Saputro, Pradita Ivanabela and Rahmi Nurdiani,, S.Pi, M.App.Sc.,Ph.D (2023) Karakteristik Edible Film Gelatin dan Karaginan dari Kappaphycus alvarezii Asal Sulawesi Tenggara dengan Penambahan Virgin Coconut Oil (VCO). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kemasan yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah plastik. Penggunaan plastik sulit didegradasikan oleh mikroorganisme dan tidak ramah lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2016 mencatat bahwa sekitar 9,8 miliar kantong plastik digunakan setiap harinya oleh masyarakat Indonesia. Penggunaan edible film sebagai alternatif kemasan plastik adalah salah satu upaya dalam mengurangi sampah plastik. Edible film merupakan kemasan biodegradable yang dapat digunakan untuk mengurangi penggunaan kemasan sintetis. Edible film pada penelitian ini terbuat dari gelatin dan karaginan. Gelatin didapatkan dari hidrolisis protein seperti tulang, kulit, dan daging hewan. Salah satu bahan pembuatan gelatin adalah kulit ikan patin. Penggunaan edible film berbasis gelatin saja membuat tekstur yang dihasilkan rapuh dan mudah pecah. Karaginan adalah polisakarida yang berpotensi sebagai pembentuk edible film. Karaginan yang digunakan pada penelitian ini berasal dari rumput laut K. alvarezii di Sulawesi Tenggara. Penambahan karaginan diharapkan mampu meningkatkan kuat tarik. Guna meningkatkan nilai fungsi edible film, perlu ditambahkan zat aktif seperti Virgin Coconut Oil (VCO). Penambahan VCO diharapkan memberikan nilai aktivitas antioksidan dan antimikroba yang baik. Metode yang digunakan pada peneltiian ini menggunakan metode eksperimen yang terbagi menjadi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Variabel bebas pada penelitian ini adalah perbedaan penggunaan konsentrasi karaginan dan VCO, sedangkan variabel terikat terdiri dari kuat tarik, elongasi, ketebalan, WVTR, warna, antioksidan, dan antibakteri. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan aplikasi Design Expert 13 dengan metode RSM-Central Composite Design. Jumlah rancangan percobaan yang dihasilkan dengan permodelan CCD sebanyak 13 formulasi dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Kemudian pengujian dilakukan terhadap variabel terikat yang telah ditentukan. Respon yang telah didapatkan kemudian dilakukan optimasi sesuai dengan hasil terbaik yang didapatkan dari masing-masing respon. Hasil penelitian menunjukkan edible film gelatin dan karaginan dengan penambahan VCO berpengaruh nyata terhadap respon ketebalan dan antioksidan. Respon kuat tarik, elongasi, WVTR, dan warna tidak memberikan pengaruh nyata pada edible film. Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode sumuran dan edible film yang ditempelkan pada permukaan agar tidak ditemukan zona hambat. Optimasi kemudian dilakukan untuk mendapatkan kombinasi model terbaik sehingga akan menghasilkan respon sesuai yang diinginkan. Nilai optimasi terbaik ditunjukkan dengan nilai desirability yang mendekati satu. Aplikasi design expert kemudian akan memberikan formulasi terbaik. Formulasi terbaik yang diberikan design expert yaitu karaginan 0,92% dan VCO 0,75%. Berdasarkan formulasi tersebut kemudian dilakukan pengujian konfirmasi. Terdapat dua respon yang tidak berada pada interval 95% yaitu respon ketebalan dan laju transmisi uap air.
English Abstract
One of the most widely used packaging is plastic. However, plastic will be difficult to be degraded by micro-organisms and not friendly. The Ministry of Environment and Forestry in 2016 noted that around 9.8 billion plastic bags are used every day by Indonesian people. The use of edible film as an alternative to plastic packaging is one of the efforts to reduce plastic waste contamination. Edible film is a biodegradable packaging that can be used to reduce the use of synthetic packaging. Edible films in this study were made from gelatin and carrageenan. Gelatin is obtained from the hydrolysis of proteins such as bones, skin and animal flesh. One of the ingredients for making gelatin is fish skin. However, making only gelatin-based edible films will make the resulting texture break easily. Carrageenan is a polysaccharide with high potential as an edible film former. The carrageenan used in this study was derived from K. alvarezii seaweed in Southeast Sulawesi. The addition of kappa carrageenan can increase the tensile strength value. To increase the functional value of the film, it is necessary to add active substances such as Virgin Coconut Oil (VCO). The addition of VCO to edible films is expected to provide good value of antioxidant and antimicrobial activity. The method used in this study is the experimental method which is divided into two stages, namely preliminary research and main research. The independent variable in this study was the difference concentration of carrageenan and VCO, while the dependent variable consisted of the tensile strength, elongation, thickness, WVTR, color measurement, antioxidant, and antimicrobial activity. The research data were analyzed using the Design Expert 13 application with the RSM-Central Composite Design method. The number of experimental designs produced with CCD modeling was 13 formulations and three repetitions were carried out. Then tests were carried out on the determined dependent variables. The responses that have been obtained are then optimized according to the best results obtained from each response. The results showed that gelatin and carrageenan edible films with the addition of VCO had a significant effect on thickness and antioxidant responses. The response of tensile strength, elongation, WVTR, and color did not significantly affect the characteristics of edible film. Testing the microbial activity using two methods, namely the well-diffusion method and the attachment of the edible film did not find an inhibition zone formed. Optimization is then carried out after obtaining a mathematical model for each response. Optimization is done to get the best combination of models so that it will produce the desired response. The best optimization value is indicated by a desirability value that is close to one. The design expert application will then provide the best formulation. The best formulation given by the design expert is 0.92% carrageenan and 0.75% VCO. Based on the formulation, confirmation testing was then carried out. There are three responses that are not in the 95% interval, namely the tensile strength, elongation, and colour.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523080192 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 15 Sep 2023 03:11 |
Last Modified: | 15 Sep 2023 03:11 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202958 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Pradita Ivanabela Saputro.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (19MB) |
Actions (login required)
View Item |