Analisis Gender Dan Modal Sosial Dalam Pengelolaan Kawasan Ekowisata Mangrove Wanasari, Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali

Yolanda, Janneta Cornelia and Wahyu Handayani,, S.Pi., MBA., MP (2023) Analisis Gender Dan Modal Sosial Dalam Pengelolaan Kawasan Ekowisata Mangrove Wanasari, Desa Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memiliki pengaruh terhadap pembangunan ekonomi daerah. Salah satu bentuk upaya yang dapat digunakan untuk pembangunan ekonomi yang berkelanjutan adalah dengan mengembangkan sektor pariwisata dengan konsep ekowisata. Ekowisata merupakan sektor yang melibatkan budaya dan lingkungan serta memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Ekowisata memiliki sebuah daya tarik pariwisata yang mengutamakan konservasi alam, ekonomi, sosial dan budaya yang mensinergikan dengan aktivitas pariwisata. Ekowisata Mangrove Wanasari adalah salah satu tempat yang berhasil terbentuk karena kepedulian sekelompok nelayan yang melihat kekayaan alam yang tidak terkembangkan. Kegiatan pengelolaan kawasan Ekowisata Mangrove Wanasari tidak lepas dari keterlibatan peran antara laki-laki dan perempuan. Konsep hubungan sosial yang membedakan peran antara laki-laki dan perempuan yang dibentuk dari nilai, budaya dan tingkah laku disebut gender. Adanya perbedaan adat istiadat, budaya, agama dan sistem nilai antara satu daerah dengan daerah lain membuat kedudukan fungsi dan peran laki-laki dan perempuan dapat berbeda. Peran gender harus dilakukan secara bersama dengan tujuan yang sama karena kehidupan sosial nelayan menjadi modal yang dapat memaksimalkan potensi sumber daya alam. Modal pengembangan kawasan ekowisata dapat dilihat dari interaksi kehidupan sosial masyarakat sekitar yang disebut dengan modal sosial. Modal sosial adalah nilai atau norma informal yang dimiliki oleh kelompok masyarakat yang saling berhubungan berdasarkan kepercayaan, norma, tradisi, kebiasaan sejarah dan jaringan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran gender, modal sosial, dan keterkaitan antara peran gender dan modal sosial dalam pengelolaan kawasan Ekowisata Mangrove Wanasari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang terdiri dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan sekunder. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis gender model Harvard. Pengukuhan nelayan Wanasari Tuban oleh pemerintah DATI II dapat diterima pada tahun 2009. Pada tahun ini sudah mengembangkan budidaya kepiting bakau ramah lingkungan. Pada tahun 2013 munculah ide untuk membuat ekowisata yang berprinsip tidak merusak ekosistem. Pembagian peran antara laki-laki dan perempuan dalam aktivitas produktif secara keseluruhan masih dilakukan oleh lak-laki, namun perempuan sudah disediakan wadah dalam kegiatan pengolahan hasil mangrove. Aktivitas reproduktif mayoritas masih

English Abstract

Tourism activity is one of the leading sectors that are relied on to improve people's welfare and have an influence on regional economic development. One form of effort that can be used for sustainable economic development is to develop the tourism sector with ecotourism concept. Ecotourism is a sector that involves culture and the environment and provides direct benefits to the community. Ecotourism has a tourism attraction that prioritizes natural, economic, social and cultural conservation that synergizes with tourism activities. Wanasari Mangrove Ecotourism is one of place that was successfully formed because of the concern of a group of fishermen who saw the undeveloped natural wealth. The management of the Wanasari Mangrove Ecotourism area cannot be separated from the involvement of the roles of men and women. The concept of social relations that differentiates the roles between men and women which are formed from values, culture and behavior is called gender. There are differences in customs, culture, religion and value systems from one region to another, causing the functional positions and roles of men and women to different. Gender roles must be carried out together with the same goal because the social life of fishermen is an asset that can maximize the potential of natural resources. The capital for developing ecotourism areas can be seen from the interaction of the social life of the surrounding community which is called social capital. Social capital is informal values or norms owned by community groups that are interconnected based on beliefs, norms, traditions, historical habits and social networks. This research aims to analyze gender roles, social capital, and the linkages between gender roles and social capital in managing the Wanasari Mangrove Ecotourism Area. This research is a qualitative research with a phenomenological approach which consists of two types of data sources, called primary and secondary data. Data were collected by observation, interview, and documentation techniques with sampling techniques using purposive sampling and snowball sampling techniques. The data analysis used in this research is the Harvard model of gender analysis technique. The inauguration of the Wanasari Tuban fishermen by the DATI II government was accepted in 2009. This year has developed eco-friendly mangrove crab cultivation. In 2013 the idea emerged to create ecotourism with the principle of not destroying the ecosystem. The division of roles between men and women in productive activities as a whole is still carried out by men, but women have been provided a platform for processing mangrove products. The majority of reproductive activities are still carried out by women, except for child care activities, where men still have an active role. Social activities are carried out jointly by men and women but are still dominated by men. The trust given to male fishermen members is more towards field activities such as crab cultivation, planting mangroves, canoe tours, handling guests or volunteers and going to sea. Meanwhile, the trust given to women is the processing of mangrove products. The social network owned by men is wider than that of women because men carry out more productive activities, especially field activities and are active in social activities. Norms in managing the Wanasari Mangrove Ecotourism area are aimed at men and women so that they have the opportunity to be involved in making regulations so that men and women have the same opportunities and rights to be involved in activities carried out by groups. It is hoped that the management of the Wanasari Mangrove Ecotourism will be able to make policies to increase community activity, especially the role of women in order to create closer intimacy between fishermen group households in helping productive or field activities. It is hoped that the government will provide support for local communities and make policies that involve women, especially in productive activities and social activities. And last, for students and tertiary institutions it is hoped that they will be able to establish a cooperative relationship with Wanasari Mangrove Ecotourism as an educational tool, and students are able to receive and develop new insights in the form of gender roles and social capital in managing ecotourism areas which can later be developed as a basis for further research.dilakukan oleh perempuan, kecuali pada kegiatan mengurus anak, masih ada peran aktif dari laki-laki. Aktivitas sosial dilakukan bersama-sama oleh laki-laki dan perempuan namun masih di dominasi oleh laki-laki. Kemudian untuk komponen modal sosial yang dilihat dari nilai kepercayaan yang diberikan kepada anggota nelayan laki-laki lebih ke aktivitas lapang seperti kegiatan budidaya, menanam mangrove, canoe tour, handle tamu atau volunteer dan melaut. Sedangkan kepercayaan yang diberikan kepada perempuan adalah kegiatan pengolahan hasil mangrove. Jaringan sosial yang dimiliki laki-laki lebih luas jika dibandingkan dengan perempuan karena laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas produktif khususnya kegiatan lapang dan aktif pada kegiatan sosial. Norma dalam pengelolaan kawasan Ekowisata Mangrove Wanasari ditujukan untuk laki-laki dan perempuan sehingga memiliki kesempatan untuk terlibat dalam pembuatan peraturan sehingga laki-laki dan perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok. Diharapkan pihak pengelola Ekowisata Mangrove Wanasari mampu membuat kebijakan untuk meningkatkan keaktifan masyarakat khususnya peran perempuan agar tercipta keakraban yang lebih melekat antar rumah tangga kelompok nelayan dalam membantu kegiatan produktif atau lapang. Bagi pemerintah diharap memberikan dukungan bagi masyarakat lokal dan membuat kebijakan yang melibatkan perempuan khususnya pada aktivitas produktif dan aktivitas sosial. Serta bagi mahasiswa dan perguruan tinggi diharapkan mampu menjalin hubungan kerjasama dengan Ekowisata Mangrove Wanasari sebagai sarana edukasi, serta mahasiswa mampu menerima dan mengembangkan wawasan baru berupa peran gender dan modal sosial dalam pengelolaan kawasan ekowisata yang nantinya dapat dikembangkan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080130
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.3 Culture of cold-blooded vertebrates
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 07 Sep 2023 01:11
Last Modified: 07 Sep 2023 01:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202812
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Janneta Cornelia Yolanda.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item