Morfofisiologi Kopi Conilon (Coffea canephora Pierre var. Conilon) Fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pada Beberapa Tingkat Naungan

Yuliasmara, Fitria and Prof. Dr. Ir Eko Widaryanto,, SU. and Karuniawan Puji Wicaksono,, SP., MP., Ph.D. (2022) Morfofisiologi Kopi Conilon (Coffea canephora Pierre var. Conilon) Fase Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Pada Beberapa Tingkat Naungan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Introduksi bahan tanam unggul merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kopi di Indonesia. Tiga klon dari France de Torino (FRT) yaitu: FRT 07, FRT 09 dan FRT 65 telah diintroduksi ke Indonesia, namun belum dibudidayakan secara umum. Kajian terhadap respon klon FRT terhadap perbedaan iklim dan perbedaan cara budidaya diperlukan untuk dapat menentukan sistem budidaya yang tepat untuk menghasilkan pertumbuhan dan produktivitas maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan serta respon morfofisiologis klon FRT hasil introduksi pada beberapa tingkat naungan. Penelitian ini disusun dengan Rancangan Petak Terbagi RAL 4x3 dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 36 unit percobaan. Faktor utama adalah tingkat naungan yang terdiri dari 4 taraf yaitu: N0 (tanpa naungan), N25 (20-30% tingkat naungan), N50 (45-55% tingkat naungan) dan N100 (60-70% naungan). Sedangkan sebagai anak petak adalah klon FRT hasil introduksi yang terdiri dari 3 klon yaitu: FRT 07, FRT 09 dan FRT 65. Pengamatan dilakukan pada beberapa variabel pertumbuhan dan percabangan tanaman, daun dan stomata, bisomassa tanaman dan laju fotosintesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman, panjang ruas, panjang cabang serta luas daun total pada kopi Conilon optimal pada tingkat naungan sedang (45%-55%), sedangkan pertumbuhan generatif tanaman yang berkaitan dengan produktivitas tanaman seperti jumlah daun dan jumlah buku (node) optimal pada tingkat naungan ringan (20%-30%). Aktivitas fisiologis kopi Conilon optimal pada tingkat naungan ringan yang ditunjukkan dengan laju fotosintesis dan akumulasi berat kering maksimal pada 29,47%-32,15% dan 25%-50%. Tingkat naungan ringan 29,67% pada fase TBM menghasilkan frame tanaman yang berpotensi menghasilkan produktivitas tinggi yang dicirikan dengan jumlah buku yang lebih banyak dengan habitus tanaman kompak sehingga dapat ditanam dalam sistem high density planting (HDP). Kopi tanpa penaung menghasilkan tanaman dengan habitus kecil, berdaun tebal dan internode pendek, sedangkan pada naungan 75% menghasilkan tanaman tinggi, daun lebar dan tipis serta diamater batang kecil yang mencirikan gejala tanaman mengalami etiolasi. Beberapa klon FRT yang diuji menunjukkan respon yang relatif sama terhadap tingkat naungan pada fase TBM sehingga dapat dikelola dengan standar pengelolaan naungan yang sama.

English Abstract

Introducing superior planting material in one effort to increase coffee productivity in Indonesia. Three clones from France de Torino (FRT) were introduced to Indonesia, namely: FRT 07, FRT 09, and FRT 65. However, these clones have not been cultivated widely. A study of the response of FRT clones to the local climate cultivation conditions is needed to determine the optimum cultivation system. This will ensure their maximum growth and productivity. This study aimed to determine FRT clones' vegetative growth in response to several shade levels. This study was structured using a 4x3 RAL split plot design with 3 replications, so there were 36 experimental units. The main factor is the degree of shading which consists of 4 levels: N0 (no shading), N25 (20-30% shading), N50 (45-55% shading) and N100 (60-70% shading). Whereas as subplots were introduced FRT clones consisting of 3 clones, namely: FRT 07, FRT 09 and FRT 65. Observations were made on several variables of plant growth and branching, leaves and stomata, plant biomass and photosynthetic rate. The results showed that vegetative growth of plants such as plant height, internode length, branch length and total leaf area in Conilon coffee was optimal at moderate shade levels (45%-55%), while generative growth wich related to plant productivity such as number of leaves and number of nodes optimal at a light shade level (20%-30%). The physiological activity of Conilon coffee is optimal at light shade levels as indicated by the photosynthetic rate and maximum accumulation of dry weight at 29.47%-32.15% and 25%-50%. Shade level of 29,67% in the immature phase produces a plant frame that has the potential to produce high productivity which is characterized by a higher number of leaves and nodes with a compact plant habitus so that it can be planted in a high density planting system. Coffee without shade produces plants with small habitus, thick leaves and short internodes, whereas at 75% shade produces tall plants, wide and thin leaves and small stem diameter which characterizes the symptoms of etiolation. Several FRT clones tested showed a relatively similar response to shade levels during the TBM phase so that they could be managed with the same shading management standards.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0422040077
Uncontrolled Keywords: introduksi, klon unggul, naungan, pertumbuhan, morfologi dan fisiologi tanaman, introduction, superior clones, shade, growth, plant morphology and physiology
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian
Depositing User: PKN 01 UB
Date Deposited: 14 Jun 2023 06:15
Last Modified: 14 Jun 2023 06:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201626
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
yuliasmara Fitria.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item