Hubungan Periode Laktasi, BCS dan Lingkar Dada Dengan Produksi Susu Sapi Perah FH (Friesian Holstein) Di KPSP Setia Kawan Kabupaten Pasuruan”.

Andhari, Gabriella Intan and Prof. Dr. Ir. Puguh Surjowardojo, MP. (2023) Hubungan Periode Laktasi, BCS dan Lingkar Dada Dengan Produksi Susu Sapi Perah FH (Friesian Holstein) Di KPSP Setia Kawan Kabupaten Pasuruan”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sapi FH berasal dari Provinsi Friesland Barat dan Holland Utara yang beriklim sedang, sapi perah FH dapat memproduksi susu sekitar 6000 - 7000 liter/ekor/laktasi. Kekuranganya jika dipelihara di daerah lingkungan tropis maka kurang efisien hal ini dapat menurunkan jumlah produksi susu sapi FH, sehingga dibutuhkannya cara untuk meningkatkan produksi susu sapi perah. Penelitian dilaksanakan di Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan Nongkojajar Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian dilakukan selama 4 bulan pada tanggal 20 Juli sampai 20 Oktober 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan periode laktasi, lingkar dada, dan BCS dengan produksi susu sapi perah FH di unit kerja KPSP Setia Kawan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi perah FH sedang laktasi sebanyak 36 ekor dari sapi perah FH yang viii memiliki masa laktasi antara 3 sampai 5. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dan penentuan materi sapi perah FH menggunakan purposive sampling. Penilaian BCS dilakukan dengan cara pengamatan serta perabaan secara langsung pada tubuh ternak dengan skor penilaian antara 1-5. Pengukuran lingkar dada dengan diukur melingkar sekeliling rongga dada di belakang sendi bahu (Os scapula) menggunakan pita ukur. Data produksi susu diukur setiap hari selama tujuh hari. Produksi susu merupakan jumlah produksi susu harian pada pagi dan sore hari. Pengambilan susu pada pagi hari dilakukan pada pukul 04.00 WIB dan pengambilan pada sore hari pada pukul 14.00 WIB. Data penelitian yang diperoleh lalu dianalisa menggunakan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan periode laktasi, BCS, dan lingkar dada dengan produksi susu. Didapatkan hubungan korelasi negatif dengan nilai koefisien korelasi (r) antara periode laktasi dan produksi susu sebesar 0,65 atau berkorelasi kuat dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 42,3%. Sedangkan hubungan antara BCS dengan produksi susu didapatkan pula hubungan korelasi positif dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,705 artinya hubungan antara BCS dengan produksi susu termasuk dalam kategori kuat dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 49,7%. Hasil didapatkan pula hubungan positif dari Nilai koefisien korelasi (r) antara lingkar dada dan produksi susu sebesar sebesar 0,52 atau berkorelasi sedang dengan koefisien ix determinasi (R2) sebesar 27,2%. Terdapat hubungan korelasi bahwa semakin tinggi periode laktasi maka akan menurunkan produksi susu, sedangkan semakin tinggi skor BCS dan ukuran lingkar dada maka akan meningkatkan produksi susu. Sebaiknya lebih memperhatikan periode laktasi ternak dengan cara masing-masing peternak harus mempunyai catatan tanggal, tanggal berapa sapi mulai mempunyai anak dan tanggal berapa sapi pertama kali diperah hingga terakhir diperah, serta melakukan penilaian kondisi tubuh sejak memasuki masa kering, hal tersebut dapat meningkatkan jumah produksi susu.

English Abstract

The purpose of this research was to determine the relationship between lactation period, BCS and chest circumference with milk production of Friesian Holstein dairy cattle. The material used 36 dairy cattles period 3, 4, and 5. This research has conducted in farm KPSP Setia Kawan, Nongkojajar, Pasuruan on 20 July - 20 October 2022. The method used in this research was case study. The data collection technique in this study was purposive sampling. The variables observed were period lactation, BCS, chest circumference and milk production. Data obtained were analyzed by using correlation analysis, and simple linear regression analysis. The result showing that the linier regression equation between lactation period and milk production shows Y= 43.82 – 4.72X1 with a vi correlation coefficient negative is 0.65 and for the coefficient of determination is 42.3%, the meaning that for every increase 1 time of the lactation period, milk production will decrease 4.72 liters. The linier regression equation between BCS and milk production shows Y= 4.06 + 8.35X2 with a correlation coefficient positive is 0.70 and the coefficient of determination is 49.7%, the meaning is BCS that for every increase 1 score of the BCS, milk production will incrase 8.35 liters. The linier regression equation between chest circumference with milk production shows Y= (-17.57) + 0.22X3 with a correlation coefficient positive is 0.52 and the coefficient of determination is 27.3%, the meaning that for every increase 1 cm of the chest circumference, milk production will decrease 0.22 liters. It can be concluded that the more highly lactation period, milk production will decrease. Then the more highly score BCS and chest circumference, milk production will following high to.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523050176
Uncontrolled Keywords: BCS, chest circumference, milk production
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 14 Sep 2023 03:44
Last Modified: 14 Sep 2023 03:44
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202929
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Gabriella Intan Andhari.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item