Konflik Masyarakat Pesisir dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan

Natalia, Firda Ayu and Dr. Ir. Edi Susilo,, MS (2023) Konflik Masyarakat Pesisir dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Potensi perikanan Indonesia merupakan milik bersama yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia. Pengelolaan potensi perikanan yang tepat diperlukan untuk pemanfaatan yang maksimal. Anggapan bahwa potensi perikanan Indonesia adalah milik bersama menjadikan siapapun masyarakat Indonesia dapat melakukan eksploitasi sumber daya perikanan sehingga hal ini menyebabkan timbulnya konflik mengenai klaim dan perebutan pengelolaan sumber daya perikanan khususnya pada masyarakat pesisir. Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini, antara lain: mengidentifikasi konflik yang terdapat dalam masyarakat pesisir Pantai Teleng Ria, menganalisis cara penyelesaian yang dilakukan dalam mengatasi konflik yang terjadi serta menganalisis dampak yang dapat timbul jika konflik terus berlanjut. Konflik adalah bagian yang tak terpisahkan dari setiap masyarakat, tidak terkecuali masyarakat pesisir di Indonesia. Konflik sosial biasanya terjadi karena disebabkan oleh adanya kecemburuan sosial, ketergantungan yang tidak saling menguntungkan serta relasi sosial yang kurang baik. Konflik yang terjadi adalah salah satu bentuk disosiatif yang tidak selalu negatif sebab jika konflik dihadapi dengan bijaksana maka akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini penelitian kualitatif. Pemilihan jenis metode penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk memahami dan menganalisis secara mendalam terkait konflik masyarakat pesisir dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan di Pantai Teleng Ria, Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan pada bulan Mei 2023 – Juni 2023. Kabupaten Pacitan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai Kota Seribu Goa. Secara geografis, letak kabupaten Pacitan berada di antara 110°90’-111°43’ Bujur Timur dan 7°92’-8°29’ Lintang Selatan. Kondisi topogafi kabupaten Pacitan sebagian besar wilayahnya berupa gunung dan bukit, jurang terjal serta deretan pegunungan seribu yang membentang sepanjang pulau Jawa. Presentase penduduk Kabupaten Pacitan pada tahun 2020 didominasi oleh rentang usia di atas 60 tahun. Presentase penduduk Kabupaten Pacitan yang berjenis kelamin laki-laki yang rentang usianya di atas 60 tahun mencapai 18,89% serta penduduk yang berjenis kelamin perempuan pada rentang usia yang sama mencapai 20,53%. Jenis konflik yang terjadi dan timbul antar masyarakat pesisir ialah konflik kepemilikan sumber daya, konflik cara produksi atau alat tangkap serta konflik primordial (ras,suku, agama dan lainnya). Konflik kepemilikan sumber daya yang terjadi disebabkan oleh ketidakmuatan kolam labuh untuk kapal-kapal nelayan yang kapasitasnya melebihi kapasitas tampung pelabuhan, juga waktu penataan bongkar hasil tangkapan dan labuh (pembekalan) seringkali terjadi dalam waktu yang besamaan. Konflik cara produksi atau alat tangkap yang terjadi disebabkan oleh perebutan zona penangkapan ikan dan penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai antara nelayan damplang (nelayan lokal atau kecil) dengan nelayan andon.. Hal ini mengakibatkan nelayan kecil kesulitan untuk mendapatkan hasil tangkapan. Konflik primordial yang terjadi disebabkan oleh perbedaan kebiasaan dan kebersihan yang kurang disadari oleh nelayan pendatang. Konflik masyarakat pesisir dengan pemerintah yang terjadi disebabkan oleh aturan penangkapan benur atau baby lobster. Hingga saat ini penangkapan benur oleh nelayan lokal masih terus berlanjut dan tidak sesuai dengan regulasi pemerintah di mana yang seharusnya penangkapan benur hanya dapat dilakukan untuk kegiatan budidaya di wilayah Republik Indonesia namun pada praktiknya benur yang ditangkap oleh nelayan lokal digunakan untuk kegiatan ekspor ke Singapura melalui pengepul. Konflik masyarakat pesisir dengan pengelola swasta yang terjadi antara lain konflik pengelolaan sumber daya dan konflik lingkungan. Konflik pengelolaan sumber daya terjadi karena larangan yang dilakukan oleh PT. El-John Tirta Emas terhadap nelayan lokal untuk tidak memarkirkan kapalnya di sekitar lokasi wisata Pantai Teleng Ria karena dianggap mengganggu pengunjung untuk menikmati pemandangan pantai. Larangan ini tidak diindahkan oleh nelayan lokal. Dampak yang dapat ditimbulkan dari konflik-konflik tersebut jika berlangsung lama antara lain: penurunan sumber daya perikanan, kemiskinan dan ketidakamanan pangan, perpecahan sosial dan ketegangan komunitas, konflik antargenerasi serta dampak lingkungan yang merugikan. Penyelesaian konflik yang dilakukan antara lain: mediasi, kesadaran diri dari setiap individu yang terlibat, pemberian teguran oleh pihak terkait serta dilakukan penangkapan terhadap pengepul benur lobster. Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa maupun masyarakat umum guna menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai konflikkonflik yang terjadi pada masyarakat nelayan. Saran yang dapat diberikan antara lain Pengawasan serta penegakan hukum kelautan dan perikanan dengan cara dilakukan secara rutin patroli aparat keamanan laut serta penyediaan fasilitas pengawasan, perlunya penguatan kelembagaan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan, mengadakan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosisten laut bagi nelayan lokal khususnya terkait kelestarian lobster di wilayah Pantai Teleng Ria, meningkatkan perhatian terhadap kondisi lapang kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik, meningkatkan kesadaran diri dalam bersosial masyarakat khususnya bagi nelayan pendatang, mengurangi rasa semena-mena terhadap pendatang ataupun pihak swasta dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan di wilayah Pantai Teleng Ria, meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dalam kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan di wilayah Pantai Teleng Ria agar tercipta keharmonisan dan kenyamanan bersama.

English Abstract

Indonesia's fisheries potential is shared property which aims to improve the welfare and prosperity of the Indonesian people. Proper management of fishery potential is necessary for maximum utilization. There is an assumption that Indonesia's fishery potential is shared property, so that every Indonesian can exploit fishery resources, causing conflicts regarding claims and struggles over the management of fishery resources, especially in coastal communities. The objectives of this research are: to identify the conflicts that exist in the coastal communities of Teleng Ria Beach, to analyze the ways of solving the conflicts that occur and to analyze the impacts that can arise if the conflicts continue. Conflict is an inseparable part of every society, including coastal communities in Indonesia. Social conflict usually occurs because it is caused by social jealousy, non-reciprocal dependence and unfavorable social relations. The conflict that occurs is a form of dissociative which is not always negative because if the conflict is handled wisely it will provide benefits for the parties involved. The type of research used in this research is qualitative research. The selection of this type of qualitative research method is intended to understand and analyze in depth related to coastal community conflicts in the utilization and management of fishery resources in Teleng Ria Beach, Pacitan Regency which was carried out in May 2023 - June 2023. Pacitan Regency is one of the regencies in East Java which is known as the City of a Thousand Caves. Geographically, Pacitan district is located between 110°90'-111°43' East Longitude and 7°92'-8°29' South Latitude. The topographical condition of Pacitan district is mostly in the form of mountains and hills, steep ravines and a series of thousand mountains that stretch across the island of Java. The percentage of population in Pacitan Regency in 2020 is dominated by the age range above 60 years. The percentage of the population of Pacitan Regency who are male and whose age range is over 60 years reaches 18.89% and the population who is female in the same age range reaches 20.53%. The types of conflicts that occur and arise between coastal communities are conflicts over resource ownership, conflicts over production methods or fishing gear and primordial conflicts (race, ethnicity, religion and others). Conflicts over ownership of resources that occur are caused by the unloading of the anchorage ponds for fishing vessels whose capacity exceeds the capacity of the harbor, as well as the arrangement for unloading catches and anchoring (provision) often occurs at the same time. Conflicts over production methods or fishing gear that occur are caused by fighting over fishing zones and the use of inappropriate fishing gear between damplang fishermen (local or small fishermen) and andon fishermen. This makes it difficult for small fishermen to get their catch. The primordial conflicts that occur are caused by differences in habits and cleanliness that are not realized by migrant fishermen. Conflicts between coastal communities and the government that occur are caused by regulations on fishing for fry or baby lobsters. Until now, fishing for fry by local fishermen continues and is not in accordance with government regulations where fry fishing should only be carried out for cultivation activities in the territory of the Republic of Indonesia, but in practice the fry caught by local fishermen are used for export activities to Singapore through collectors. . Conflicts between coastal communities and private managers that occur include conflicts over resource management and environmental conflicts. Conflict over resource management occurs because of the prohibition carried out by PT. El-John Tirta Emas against local fishermen not to park their boats around the tourist sites of Teleng Ria Beach because they were considered to be disturbing visitors from enjoying the beach views. This prohibition was ignored by local fishermen. The impacts that can arise from these conflicts if they last for a long time include: a decrease in fishery resources, poverty and food insecurity, social divisions and community tensions, intergenerational conflicts and adverse environmental impacts. Conflict resolution carried out included: mediation, self-awareness of each individual involved, giving warnings by related parties and arresting lobster seed collectors. This research is expected to be useful for students and the general public in order to increase and develop knowledge about conflicts that occur in fishing communities Suggestions that can be given include monitoring and enforcement of marine and fisheries law by conducting regular patrols by marine security forces and providing monitoring facilities, the need for institutional strengthening in the utilization and management of fishery resources, holding socialization on the importance of preserving marine ecosystems for local fishermen, especially related to the preservation of lobsters in the Teleng Ria Beach area, increasing attention to field conditions for the utilization and management of fishery resources so as to minimize the emergence of conflicts, increasing social self-awareness in the community, especially for migrant fishermen, reducing feelings of arbitrariness towards immigrants or private parties in the utilization and management of fishery resources in the Teleng Ria Beach area, increasing cooperation with related parties in the utilization and management of fishery resources in the Teleng Ria Beach area in order to create harmony and mutual comfort.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523080115
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 04 Sep 2023 01:52
Last Modified: 04 Sep 2023 01:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202747
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Firda Ayu Natalia.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item