Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Visual Koridor Jalan Panggung Kota Surabaya.

Syahputri, Rizkita Ramadhani and Dr. Wara Indira Rukmi, ST., MT and Johannes Parlindungan, ST., MT., Ph.D. (2023) Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas Visual Koridor Jalan Panggung Kota Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Koridor Jalan Panggung yang merupakan kawasan cagar budaya yang ditetapkan sebagai Zona inti dalam arahan penataan arsitektural yaitu zona yang dipreservasi guna mempertahankan karakter kawasan berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota Lama Surabaya. Pasca program Pemerintah Kota Surabaya berupa revitalisasi dengan cara pengecatan pada fasad bangunan menghasilkan nuansa warna-warni yang mengakibatkan ciri-ciri dari gaya bangunan Tionghoan pada aspek warna menjadi hilang (Antariksa,2016), dan menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat terhadap tindakan pelestarian tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas visual dari sebuah kawasan berdasarkan persepsi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif evaluatif. Variable yang digunakan dalam skala kawasan menurut Blair (1986) adalah Vividness, Intactness, dan Unity. Hasil penelitian menemukan bahwa kondisi kualitas visual masuk kategori sedang. Pada aspek vividness bentuk dan massa bangunan masih dinilai baik dengan terdapat bangunan yang masih terjaga kelangkaan dan keasliannya. Aspek warna dinilai sangat buruk, sedangkan unity paling mencolok diwakilkan oleh keharmonisan tinggi dan lebar bangunan serta pengulangan kesan garis horizontal dan vertikal yang dihasilkan dari ketinggian bangunan. Intactness pada unsur vegetasi dinilai rendah sedangkan pada unsur pedestrian dan gangguan visual dinilai sedang.

English Abstract

The Stage Street Corridor which is a cultural heritage area is designated as a core zone in the direction of architectural arrangement, namely a zone that is preserved in order to maintain the character of the area based on the Surabaya Old City Strategic Spatial Plan. The Surabaya City Government program form of revitalization by painting the facade of the building produces colorful nuances which result in the loss of the characteristics of the Chinese building style in terms of color (Antariksa, 2016), and raises the pros and cons of the community towards this conservation action. The purpose of this research is to determine the visual quality of an area based on people's perceptions. This research uses the descriptive evaluative method. According to Blair (1986), the variables used on a regional scale are Vividness, Intactness, and Unity. The results of the study found that the condition of visual quality was in the moderate category. In terms of the vividness aspect, the shape and mass of the building are still considered good, with there being buildings whose rarity and authenticity are still maintained. The color aspect is considered very poor, while the most striking unity is represented by the harmony of the height and width of the building and the repetition of the impression of horizontal and vertical lines resulting from the height of the building. Intactness to vegetation elements is considered low while pedestrian elements and visual disturbances are considered moderate.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: '0523070139
Uncontrolled Keywords: Persepsi-masyarakat; Kualitas-visual; Fasad-bangunan.-Public-perception, Visual-quality; Building-facades.
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 28 Jul 2023 03:26
Last Modified: 28 Jul 2023 03:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/202193
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rizkita R Syahputri.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (12MB)

Actions (login required)

View Item View Item