Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat Dengan Metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Di Pantai Ungapan Hingga Clungup, Kabupaten Malang.

Maulana, Irham and Ir. Aida Sartimbul,, M.Sc., Ph.D and Fahreza Okta Setyawan,, S.Kel., MT (2023) Analisis Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Satelit Landsat Dengan Metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS) Di Pantai Ungapan Hingga Clungup, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Wilayah pantai merupakan wilayah yang sangat dinamis. .. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan garis pantai yang sudah terjadi dan mengetahui perubahan garis pantai yang akan terjadi serta mengetahui hubungan antara perubahan garis pantai dan hidro-oseanografi. Pemantauan perubahan garis pantai dilakukan menggunakan DSAS dengan metode perhitungan Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Pemantauaan ini dilakukan dengan rentang 25 tahun dengan data tahun 1997, 2002, 2007, 2012, 2017, 2022. Data garis pantai yang digunakan adalah citra satelit Landsat 5, Landsat 7 dan Landsat 8. Data faktor hidro-oseanografi yang dipakai adalah data angin, gelombang, arus dan pasang surut. Perubahan garis pantai yang terjadi di Pantai Ungapan sampai Pantai Clungup pada tahun 1997–2022 didominasi dengan abrasi walaupun tetap ada beberapa daerah yang mengalami akresi. Rata-rata abrasi yang terjadi -24,51 m dan laju rata-rata -0,99 m/tahun, akresi yang terjadi memiliki nilai rata-rata 5,17 m dengan laju rata-rata 0,06 m/tahun. Prediksi garis pantai selama 10 tahun kedepan tetap didominasi dengan abrasi dengan rata-rata sebesar -15,8 m degan rata-rata abrasi sebesar -0,79 m/tahun. Rata-rata akresi yang terjadi sebesar 13,24 m dengan laju rata-rata 0,67 m/tahun. Prediksi garis pantai selama 20 tahun kedepan juga didominasi dengan abrasi dengan rata-rata sebesar -24,69 m degan laju rata-rata sebesar -1,23 m/tahun. Rata-rata akresi yang terjadi 16,74 m dengan niai laju rata-rata sebesar 0,88 m/tahun. Angin yang kuat dapat menyebabkan gelombang yang lebih tinggi dan mengarahkan arus pantai, yang dapat menggerus atau menumpuk sedimen di berbagai lokasi. Angin dengan kecepatan tinggi dan arah yang sama dapat menyebabkan gelombang dengan energi tinggi dan arah yang konsisten dapat menyebabkan abrasi pantai yang signifikan. Sedangkan pasang surut memiliki pengaruh penting pada posisi garis pantai, apabila citra satelit yang digunakan memiliki kondisi pasang surut yang sama maka akan memiliki tingkat akurasi yang lebih baik.

English Abstract

The coastal area is a very dynamic area and is susceptible to changes both in the temporal and spatial scales. Pressure on the coastal environment can be caused by human activities or natural activities. The weakness of observing shoreline changes using terrestrial surveys compared to using remote sensing technology is that it requires a lot of money and takes a longer time. Therefore the use of remote sensing satellite imagery has its own advantages. The high level of vulnerability to coastal waves and abrasion, as well as the existence of river mouths such as Ungapan Beach and Clungup Beach which can deposit sediment on the beach. The purpose of this study is to determine changes in the shoreline that have occurred and to determine changes in the shoreline that will occur as well as to determine the relationship between shoreline changes and hydro-oceanography. Monitoring shoreline changes is carried out using DSAS with the Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR) calculation methods. This monitoring was carried out over a span of 25 years with data for 1997, 2002, 2007, 2012, 2017, 2022. The shoreline data used is Landsat 5, Landsat 7 and Landsat 8 satellite imagery. The hydro-oceanographic factor data used are wind data, waves, currents and tides. The shoreline changes that occurred from Ungapan Beach to Clungup Beach in 1997–2022 were dominated by abrasion, although there were still some areas that experienced accretion. The average abrasion that occurs is -24.51 m and an average rate of -0.99 m/year, the accretion that occurs has an average value of 5.17 m with an average rate of 0.06 m/year. The prediction of the shoreline for the next 10 years is still dominated by abrasion with an average of -15.8 m with an average abrasion of -0.79 m/year. The average accretion that occurs is 13.24 m with an average rate of 0.67 m/year. The prediction of the shoreline for the next 20 years is also dominated by abrasion with an average of -24.69 m with an average rate of -1.23 m/year. The average accretion that occurs is 16.74 m with an average rate of 0.88 m/year. Strong winds can cause higher waves and direct coastal currents, which can erode or deposit sediment in various locations. Winds with high speed and the same direction can cause waves with high energy and consistent direction which can cause significant beach abrasion. While the tides have an important influence on the position of the shoreline, if the satellite imagery is used have the same tidal conditions it will have a better level of accuracy.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0523080127
Subjects:	500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions:	Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User:	soegeng sugeng
Date Deposited:	06 Sep 2023 01:36
Last Modified:	06 Sep 2023 01:36
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202803

Text (DALAM MASA EMBARGO) Irham Maulana.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item