Penentuan Lokasi Prioritas Kawasan Konservasi Perairan di Pulau Bawean Menggunakan QMarxan

Haqqi, Yusuf Hibatul and Citra Satrya Utama Dewi,, S.Pi., M.Si and Dhira Khurniawan S., S.Kel., M.Sc (2023) Penentuan Lokasi Prioritas Kawasan Konservasi Perairan di Pulau Bawean Menggunakan QMarxan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kementerian Kelautan dan Perikanan mempunyai target untuk memperluas wilayah konservasi di Indonesia. Target dalam perluasan dan pengelolaan wilayah perairan di Indonesia yang ingin dicapai Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu 32,5 juta hektar pada tahun 2030. Perluasan wilayah konservasi yang dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah salah satu cara Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memulihkan, mengelola, melestarikan serta melindungi kelautan dan ekosistem perairan dari hal – hal yang akan mengganggu keberadaan wilayah konservasi itu sendiri seperti contohnya daerah pemanfaatan manusia.Pulau Bawean memiliki potensi konservasi yang sangat tinggi dikarenakan memiliki topografi wilayah yang berbukit-bukit dan air laut yang jernih serta keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Pada kenyataanya, Pulau Bawean belum menjadi wilayah yang dicadangkan menjadi wilayah konservasi. Pulau Bawean harus memiliki rancangan dan zonasi untuk daerah konservasi agar nantinya dapat terus terjaga keberagaman dan keanekaragaman hayatinya serta kepentingan antara pemanfaatan dan pelestariaan alamnya tidak saling bertabrakan. Pemerintah dan elemen masyarakat sudah menyetujui bahwa Pulau Bawean akan dijadikan wilayah konservasi terpadu yang nantinya tetap akan bisa digunakan untuk tempat wisata namun tidak melupakan kawasan untuk konservasi. Penentuan kawasan konservasi tentu dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan pendekatan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melakukan perencanaan zonasi untuk kawasan konservasi adalah dengan menggunakan Marxan. Secara garis besar, Marxan merupakan suatu perangkat lunak yang dapat membantu menentukan wilayah konservasi yang tepat dari sekian banyak skenario daerah konservasi yang muncul. Marxan dapat membantu penggunanya untuk menentukan lokasi prioritas kawasan konservasi dengan tingkat ancaman yang rendah. Tujuan dari penelitian ini yaitu mendefinisikan maksut dari fitur cost dan fitur konservasi serta menghasilkan desain kawasan konservasi yang ideal berdasarkan perhitungan Marxan. Daerah yang terpilih untuk wilayah konservasi berdasarkan perhitungan Marxan terbagi menjadi 3 zona. Zona pertama berada di bagian Barat Pulau Bawean tepatnya didaerah Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Pada daerah pertama wilayah ideal yang dipilih oleh Marxan untuk dijadikan kawasan konservasi memiliki luas wilayah 122,67 hektar. Sedangkan untuk wilayah yang kedua berada pada bagian Timur Pulau Bawean yaitu di Pulau Noko dengan luas wilayah terpilih 749,07 hektar. Untuk zona terakhir berada pada bagian Selatan Pulau Bawean tepatnya berada di Desa Daun, Kecamatan Sangkapura dengan luas wilayah terpilih 208,8 hektar.

English Abstract

The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries has a target to expand the conservation area in Indonesia. The target in expanding and managing water areas in Indonesia that the Ministry of Marine Affairs and Fisheries wants to achieve is 32.5 million hectares by 2030. The expansion of the conservation area carried out by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries is one of the ways the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries can restore, manage, preserve and protecting marine and aquatic ecosystems. Bawean Island has a very high conservation potential because it has a hilly topography and clear sea water and very high biodiversity. In fact, Bawean Island is not yet an area that is reserved as a conservation area. Bawean Island must have a design and zoning for a conservation area so that later its diversity and biodiversity can be maintained and the interests between utilization and natural preservation do not collide with each other. The government and community elements have agreed that Bawean Island will be made into an integrated conservation area which will still be used for tourist attractions but not forgetting areas for conservation. Determination of conservation areas can certainly be done in various ways and approaches. One way that can be used to carry out zoning planning for conservation areas is to use Marxan. Broadly speaking, Marxan is a piece of software that can help determine the right conservation area from the many conservation area scenarios that arise. Marxan can help its users determine priority locations for conservation areas with a low level of threat. The purpose of this study is to define the meaning of cost features and conservation features and produce an ideal conservation area design based on Marxan calculations. The areas selected for conservation areas based on Marxan calculations are divided into 3 zones. The first zone is in the western part of Bawean Island, precisely in the Tambak District, Bawean Island. In the first area, the ideal area chosen by Marxan to be a conservation area has an area of 122.67 hectares. As for the second area, it is in the eastern part of Bawean Island, namely on Noko Island with a selected area of 749.07 hectares. The last zone is in the southern part of Bawean Island, to be precise, in Daun Village, Sangkapura District, with a selected area of 208.8 hectares.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080246
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 21 Sep 2023 02:55
Last Modified: 21 Sep 2023 02:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/203115
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Yusuf Hibatul Haqqi.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item