Karakteristik Kepiting Bakau (Scylla spp.) Dan Hubungannya Dengan Mangrove Di KEE Ujungpangkah Gresik Jawa Timur

Sinaga, Uci Maisela and Dhira Kurniawan Saputra,, S.Kel, M.Sc and Andik Isdianto,, ST, MT (2023) Karakteristik Kepiting Bakau (Scylla spp.) Dan Hubungannya Dengan Mangrove Di KEE Ujungpangkah Gresik Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia merupakan negara maritim yang mempunyai hutan mangrove terluas di Asia Tenggara. Hutan Mangrove menjadi komunitas tumbuhan yang hidup di kawasan pinggiran pantai dan memiliki peran penting bagi ekosistem kehidupan pesisir termasuk krustasea. Ekosistem mangrove berperan sebagai habitat atau tempat tinggal, sebagai tempat beraktivitas reproduksi dan mencari makan bagi Kepiting. Hutan mangrove dan kepiting bakau memiliki hubungan yang sangat erat, dimana fungsi mangrove sebagai habitat dan aktivitas kepiting bakau yang meliang untuk mencari makan dapat mengubah karakteristik sedimen dan mempengaruhi kandungan bahan organik pada sedimen dari ekosistem mangrove. Meningkatnya permintaan pasar terhadap kepiting bakau mengancam ketersediaan kepiting bakau di alam. Hal ini merujuk pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan no 16 2022 mengenai lalu lintas kepiting bakau yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi dan ukuran spesies meliputi jenis, berat, dan ukuran karapas kepiting bakau (Scylla spp.) dan menganalisis produktivitas kepiting bakau (Scylla spp.) terkait dengan kondisi mangrove di Ujungpangkah. Penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2022 di Desa Pangkahkulon Kecamatan Ujungpangkah, Gresik Jawa Timur. Data primer menggunakan data pengukuran lebar karapas, berat dan jenis. Pengambilan sampel menggunakan metode stratified random sampling. Kemudian wawancara nelayan untuk kondisi area tangkap. Data sekunder diambil dari buku pedoman identifikasi kepiting bakau, Permen KP, serta jurnal yang mendukung sebagai referensi penulisan. Jenis kepiting bakau yang ditemukan di Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik terdapat 3 jenis yaitu kepiting bakau S. olivacea, kepiting bakau S. paramamosain, dan didominasi oleh kepiting bakau S. serrata. Adapun komposisi spesies didominasi oleh kepiting jenis bakau S. serrata sebanyak 482 (43%) dari jumlah keseluruhan 1110 ekor. Persentase kepiting bakau tersebut masing-masing yaitu kepiting bakau S. olivacea sebanyak 287 (26%) ekor, kepiting bakau S. paramamosain sebanyak 341 (31%) ekor. Sebaran frekuensi lebar karapas kepiting yang tertangkap di Ujungpangkah dengan nilai yang sering muncul pada interval 5-8 cm. Sebaran berat yang didapat mayoritas < dari 200 gram sebanyak 822 ekor. Sebaran berat dengan interval berat yang paling tinggi adalah 89-163 gram sebanyak 462 ekor. Hubungan lebar dan berat dari setiap spesies memiliki kondisi allometrik (nilai b) negatif (nilai b<3) yang artinya pertumbuhan lebar karapas kepiting cenderung lebih cepat daripada pertambahan berat.

English Abstract

Indonesia is a maritime country that has the largest mangrove forest in Southeast Asia. Mangrove forest are plant communities that live in coastal areas and have an important role for coastal life ecosystems in cluding crustaceans. The mangrove ecosystem acts as a habitat or place to live, as a place for repro-ductive activities and foraging for crabs. Mangrove forests and mud crabs have a very close relationship, where the function of mangroves as a habitat and the ac-tivities of mud crabs that burrow in search of food can change the characteristics of the sediments and affect the organic matter content in the sediments of the mangrove ecosystem. Increasing market demand for mangrove crabs threatens the availability of mangrove crabs in nature. This refers to the Regulation of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries No. 16 2022 concerning mud crabs traf-fic which aims to identify the morphological characteristics and size of the species including the type, weight, and carapace size of mud crabs (Scylla spp.) and to analyze the productivity of mud crabs (Scylla spp.). Related to the condition of mangroves in Ujungpangkah. The research was conducted from November to December 2022 in Pangkahkulon Village, EEA Ujungpangkah, Gresik, East Java. The primary data use data measuring carapace width, weight and species. Sampling using strati-fied random sampling method. Then interview the fishermen for the condition of the fishing area. Secondary data was taken from the mud crab identification guidebook, Permen KP, as well as supporting journals as writing references. The are 3 Types of mud crabs found in EEA Ujungpangkah, Gresik Re-gency, namely mangrove crabs (S. olivacea), mangrove crabs (S. paramamosain), and dominated mangrove crabs (S. serrata). The species com-position was dominated S. serrata as many as 482 (43%) out off a whole 1110 individuals. The percentage of mud crabs, 341 (31%) mangrove crabs S. paramamosain. Frequency distribution of crab carapace widths caught in Ujungpangkah with values that frequently occur at intervals of 5-8 cm. The weight distribution obtained by the majority was < 200 grams as many as 822 tails. The wight distribution with the highest weight interval was 89-163 grams for 462 indi-viduals. The relationship between the width and weight of each species has a negative allometric condition (b value < 3), which means that the growth of the carapace width of the cra tends to be faster than the weight gain.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080237
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 20 Sep 2023 06:39
Last Modified: 20 Sep 2023 06:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/203089
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Uci Maisela Sinaga.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item