Surjoatmodjo, Adhika Yudistira and Candra Adi Intyas, S.Pi., MP (2022) Analisis Rantai Pasok Ikan Lele (Clarias gariepinus) pada Wisata Kampung Lele di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ikan Lele merupakan salah satu ikan air tawar konsumsi yang paling populer di Indonesia. Harganya yang terjangkau dan mudah didapatkan membuat ikan lele digemari oleh masyarakat. Permintaan yang tinggi akan ikan lele membuat pengusaha pada industri lele berusaha keras agar usahanya memberikan keuntungan. Pemenuhan permintaan ikan lele ke konsumen tidak lepas dari sistem manajemen rantai pasok ikan lele. Jaringan rantai pasok ikan lele salah satunya dijalankan oleh Wisata Kampung Lele sebagai pelaku usaha ikan lele di Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu: 1) Mengidentifikasi dan menganalisis kondisi rantai pasok ikan lele pada Wisata Kampung, 2) Mengidentifikasi dan menganalisis kinerja dan efisiensi rantai pasok ikan lele pada Wisata Kampung Lele. Penelitian dilakukan di Wisata Kampung Lele yang berlokasi di Jl. Dusun, RT.01/RW.04, Cakruk, Tales, Kec. Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur pada tanggal 16 Juni – 14 Juli 2021. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel non probability sampling dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Jenis data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu: 1) analisis FSCN untuk menganalisis kondisi rantai pasok, 2) analisis SCOR untuk menganalisis kinerja rantai pasok serta analisis margin pemasaran, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya untuk menganalisis efisiensi rantai pasok. Kondisi rantai pasok ikan lele pada Wisata Kampung Lele Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri Jawa Timur berdasarkan analisis FSCN meliputi anggota rantai pasok yang terdiri dari Pembudidaya Benih Lele, Pembudidaya Pembesaran Lele, Wisata Kampung Lele, Pedagang Pasar, Warung Makan, dan Konsumen Akhir. Berdasarkan kondisi rantai pasok, sasaran pasar rantai pasok adalah pasar domestik yaitu Kabupaten/Kota Kediri yang sudah tercapai sedangkan sasaran pengembangan rantai pasok adalah meningkatkan produksi dan kualitas ikan lele segar dan olahan ikan lele yang masih belum tercapai. Pola distribusi di Wisata Kampung Lele meliputi aliran produk, aliran informasi dan aliran keuangan secara umum sudah berjalan dengan baik. Terutama aliran informasi yang merupakan faktor penting berjalannya proses bisnis dan kolaboratif, serta adanya hubungan kepercayaan antara anggota yang terlibat di rantai pasok ikan lele Wisata Kampung Lele. Kinerja Rantai Pasok ikan lele di Wisata Kampung Lele secara umum sudah pada kondisi kinerja yang baik setelah nilai yang didapatkan dibandingkan dengan matriks SCORcard sebagai pengukur dan pembanding. Mayoritas matriks kinerja memiliki nilai superior (lead time ≤ 3 hari, pemenuhan pesanan ≤ 4 hari, fleksibilitas rantai pasok ≤ 10 hari, cash to cash cycle time ≤ 20 hari, kinerja pengiriman ≥ 95%, pemenuhan pesanan ≥ 98%, kesesuaian dengan standar ≥ 90%) atau dalam kondisi paling baik. Hanya matriks kinerja persediaan harian memperoleh hasil 29,13 yaitu ada pada kategori parity (≥27 – 14 hari) atau kurang baik. Kondisi ini masih menguntungkan Wisata Kampung Lele namun masih bisa untuk ditingkatkan lagi. Hasil analisis efisiensi rantai pasok ikan lele pada Wisata Kampung Lele pada produk lele segar didapatkan hasil yang paling efisien adalah saluran dua. Hal tersebut dikarenakan memiliki nilai margin pemasaran terkecil yaitu Rp 1.890 dan nilai farmer’s share terbesar yaitu 5,50%. Pada produk olahan lele, produk yang paling efisien adalah sate lele karena memiliki nilai margin pemasaran terkecil yaitu Rp 3.890 (97,25% pada saluran satu dan 60% pada saluran dua) dan nilai farmer’s share terbesar yaitu 2,75%. Berdasarkan penelitian analisis rantai pasok ikan lele pada Wisata Kampung Lele, saran untuk pengelola usaha antara lain: 1) Setelah mendapatkan hasil parity pada analisis SCOR matriks kinerja persediaan harian, disarankan meningkatkan volume penjualan agar lebih cepat menghabiskan persedian barang yang mana akan mengurangi biaya untuk penyimpanan, 2) setelah efisiensi rantai pasok dianalisis terdapat beberapa produk yang memperoleh nilai rasio keuntungan terhadap biaya dibawah 1 maka disarankan untuk meningkatkan harga atau mengurangi biaya serta diisarankan untuk menurunkan harga olahan lele bakar yang terlalu tinggi untuk menurunkan margin pemasaran agar lebih efisien
English Abstract
Catfish is one of the most popular consumption freshwater fish in Indonesia. The price is affordable and easy to obtain, making catfish popular with the public. The high demand for catfish makes entrepreneurs in the catfish industry strive to make their business profitable. The fulfillment of catfish demand to consumers cannot be separated from the catfish supply chain management system. One of the catfish supply chain networks is run by Wisata Kampung Lele as a catfish business actor in Ngadiluwih District, Kediri Regency. The objectives of this research are: 1) Identify and analyze the condition of the catfish supply chain at Kampung Wisata, 2) Identify and analyze the performance and efficiency of the catfish supply chain at Wisata Kampung Lele. The research was conducted at Wisata Kampung Lele which is located on Jl. Dusun, RT.01/RW.04, Cakruk, Tales, Kec. Ngadiluwih, Kediri, East Java on June 16 – July 14, 2021. This study uses a non-probability sampling method with purposive sampling and snowball sampling techniques. The types of data obtained are primary data and secondary data. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. The analytical methods used are: 1) FSCN analysis to analyze supply chain conditions, 2) SCOR analysis to analyze supply chain performance and analysis of marketing margins, farmer's share and profit-to-cost ratios to analyze supply chain efficiency. The condition of the catfish supply chain at Wisata Kampung Lele, Ngadiluwih District, Kediri Regency, East Java based on FSCN analysis includes supply chain members consisting of Catfish Seed Cultivators, Catfish Growing Cultivators, Wisata Kampung Lele, Market Traders, Food Stalls, and Final Consumers. Based on supply chain conditions, the target supply chain market is the domestic market, namely the Regency / City of Kediri which has been achieved, while the target for supply chain development is to increase the production and quality of fresh catfish and processed catfish which has not been achieved. The distribution pattern at Wisata Kampung Lele includes product flow, information flow and financial flow in general has been going well. Especially the flow of information which is an important factor in the running of collaborative and business processes, as well as a relationship of trust between members involved in the catfish supply chain of Wisata Kampung Lele. The performance of the catfish supply chain at Wisata Kampung Lele is generally in a good performance condition after the value obtained is compared with the SCORcard matrix as a measure and comparison. The majority of performance metrics have superior values (lead time 3 days, order fulfillment 4 days, supply chain flexibility 10 days, cash to cash cycle time 20 days, delivery performance 95%, order fulfillment 98%, compliance with standards 90%) or in the best condition. Only the daily inventory performance matrix obtained 29.13 results, which is in the parity category (≥27 – 14 days) or less good. This condition is still profitable for Wisata Kampung Lele but can still be improved. The results of the analysis of the efficiency of the catfish supply chain at Wisata Kampung Lele on fresh catfish products obtained the most efficient result is channel two. This is because it has the smallest marketing margin value of Rp. 1,890 and the largest farmer's share value is 5.50%. In processed catfish products, the most efficient product is catfish satay because it has the smallest marketing margin value of Rp. 3,890 (97.25% in channel one and 60% in channel two) and the largest farmer's share value is 2.75%. Based on the research of supply chain analysis of catfish at Wisata Kampung Lele, suggestions for business managers include: 1) After getting the parity results on the SCOR analysis of the daily inventory performance matrix, it is recommended to increase sales volume so that it can consume inventory more quickly which will reduce costs for storage. , 2) After supply chain efficiency is analyzed, there are several products that have a profit-to-cost ratio below 1, it is recommended to increase prices or reduce costs and reduce the price of processed catfish that is too high to reduce marketing margins to make it more efficient.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522080545 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 26 Sep 2023 03:43 |
Last Modified: | 27 Sep 2023 02:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/203308 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Adhika Yudistira Surjoatmodjo.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |