Pengaruh Kombinasi Metode Ekstraksi dan Variasi Pelarut Terhadap Kadar Nitrat dan Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Bubuk Bit Merah (Beta vulgaris L.)

Maskurin, Quinnike Aisy and Prof. Dr. Ir. Tri Dewanti Widyaningsih,, M.Kes (2023) Pengaruh Kombinasi Metode Ekstraksi dan Variasi Pelarut Terhadap Kadar Nitrat dan Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak Bubuk Bit Merah (Beta vulgaris L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular telah terjadi di Indonesia pada beberapa dekade terakhir. Dalam hal ini, pola diet diidentifikasi sebagai penyebab utamanya. Oleh karenanya, dibutuhkan konsumsi sehat buah dan sayur yang tinggi kandungan bioaktif khususnya yang bersifat antioksidan. Bit merah termasuk dalam 10 sayuran yang mengandung antioksidan tertinggi. Komponen bioaktif pada bit yang berperan dalam aktivitas antoksidannya antara lain adalah betalain, asam askorbat, karotenoid, polifenol, flavonoid, saponin, dan nitrat. Teknik ekstraksi dan jenis pelarut yang tepat berbeda pada tiap jenis bahan dan diketahui berpengaruh terhadap hasil kandungan bioaktif pada bahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ekstraksi terbaik diantara kombinasi metode infundasi, Microwave Assisted Extraction (MAE), dan maserasi dengan dua pelarut yang berbeda yaitu aquades dan metanol 70% yang dapat menghasilkan nitrat dan aktivitas antioksidan tertinggi berdasarkan uji DPPH IC50, uji kadar nitrat, dan juga kadar betalain dengan spektrometer UV-Vis. Analisa data uji dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA dan uji lanjut tukey pada Minitab 17. Dari hasil penelitian didapatkan hasil perhitungan IC50 dari masing masing metode yaitu untuk ekstrak metanol MAE sebesar 671,57ppm, ekstrak aquades MAE sebesar 3029,8ppm, ekstrak metanol maserasi sebesar 2006,7ppm, ekstrak aquades maserasi sebesar 2892,57ppm, dan ekstrak infundasi sebesar 2968,24. Sedangkan untuk kadar nitrat masing masing metode yaitu 7,96 mg/kg pada maserasi aquades, 8,65 mg/kg pada maserasi metanol, 9,36 mg/kg pada MAE aquades, 9,41 mg/kg pada MAE metanol, dan 8,94 mg/kg pada infundasi. Sedangkan untuk kadar betalain masing masing metode yaitu Metode MAE dengan pelarut metanol yaitu 0,467713 g/100g, metode maserasi dengan pelarut metanol yang memberikan kadar betalains sebesar 0,459704 mg/kg, metode MAE dengan pelarut aquades memberikan kadar betalain sebesar 0,430792 g/100g, dan metode infundansi dengan pelarut aquades yang memberikan kadar betalain sebesar 0,39357 g/100g. Sementara maserasi dengan pelarut aquades memberikan hasil kadar betalain terkecil yaitu sebesar 0,306412 g/100g. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode ekstraksi MAE dengan pelarut metanol memberikan aktivitas antioksidan, kadar nitrat, dan kadar betalain tertinggi.

English Abstract

The increase in the prevalence of non-communicable diseases has occurred in Indonesia in the last few decades. In this case, diet pattern was identified as the main cause. Therefore, it is necessary to consume healthy fruits and vegetables which are high in bioactive content, especially those that are antioxidants. Red beets are included in the 10 vegetables that contain the highest antioxidants. The bioactive components in beets that play a role in their antioxidant activity include betalain, ascorbic acid, carotenoids, polyphenols, flavonoids, saponins, and nitrates. The exact extraction technique and type of solution differ for each type of material and are known to affect the yield of bioactive rendemen. Therefore, this study aims to determine the best type of extraction between the combination of infundation methods, Microwave Assisted Extraction (MAE), and maceration with two different solvents distilled water and 70% methanol which can produce nitrate, betalain and the highest antioxidant activity based on the DPPH IC50 test, test for nitrate content, and betalain content with a UV-Vis spectrometer. Analysis of the data was carried out statistically using ANOVA and tukey on Minitab 17. From the results of the study, it was obtained that the IC50 calculation results for each method were for MAE methanol extract are 671.57 ppm, MAE distilled water extract are 3029.8 ppm, macerated methanol extract are 2006 .7 ppm, macerated distilled water extract of 2892.57 ppm, and infundation extract are 2968.24. As for the nitrate levels of each method 7.96 mg/kg in distilled water maceration, 8.65 mg/kg in methanol maceration, 9.36 mg/kg in MAE distilled water, 9.41 mg/kg in MAE methanol, and 8 .94 mg/kg on infundation. As for the betalain content of each method, namely the MAE method with methanol solvent, which is 0.467713 g/100g, the maceration method with methanol solvent which gives a betalains level of 0.459704 mg/kg, the MAE method with distilled water gives a betalain content of 0. 430792 g/100g, and the infundance method using distilled water which gave a betalain content of 0.39357 g/100g. While maceration with distilled water gave the smallest betalain content, which was 0.306412 g/100g. So it can be concluded that the MAE extraction method with methanol solvent provides the highest antioxidant activity, nitrate levels, and betalain levels.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0523100073
Uncontrolled Keywords:	Aktivitas antioksidan, Bit merah (Beta vulgaris L.), Metode ekstraksi, Pelarut,Antioxidant activity, Red beet, Extraction Methods, Solvent
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies
Divisions:	Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	18 Aug 2023 07:08
Last Modified:	18 Aug 2023 07:08
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202530

Text (DALAM MASA EMBARGO) Quinnike Aisy Maskurin.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB)

Actions (login required)

View Item