Manajemen Produksi Usaha Ternak Ayam Kub-2 (Kampung Unggulan Balibangtan) Pada Model Pertanian Terpadu: Riset Aksi Pemulihan Lahan Bekas Tambang Pasir Tradisional Di Dusun Pandanrejo, Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang

Akbar, Lintang and Prof. Mangku Purnomo and Tatiek Koerniawati Andajani (2023) Manajemen Produksi Usaha Ternak Ayam Kub-2 (Kampung Unggulan Balibangtan) Pada Model Pertanian Terpadu: Riset Aksi Pemulihan Lahan Bekas Tambang Pasir Tradisional Di Dusun Pandanrejo, Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dusun Pandanrejo, Desa Bambang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang merupakan kawasan penambangan pasir tradisional. Penambangan ini merupakan sumber pendapatan masyarakat, tetapi dalam jangka panjang berpotensi menyebabkan kerusakan lahan dan sumberdaya air serta meningkatkan erosi dan tanah longsor. Diperlukan tindakan pemulihan lahan bekas tambang pasir agar tetap produktif setelah periode ekstraksi, namun partisipasi masyarakat rendah. Pemulihan lahan bekas tambang dipersepsikan berbiaya tinggi dan tidak memberikan keuntungan ekonomi dalam jangka pendek. Kegiatan pengembangan perdesaan dan kawasan bekas tambang pasir tradisional di Dusun Pandanrejo ini didesain oleh Brawijaya Agro Ventura (BAV). Strategi yang dipilih BAV untuk memulihkan lahan bekas tambang pasir adalah implementasi sistem pertanian terpadu. Sejumlah tanaman tahunan khususnya dari jenis buah-buahan berakar dalam seperti durian dipilih sebagai tanaman perintis. Durian baru dapat dipanen empat hingga lima tahun setelah masa tanam, oleh karena itu agar diperoleh manfaat ekonomi jangka pendek penanaman durian dipadukan dengan tanaman semusim seperti jagung dan buah-buahan berumur pendek seperti pisang dan pepaya. Alternatif model pertanian terpadu lain yang juga memiliki prospek ekonomi adalah agrosilvopastura. Model ini memadukan usahatani dan usaha ternak. Pemulihan lahan bekas tambang oleh BAV terdiri dari empat zona. Model agrosilvopastura diterapkan pada lahan bekas tambang di zona D seluas 7.500m2. Tanaman perintis yang ditanam di zona ini adalah durian duri hitam yang dipadukan dengan usaha ternak ayam kampung unggulan Balitbangtan (KUB-2). Usaha ternak ayam KUB-2 dapat dipanen 112 hari dan setelahnya dapat dijadwalkan untuk dipanen setiap 28 hari. Selain itu ayam KUB-2 unggul karena bobotnya lebih besar dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Ayam KUB-02 juga memiliki ketahanan terhadap suhu lingkungan yang tinggi dan kering. Dengan demikian ayam KUB-2 sesuai diternakkan di lahan bekas tambang pasir yang kondisinya sangat gersang. Berhasil tidaknya usaha ternak ayam KUB-2 memerlukan praktik manajemen produksi yang baik. Tugas Akhir ini ditujukan untuk menyusun perencanaan sistem produksi usaha ternak ayam KUB-2 yang mencakup perencanaan lokasi dan letak fasilitas produksi, perencanaan lingkungan usaha ternak ayam KUB-02 dan penyusunan Standar Operational Procedure (SOP) usaha ternak ayam KUB-02. Pendekatan penelitian aksi dipilih dalam penulisan Tugas Akhir ini sebab penelitian aksi lebih fleksibel dan tidak terikat pada prosedur generalisasi. Selain itu penelitian aksi membuka peluang keterlibatan masyarakat secara partisipatoris untuk menemukan solusi permasalahan yang sedang dikaji, yakni pemulihan lahan bekas tambang pasir tradisional. Beberapa temuan penelitian aksi ini adalah sebagai berikut: xi 1. Usaha ternak ayam KUB-2 yang direncanakan adalah kategori ayam pedaging di mana Day Old Chicks (DOC) dapat dipanen pertama kali setelah 112 hari dan untuk periode produksi berikutnya dipanen 28 hari sekali dengan rata-rata bobot potong 0,7-1 kg/ekor. 2. Ransum pakan ayam KUB-2 diberikan dua kali per hari. Secara umum pakan ayam KUB-2 merupakan kombinasi dari pakan ayam buatan pabrik dan dedak. Total kebutuhan pakan ayam buatan pabrik adalah 4.049 kg/112 hari/2.000 ekor, sedangkan kebutuhan dedak mencapai 2.950 kg/112 hari/2.000 ekor. Biaya pakan per siklus diestimasi sebesar 42.196.400 IDR. 3. Rancang bangun kandang ayam KUB-2 terdiri dari dua bagian utama yaitu kandang postal dan umbaran. Kandang postal dibedakan menjadi empat bilik sesuai umur ayam KUB-02 yaitu:a)bilik pertama (starter) untuk DOC berumur 0- 4 minggu; b)bilik ke 2 (grower 1) untuk ayam KUB-02 berumur 4-8 minggu; c)bilik 3 (grower 2) untuk ayam KUB-2 umur 8-12 minggu; d) bilik 4 (finisher) untuk ayam KUB-02 berumur 12-16 minggu. 4. Untuk 2.000 ekor ayam KUB-2, dibutuhkan kandang postal minimal berukuran 250 m2 dan kandang umbaran seluas minimal 1.000 m2. 5. Biaya pembuatan kandang seluas 1.250 m2 yang dilengkapi dengan gudang pakan lebih kurang 40 juta IDR. Umur ekonomis kandang tersebut diperkirakan lima tahun. 6. Selain biaya pembuatan kandang, diperlukan tambahan modal untuk membeli peralatan seperti tempat air mimun, tempat pakan gantung, mesin pemotong paruh, thermometer ruang, bola lampu pijar dan penerangan, terpal, gerobak dorong, sprayer, timbangan, cangkul dan sekop sebesar 6.396.000 IDR. 7. Harga jual ayam KUB-2 adalah 50.000-65.000 IDR/ekor sehingga penerimaan kotor usaha ternak ayam KUB-02 sejumlah 2.000 ekor ini diperkirakan berkisar antara 100.000.000-130.000.000 IDR. 8. Risiko utama ternak ayam KUB-2 adalah serangan virus Newcastle Disease atau tetelo. Mitigasi risiko dapat dilakukan dengan melakukan vaksin ND-IB pada umur 70 hari. Selain tetelo, ayam KUB-2 juga sensitif terhadap penyakit gumboro (Infectious Bursal Disease) yang dapat diantisipasi melalui vaksinasi IBD. Perkiraan biaya vaksinasi ND-IB untuk 2.000 ekor ayam KUB-02 adalah 124.000 IDR. Sedangkan untuk vaksinasi IBD diperlukan biaya sebesar 220.000 IDR. Berdasarkan luaran penelitian aksi pengembangan perdesaan dan kawasan ini BAV disarankan untuk melanjutkan penelitian aksi pada tahapan implementasi usaha ternak ayam KUB-2 sesuai dengan tiga SOP yang telah disusun. Mengingat modal investasi awal untuk membangun kandang dan biaya operasional cukup besar, BAV dapat menjalin kemitraan strategis dengan para pihak yang relevan antara lain Balitbangtan dan pihak BUMDES setempat

English Abstract

Pandanrejo Hamlet, Bambang Village, Wajak District, Malang Regency is a traditional sand mining area. This mining is a source of income for the community, but in the long term it has the potential to cause damage to land and water resources and increase erosion and landslides. Restoration of former sand mining land is needed to remain productive after the extraction period, but community participation is low. Restoration of ex-mining land is perceived as costly and provides no economic benefits in the short term. This rural development activity and former traditional sand mining area in Pandanrejo Hamlet was designed by Brawijaya Agro Ventura (BAV). The strategy chosen by BAV to restore former sand mining land is the implementation of an integrated agricultural system. A number of perennial plants, especially those of deep-rooted fruit types such as durian, were chosen as pioneer plants. Durian can only be harvested four to five years after the planting period, therefore in order to obtain short-term economic benefits, durian cultivation is combined with annuals such as corn and short-lived fruits such as bananas and papaya. Another alternative integrated agricultural model that also has economic prospects is agrosilvopastura. This model combines farming and livestock business. The restoration of ex-mining land by BAV consists of four zones. The agrosilvopastura model is applied to ex-mining land in zone D covering an area of 7,500m2. The pioneer plant planted in this zone is black thorn durian combined with Balitbangtan's flagship native chicken farming business (KUB-2). KUB-2 chicken farming can be harvested in 112 days and after that it can be scheduled to be harvested every 28 days. In addition, KUB-2 chickens are superior because their weight is greater than ordinary native chickens. Chickens KUB-02 also have resistance to high and dry ambient temperatures. Thus, KUB-2 chickens are suitable for breeding on former sand mining land which is very arid. The success or failure of the KUB-2 chicken farming business requires good production management practices. This Final Project is intended to compile a KUB-2 chicken business production system plan which includes planning the location and location of production facilities, planning the KUB-02 chicken business environment and preparing the KUB-02 chicken business Standard Operational Procedure (SOP). The action research approach was chosen in writing this Final Project because action research is more flexible and not bound to generalization procedures. In addition, action research opens opportunities for participatory community involvement to find solutions to the problems being studied, namely the restoration of former traditional sand mining land. Some of the findings of this action research are as follows: 1. The planned KUB-2 chicken farming business is a broiler category where Day Old Chicks (DOC) can be harvested first after 112 days and for the next xiii production period harvested once every 28 days with an average slaughter weight of 0.7-1 kg / head. 2. Chicken feed ration KUB-2 is given twice per day. In general, KUB-2 chicken feed is a combination of factory-made chicken feed and bran. The total feed needs of factory-made chickens are 4,049 kg / 112 days / 2,000 heads, while the need for bran reaches 2,950 kg / 112 days / 2,000 heads. The feed cost per cycle is estimated at 42,196,400 IDR. 3. The design of the KUB-2 chicken coop consists of two main parts, namely the postal and umbaran cages. The postal cage is divided into four chambers according to the age of KUB-02 chickens, namely: a) the first chamber (starter) for DOC aged 0-4 weeks; b) 2nd room (grower 1) for chickens KUB-02 aged 4- 8 weeks; c) room 3 (grower 2) for chickens KUB-2 aged 8-12 weeks; d) room 4 (finisher) for chickens KUB-02 aged 12-16 weeks. 4. For 2,000 KUB-2 chickens, a postal cage of at least 250 m2 and a minimum of 1,000 m2 of umbaran cage are needed. 5. The cost of making a cage covering an area of 1,250 m2 equipped with a feed warehouse is approximately 40 million IDR. The economic life of the cage is estimated at five years. 6. .In addition to the cost of making cages, additional capital is needed to purchase equipment such as water containers, hanging feed bins, beak cutting machines, space thermometers, incandescent light bulbs and lighting, tarpaulins, wheelbarrows, sprayers, scales, hoes and shovels amounting to 6,396,000 IDR. 7. The selling price of KUB-2 chickens is 50,000-65,000 IDR/head so that the gross revenue of KUB-02 chicken business of 2,000 heads is estimated to range from 100,000,000-130,000,000 IDR. 8. The main risk of KUB-2 chicken livestock is the attack of the Newcastle Disease virus or tetelo. Risk mitigation can be done by doing ND-IB vaccine at the age of 70 days. In addition to tetelo, KUB-2 chickens are also sensitive to gumboro disease (Infectious Bursal Disease) which can be anticipated through IBD vaccination. The estimated cost of ND-IB vaccination for 2,000 KUB-02 chickens is 124,000 IDR. Meanwhile, IBD vaccination requires a fee of 220,000 IDR. Based on the results of action research on rural and regional development, BAV is advised to continue action research at the implementation stage of the KUB- 2 chicken farming business in accordance with the three SOPs that have been prepared. Given the initial investment capital to build the enclosure and the considerable operational costs, BAV can establish strategic partnerships with relevant parties, including Balitbangtan and local BUMDES.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522040629
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 02 Aug 2023 01:32
Last Modified: 02 Aug 2023 01:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202301
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Lintang Akbar.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item