Zahro, Kharisma Khoirun and Prof. Dr. Abdullah Said, M.Si. and Muhammad Rizki Pratama, S.IAN.,MPA (2023) Peran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) (Studi pada BUM Desa Kerto Raharjo, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) merupakan suatu lembaga ekonomi yang dimiliki oleh desa untuk menambah Pendapatan Asli Desa (PADes). Salah satu BUM Desa di Indonesia yang sudah bisa dikatakan maju dan berkembang yaitu BUM Desa Kerto Raharjo, Desa Sanankerto Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, dimana BUM Desa ini mempunyai ciri khas dengan bambunya. Akan tetapi terdapat permasalahan yang terjadi dalam BUM Desa kerto Raharjo ini yaitu dari ke tujuh unit usaha yang ada diantaranya yaitu unit usaha Ekowisata Boonpring, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), Budidaya Maggot, Event Organizer (EO), Grosir, dan Himpunan Masyarakat Pemanfaat Air Minum (HIPAM), hanya satu unit usaha yang mempunyai andil besar terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes) yaitu unit usaha ekowisata Boonpring. Dimana dalam pengelolaan unit usaha tersebut, seharusnya diperlukan peran BUM Desa yang baik untuk bisa meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) secara adil dan merata tanpa menimbulkan kesenjangan pendapatan yang terlalu signifikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peran BUM Desa Kerto Raharjo dalam Meningkatkan PADes di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Fokus dalam penelitian ini yaitu Peran Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Kerto Raharjo dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) di Desa Sanankerto dengan melihat dari sisi kelembagaannya yang terdiri dari 3 komponen yaitu, budaya kognitif, normatif, dan regulatif. Yang mana dengan melihat peran BUM Desa dari sisi kelembagaan mempunyai fungsi untuk mengetahui bagaimana peran BUM Desa dalam meningkatkan PADes secara menyeluruh atau komprehensif. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran BUM Desa Kerto Raharjo dari sisi, 1) Budaya kognitif sudah bekerja sesuai dengan perannya. Akan tetapi masih memiliki kekurangan dalam menghadapi tuntutan-tuntutan masyarakat yang semakin tinggi dengan kualitas SDM yang dimiliki. 2) Dari sisi normatif, BUM Desa Kerto Raharjo sudah bekerja sesuai dengan perannya yaitu dengan menghargai menghormati keberadaan makam sesepuh Desa Sanankerto yaitu Mbah Singorejo yang orang sekarang biasa menyebutnya sebagai punden dengan bersikap dan bertutur kata yang baik di area sekitar sana. 3) Dari sisi Regulatif, BUM Desa Kerto Raharjo Dilihat dari sisi Regulatif yaitu BUM Desa Kerto Raharjo dalam pelaksanaannya sudah berlandaskan peraturan yang berlaku, yaitu dari Peraturan Pemerintah sampai AD/ART BUM Desa. Akan tetapi, ada vi beberapa yang sedikit tidak sesuai dengan peraturan yaitu mempertimbangkan dan melihat kondisi lapangan disana yang mengakibatkan hal tersebut tidak bisa dilakukan. Sehingga dengan melihat adanya hal tersebut, terdapat rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil penelitian kali ini yaitu cepat direalisasikannya program-program yang sudah direncanakan sebelumnya untuk menjawab tuntutan-tuntutan masyarakat, adanya recovery terhadap sarana infrastruktur yang tak terawat setelah adanya pandemi Covid-19, Ditekankan kembali terkait peraturan yang ada di BUM Desa Kerto Raharjo harus sesuai dengan peraturan yang telah dibuat, serta perlunya untuk mengembangkan dan meningkatkan kembali unit usaha yang telah terbentuk selain unit ekowisata Boonpring meskipun memang bambu merupakan ciri khas dari BUM Desa maupun Desa tersebut agar tidak terjadinya ketimpangan pendapatan yang signifikan di BUM Desa Kerto Raharjo.
English Abstract
Village Owned Enterprises (BUM Desa) are economic institutions owned by villages to increase Village Original Income (PADes). One of the BUM Desa in Indonesia that can be said to be advanced and developing is the BUM Desa Kerto Raharjo, Sanankerto Village, Turen District, Malang Regency, where this BUM Desa has a characteristic with its bamboo. However, there are problems that occur in BUM Kerto Raharjo Village, namely from the seven existing business units including the Boonpring Ecotourism business unit, Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM), Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Waste Management Site, Maggot Cultivation , Event Organizers (EO), Wholesalers, and Drinking Water Utilization Community Associations (HIPAM), only one business unit that has a large contribution to Village Original Income (PADes), namely the Boonpring ecotourism business unit. Where in the management of these business units, the role of a good BUM Desa should be needed to be able to increase Village Original Income (PADes) in a fair and equitable manner without causing too significant an income gap. The purpose of this research is to find out the role of BUM in Kerto Raharjo Village in increasing PADes in Sanankerto Village, Turen District, Malang Regency. This study uses a type of qualitative research. The focus of this research is the role of Kerto Raharjo Village Owned Enterprises (BUM Desa) in increasing Village Original Income (PADes) in Sanankerto Village by looking at it from an institutional perspective which consists of 3 components namely, cognitive, normative, and regulative culture. Which, by looking at the role of BUM Desa from an institutional standpoint, has a function to find out how the role of BUM Desa is in improving PADes as a whole or comprehensively. The data collection techniques carried out are through interviews, observation, and documentation. The results of the study show that the role of BUM Desa Kerto Raharjo in terms of, 1) Cognitive culture has worked according to its role. However, it still has deficiencies in dealing with the increasingly high demands of society with the quality of its human resources. 2) From a normative point of view, BUM Desa Kerto Raharjo has worked according to its role, namely by respecting the existence of the grave of the elder of Sanankerto Village, Mbah Singorejo, who people now call as punden by behaving and speaking kind words in the area around there. 3) From a regulatory perspective, Kerto Raharjo Village BUM From a regulatory perspective, namely Kerto Raharjo Village BUM in its implementation, it is based on applicable regulations, namely from government regulations to village BUM AD/ART. However, there were some that were a little inconsistent with the regulations, namely considering and seeing the field conditions there which resulted in this being unable to be done. So in view of this,
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523030194 |
Uncontrolled Keywords: | Peran, Kelembagaan, BUM Desa, PADes. |
Subjects: | 300 Social sciences > 351 Public administration |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 13 Oct 2023 08:40 |
Last Modified: | 13 Oct 2023 08:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/203852 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
KHARISMA KHOIRUN ZAHRO.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |