach which was conducted in May 2023 in Kalidawir, Pagerwojo and Sendang Districts, Tulungagung Regency, East Java. The sample in this study were 92 women who married at an early age in 2021 and the sampling technique used a purposive sampling technique with criteria set by the researchers. This research was conducted from house to house according to the address listed in the KUA data, then respondents who met the criteria would fill out a questionnaire that had been provided by the researcher. Data analysis using binomial and direct and indirect relationship path analysis. The results of this study found that factors related to early marriage, namely education had a significant relationship (P=0.000), economic status had a significant relationship (P=0.002), knowledge had a significant relationship (P=0.000), the role of parents was significantly related (P= 0.047) while family customs had no significant relationship (P=0.102) and early marriage with exclusive breastfeeding had a significant relationship (P=0.002). In the analysis of direct and indirect relationship paths, the results of the beta coefficient on the education variable are the beta coefficient value of the direct relationship of 0.113 and the beta coefficient value of the indirect relationship of 0.231, based on the calculation of the indirect relationship is greater than the direct relationship so that it can be concluded that the relationship is significant. The economic status variable is the beta coefficient value of a direct relationship of 0.162 and the value of the indirect relationship beta coefficient of 0.063, based on the calculation of the indirect relationship is smaller than the direct relationship so it can be concluded that it is not significantly related. The knowledge variable, namely the beta coefficient value of the direct relationship is 0.139 and the beta coefficient value of the indirect relationship is 0.252, based on the calculation of the indirect relationship is greater than the direct relationship so that it can be concluded that the relationship is significant. The parental role variable, namely the beta coefficient value of the direct relationship is 0.191 and the beta coefficient value of the indirect relationship is 0.114, based on the calculation of the indirect relationship is smaller than the direct relationship so it can be concluded that it is not significantly related. The low knowledge of women about early marriage and its impact in Tulungagung Regency is related to the low level of women's education, this is because the higher a person's education, the knowledge will also increase. Low education in Tulungagung ix Regency is related to the low economic status of the family, women in families with low economic status are more likely to drop out of school and choose to marry. Early marriage itself is not the result of arranged marriages, but parents who have daughters who drop out of school and do not work are more encouraged to marry so that parental responsibilities are released to their husbands. Early marriages that occur in Tulungagung Regency have an impact on exclusive breastfeeding. Women who marry at a young age do not exclusively breastfeed their babies due to various factors related to a very young age. Non-exclusive breastfeeding is not only given formula milk, but at the age of less than 6 months there are many young mothers who give MP-ASI to their babies. Lack of mother's knowledge about how important it is to provide exclusive breastfeeding to babies encourages most to give formula milk and food to babies less than 6 months old. The conclusion of this study is that the factors that cause early marriage in Tulungagung Regency are education, economic status, knowledge and the role of parents while family customs are not related. And early marriage has an impact on low exclusive breastfeeding in Tulungagung Regency.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0423060027
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 618 Gynecology, obstetrics, pediatrics, geriatrics > 618.2 Obstetrics
Divisions: S2/S3 > Magister Kebidanan, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 06 Nov 2023 05:28
Last Modified: 06 Nov 2023 05:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/204380
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
BELLA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item