Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting, Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali

Febriyani, Nabilla and Prof. Dr. Ir. Nuddin Harahab,, MP (2023) Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting, Desa Adat Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ekowisata merupakan salah satu bentuk wisata di Indonesia yang saat ini memiliki trend dan berpotensi untuk dikembangkan, hal ini disebabkan oleh minat pariwisata dunia saat ini mengarah kembali ke alam. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 mengenai Pedoman Pengembangan Ekowisata di daerah telah mendorong pemerintah dalam mengembangkan ekowisata yang saat ini menjadi trend kepariwisataan Indonesia. Kabupaten Badung adalah Kabupaten yang berada di Provinsi Bali yang menjadi salah satu Kabupaten yang paling populer jika dibandingkan dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali lainnya. Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting adalah tempat wisata yang mengusung konsep ekowisata dengan mengandalkan keindahan alam pesisir dan hutan mangrovenya, dan memiliki upaya meningkatkan sektor ekonomi yang tetap mempertahankan unsur konservasi yang tidak mengeksploitasi alam. Namun saat ini, daya tarik ekowisata ini berkurang dikarenakan telah terjadinya penurunan kualitas pada segi fasilitas yang diakibatkan oleh pandemi covid pada tahun 2020, dan hingga sekarang tahun 2023 masih belum adanya perbaikan dan masih terdapat banyaknya sampah yang masih ada disekitar perairan Teluk Benoa Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting yang tentunya dapat mengurangi kenyamanan wisatawan. Oleh karena itu, perlu diketahui penyebab detail yang sebenarnya dan perlu adanya solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan menganalisis serta memahami faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi jumlah kunjungan wisatawan ke Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting, sehingga pengelola dapat melaksanakan strategi prioritas/strategi terbaik untuk melakukan pengembangan di Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting agar kedepannya dapat menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil pengunjung dan Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang ada dan memengaruhi pengembangan ekowisata, serta menganalisis faktor-faktor tersebut dengan analisis SWOT dan analisis QSPM untuk mengetahui strategi yang paling baik untuk pengembangan Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif serta menggunakan data kualitatif dan kuantitatif untuk jenis data, sedangkan untuk sumber data yaitu menggunakan data primer dan data sekunder. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, kuesioner, wawancara, serta dokumentasi. Metode penentuan jumlah sampel yang digunakan adalah Linear Time Function dan didapatkan 36 responden sebagai sampel penelitian. Adapun metode pengambilan sampel yaitu dilakukan dengan teknik insidental, dimana responden didapatkan karena ketidaksengajaan bertemu. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis SWOT dengan alat analisis matriks IFAS, EFAS, dan matriks SWOT. Pengambilan keputusan terkait beberapa strategi yang diperlukan Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting dilakukan dengan pengukuran sikap responden dengan menggunakan skala likert. Tahap akhir yaitu dilakukan analisis QSPM dengan alat analisis matriks QSPM untuk mendapatkan strategi terbaik berdasarkan nilai TAS tertinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting merupakan tempat wisata alam mangrove yang memiliki keindahan dengan mengandalkan hutan mangrove sebagai daya tariknya. Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting dibangun oleh Kelompok Nelayan Wanasari sebagai pengelola dan diketuai oleh Bapak I Made Sumasa. Faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan berisi terkait pemandangan alam di Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting masih asri dan indah, tingkat kebersihan, terdapatnya sarana air bersih, tersedianya listrik dan jaringan internet (Wi-Fi), potensi yang dimiliki dapat meningkatkan perekonomian kelompok nelayan dan masyarakat sekitar, serta pengelola/masyarakat bersikap ramah kepada para wisatawan yang berkunjung ke Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting. Faktor kelemahan berisi terkait spot foto, kondisi jalan/tracking kayu, fasilitas di Ekowisata Mangrove, Kurangnya intensitas promosi, kurangnya SDM yang ahli bidang ekowisata mangrove, serta pengelola yang belum memiliki seragam. Adapun faktor-faktor eksternal yang meliputi faktor peluang berisi terkait keberadaan ekowisata berdampak pada usaha masyarakat sekitar, dapat dinikmati semua kalangan usia dan beragam wisatawan baik lokal maupun mancanegara, dapat membuka lapangan pekerjaan, terdapat minat masyarakat untuk mengembangkan ekowisata, trend ekowisata semakin diminati, banyak wisatawan mancanegara yang minat terhadap ekowisata mangrove. Faktor ancaman berisi terkait adanya objek wisata yang lebih menarik, belum adanya kerjasama dengan pemerintah/perusahaan, kondisi alam yang tidak menentu, kunjungan terbanyak hanya di hari libur, terdapat wisatawan yang tidak bertanggung jawab dengan kebersihan, dan ketersediaan informasi ekowisata di internet kurang mudah diakses. Strategi pengembangan yang dihasilkan berdasarkan hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis SWOT adalah mendukung strategi agresif dikarenakan berdasarkan hasil perhitungan dari tabel IFAS dan EFAS berada pada kuadran I matriks grand strategy, dimana pada kuadran ini, strategi yang diperlukan adalah Ekowisata Mangrove Kampoeng kepiting mendukung kebijakan pertumbuhan secara agresif yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan yang diperuntukkan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Strategi pada kuadran I ini yaitu strategi SO (Strength-Opportunity). Berdasarkan analisis QSPM menggunakan strategi 1 yang dinilai sebagai strategi yang menjadi prioritas atau strategi terbaik. Strategi ini memperoleh nilai TAS tertinggi yaitu sebesar 6,960 dimana strategi ini yaitu lebih memperkenalkan dan mempertahankan keindahan alam dan potensi yang ada di Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting untuk terus meningkatkan trend wisata mangrove, sehingga lebih dikenal wisatawan dari berbagai kalangan usia, berbagai wisatawan lokal maupun mancanegara, serta mengikutsertakan minat masyarakat dalam pengembangannya. Saran pada penelitian ini ditujukan kepada peneliti selanjutnya, pemerintah, dan pihak pengelola. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek-aspek lain yang memengaruhi pengembangan ekowisata. Bagi pihak pemerintah diharapkan agar dapat dapat memberikan dukungan kepada pihak pengelola Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting seperti memberikan dana untuk perbaikan fasilitas di Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting. Bagi pihak pengelola diharapkan pihak pengelola dapat melihat dan mempertimbangkan terkait kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang memengaruhi pengembangan Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting. Hasil terkait analisis SWOT bahwa pengelola perlu menggunakan strategi SO yang menggunakan kekuatan untuk memperoleh peluang. Pada hasil analisis QSPM pengelola perlu menggunakan strategi prioritas yaitu lebih memperkenalkan serta mempertahankan keindahan alam dan potensi yang ada di Ekowisata Mangrove Kampoeng Kepiting dengan mengikutsertakan minat masyarakat dalam pengembangannya sehingga nantinya akan dapat terus meningkatkan trend wisata mangrove dan menjadikan ekowisata ini menjadi lebih dikenal oleh wisatawan dari berbagai kalangan usia dan juga beragam wisatawan baik lingkup lokal maupun mancanegara.

English Abstract

Ecotourism is a form of tourism in Indonesia which currently has a trend and has the potential to be developed, this is due to the current world tourism interest towards returning to nature. Based on the Regulation of the Minister of Home Affairs Number 33 of 2009 concerning Guidelines for the Development of Ecotourism in the regions, it has encouraged the government to develop ecotourism which is currently a trend in Indonesian tourism. Badung Regency is a Regency in the Province of Bali which is one of the most popular Regencies/Cities in other Provinces of Bali. Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism is a tourist spot that carries the concept of ecotourism by relying on the natural beauty of the coast and its mangrove forests in an effort to improve the economic sector while maintaining elements of conservation that do not exploit nature. But at present, the attractiveness of this ecotourism is reduced due to a decrease in quality in terms of facilities caused by the covid pandemic in 2020, and until now in 2023 there is still no improvement and there is still a lot of trash that still exists around the waters of Benoa Bay Ecotourism Mangrove Kampoeng Of course, crabs can reduce the comfort of tourists. Therefore, it is necessary to know the actual detailed causes and the need for solutions to overcome existing problems by analyzing and understanding the internal and external factors that influence the number of tourist visits to the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism, so that managers can implement the priority strategy/best strategy for carry out development in the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism so that in the future it can be even better. This study aims to describe visitor profiles and Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism, analyze existing internal and external factors that influence ecotourism development, and analyze these factors with SWOT analysis and QSPM analysis to determine the best strategy for Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism . This research method uses a descriptive research type and uses qualitative and quantitative data for the type of data, while the data source uses primary data and secondary data. The data collection method used in this study was observation, questionnaires, interviews, and documentation. The method of determining the number of samples used is the Linear Time Function and obtained 36 respondents as the research sample. The sampling method is carried out using an incidental technique, where the respondents are obtained due to an accidental meeting. Data analysis in this study used SWOT analysis with IFAS, EFAS, and SWOT matrix analysis tools. Decision making related to several strategies required for Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism is carried out by measuring the attitudes of respondents using a Likert scale. The final stage is to do a QSPM analysis with the QSPM matrix analysis tool to get the best strategy based on the highest TAS value. The results of this study indicate that: Kampoeng Kepiting Mangrove Ecotourism is a mangrove natural tourist spot that has beauty by relying on mangrove forests as its attraction. Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism was built by the Wanasari Fishermen Group as the manager and chaired by Mr. I Made Sumasa. Internal factors which include strengths related to the natural scenery in Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism are still beautiful and beautiful, the level of cleanliness, the availability of clean water facilities, the availability of electricity and internet network (Wi-Fi), the potential possessed can improve the economy of fishermen groups and the community around, as well as the manager/community being friendly to the tourists visiting the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism. Weaknesses include photo spots, road conditions/wood tracking, facilities at Mangrove Ecotourism, lack of promotional intensity, lack of human resources who are experts in mangrove ecotourism, and managers who don't have uniforms. The external factors which include the opportunity factor are related to the existence of ecotourism which has an impact on the business of the surrounding community, can be enjoyed by all ages and various tourists both local and foreign, can open jobs, there is community interest in developing ecotourism, ecotourism trends are increasingly in demand, many foreign tourists interested in mangrove ecotourism. Threat factors contain related to more attractive tourist objects, lack of cooperation with government/companies, uncertain natural conditions, most visits are only on holidays, there are tourists who are not responsible for cleanliness, and the availability of ecotourism information on the internet is less easily accessible . The development strategy generated based on the results of this study based on SWOT analysis is to support an aggressive strategy because based on the results of calculations from the IFAS and EFAS tables it is in quadrant I of the grand strategy matrix, where in this quadrant, the strategy needed is Ecotourism Mangrove Kampoeng Crab supports growth policies Aggressive, namely by using all the power that is intended to take advantage of the opportunities that exist. The strategy in quadrant I is the SO (Strength-Opportunity) strategy. Based on the QSPM analysis using strategy 1 which is considered as the priority strategy or the best strategy. This strategy obtained the highest TAS score of 6,960 where this strategy is to introduce and maintain more natural beauty and the potential that exists in Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism to continue to increase the trend of mangrove tourism, so that it is better known to tourists from various age groups, various local and foreign tourists. as well as involving the interests of the community in its development Suggestions for this study are addressed to future researchers, government, and management. For future researchers, it is hoped that they can conduct further research on other aspects that influence the development of ecotourism. It is hoped that the government can provide support to the management of the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism, such as providing funds to repair facilities at the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism. For the manager, it is hoped that the manager can see and consider the strengths, weaknesses, opportunities, and threats that affect the development of the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism. The results related to the SWOT analysis show that managers need to use an SO strategy that uses strength to gain opportunities. In the results of the QSPM analysis, managers need to use a priority strategy, which is to introduce and maintain the natural beauty and potential that exists in the Kampoeng Crab Mangrove Ecotourism by involving the community's interest in its development so that later it will be able to continue to increase the trend of mangrove tourism and make this ecotourism better known to tourists from various age groups and also various tourists both local and foreign.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080176
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 14 Sep 2023 01:36
Last Modified: 14 Sep 2023 01:36
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202918
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nabilla Febriyani.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item