Sholeh, Achmad Rilyadi and Dr. Setiawan Nurdayasakti and Fines Fatimah, (2023) Analisis Kriminologis Terkait Penggunaan Knalpot Racing Pada Sepeda Motor (Studi Kasus Di Polres Malang Kota). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada skripsi ini, penulis mengangkat permasalahan yakni analisis kriminologis penggunaan knalpot racing pada sepeda motor di Kota Malang. Pilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh masyarakat yang merubah atau memodifikasi sepeda motornya sehingga tidak sesuai dengan standar kendaraan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Apalagi Satlantas Polres Malang Kota juga melakukan kampanye anti knalpot racing atau knalpot brong agar Kota Malang terbebas dari tindak pelanggaran tersebut. Maka dari itu terdapat ketimpangan antara Undang-undang Lalu Lintas yang berlaku ( Das Sollen) dengan angka pelanggaran lalu lintas terkhususnya knalpot racing yang ada di lapangan ( Das Sein). Jenis penelitian dalam skripsi ini yakni menggunakan penelitian yuridis empiris dengan metode pendekatan yuridis kriminologis. Sumber data yang digunakan yakni data primer yang didukung dengan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, kuesioner, dan studi kepustakaan. Teknik analisis data melalui deskriptif kualitatif dengan memaparkan data primer kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan teori sesuai dengan permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Faktor-faktor yang menyebabkan pengendara menggunakan knalpot racing pada sepeda motornya diawali oleh faktor internal yaitu dari individu dimana alasannya karena ingin terlihat keren, mencoba- coba, tidak puas dengan suara knalpot standar yang berasal dari pabrik, menambah performa, akselerasi, dan juga memenuhi kebutuhan kendaraan sepeda motor yang telah dilakukan modifikasi mesin serta agar diketahui oleh pengendara lain di jalanan dengan suara knalpot yang bising. Lalu faktor usia dimana umur responden mulai dari 18-26 yang didominasi pada umur 18, 19, 20, dan 21 dimana pada umur tersebut masih cenderung ingin mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka lakukan dan mencoba mencari identitas dirinya serta selanjutnya adalah faktor jenis kelamin yang xi dimana pelanggar didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dikarenakan secara psikologis pria memiliki tendensi lebih agresif dan berani mengambil resiko dalam mengambil suatu keputusan sehingga mereka cenderung lebih berani melanggaran peraturan- peratraun atau norma yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya adalah faktor eksternal dimulai dari faktor lingkungan dengan sebab yaitu karena melihat tetangga yang menggunakan knalpot racing sehingga tertarik untuk meniru, pergaulan teman yang memiliki minat otomotif, dan juga kenalan dari bengkel. Lalu terkait faktor penegakan hukum dimana kurang maksimalnya aparat kepolisian dalam menindak pelanggar pengguna knalpot racing dan terdapat kekosongan norma hukum pada UU LLAJ terkait dengan penjualan knalpot racing. Faktor terakhir adalah perkembangan zaman dimana keberadaan akan media sosial seperti Facebook, Youtube, Google, Tiktok, Instagram yang dapat dengan mudah diakses oleh segala kalangan sehingga mempermudah untuk mengetahui informasi terkait dengan knalpot racing serta adanya platform penjualan online seperti Shopee, Tokopedia yang mempermudah akan transaksi jual beli knalpot racing dengan hanya melalui smartphone. 2) Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian Polres Malang Kota yaitu melalui upaya Pre-emtif melalui sosialisasi tertib berlalu lintas kepada masyarakat, lalu upaya Preventif dengan cara menempatkan anggota Satlantas di ruas-ruas jalan utama, lalu melakukan patroli rutin serta upaya Represif dimana dilakukan dengan cara yaitu mengadakan operasi zebra, lalu menggunakan metode ETLE ( Electronic Traffic Law Enforcement) mobile dengan cara memakai kamera dari smartphone petugas Satlantas serta menggunakan 2 unit kendaraan ETLE mobil dari unit Gakkum untuk melakukan penilangan secara online.
English Abstract
In this thesis, the author raises the problem of criminological analysis of the use of racing exhaust on motorbikes in Malang. The choice of the theme is motivated by the people who change or modify their motorbikes so that they are not in accordance with the standard of vehicle and regulations, namely Law Number 22 Year 2009 concerning Traffic and Road Transportation. Moreover, Malang City Police Traffic Unit also conducts an anti-racing exhaust campaign so that Malang City is free from the violation. Therefore there is an imbalance between the applicable traffic law ( Das Sollen) with the number of traffic violations especially about racing exhaust in the field ( Das Sein). The type of research in this thesis is to use empirical juridical research with a criminological juridical approach method. The data source used is primary data supported by secondary data. Data collection was carried out with interview techniques, questionnaires, and literature studies. Data analysis techniques through descriptive qualitative by describing primary data and then analyzed further using theory according to the problem. The results showed that: 1) The factors that cause motorists to use racing exhaust on their motorbikes begin with internal factors, namely from individuals where the reason is because they want to look cool, try new things, not satisfied with the standard exhaust sounds originating from the factory, adding performance, acceleration, and also fulfilling the need for motorcycle vehicles that have been modified engine and so that other motorists are known to be on the streets with a loud exhaust sound. Then the age factor where the respondent's age starts from 18-26 which is dominated by the ages of 18, 19, 20, and 21 which still tend to try new things they have never done and try to find their identity and then sex factors where violators are dominated by male sex because psychologically men have a more aggressive tendency and dare to take risks in making a decision so that they tend to be more daring to eradicate the xiii rules or norms that apply in society. Next is an external factor starting from environmental factors by reason, namely seeing neighbors who use racing exhaust so that it is interested to try it too, the association of friends who have automotive interest, and also acquaintances from the workshop. Then related to the law enforcement factor where the police officers are less than maximum in cracking down on violators of racing exhaust users and there isavacuum of legal norms in the LLAJ Law related to Racing exhaust sales. The last factor is the development of the times in which the existence of social media such as Facebook, YouTube, Google, Tiktok, Instagram that can be easily accessed by all circles so that it makes it easier to find out information related to the racing exhaust and the existence of online sales platforms such as Shopee, Tokopedia which makes it easier for buying and selling racing exhausts with only using a smartphone. 2) Prevention efforts made by the Malang City Police Station, namely through pre-emptive efforts through orderly socialization to the community, Then preventive efforts by placing police officers on the main road sections, then carrying out routine patrols and repressive efforts which are carried out by conducting zebra operations, then using the ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) method by using a camera from a police officers smartphone as well as using 2 units of the ETLE Car from the Gakkum Unit.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0523010004 |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 31 Jul 2023 02:52 |
Last Modified: | 31 Jul 2023 02:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202232 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Achmad Rilyadi Sholeh.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |