Pengaruh Lingkungan Bisnis terhadap Kinerja IKM Bidang Makanan dan Minuman di Kediri melalui Adopsi Marketplace sebagai Variabel Mediasi

Choirunnisa, Yusti Mauriska and Prof.Dr.Ir. Djoko Koestiono,, MS and Dr. Fitria Dina Riana,, SP., MP (2022) Pengaruh Lingkungan Bisnis terhadap Kinerja IKM Bidang Makanan dan Minuman di Kediri melalui Adopsi Marketplace sebagai Variabel Mediasi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pandemi covid-19 terjadi di Indonesia awal tahun 2020. Penularan virus corona yang sangat cepat menimbulkan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan melainkan juga aspek ekonomi. Salah satu pihak yang terkena dampak yaitu pelaku Industri Kecil Menengah (IKM). Perlu diketahui bahwa IKM merupakan sektor yang mendominasi industri dalam negeri bahkan berperan sebagai penyokong perekonomian nasional (Kemenperin, 2019b). Terbukti 60 persen dari total pekerja industri di Indonesia didominasi oleh sektor IKM (Kemenperin, 2019a). Namun pandemi mengakibatkan penurunan dalam interaksi fisik, daya beli masyarakat secara langsung, permintaan maupun penawaran, sehingga omset IKM menurun (Nur Feriyanto, 2021). Era revolusi 4.0 teknologi digital menjadi solusi dalam mengembangkan sektor usaha menuju era new digital economy karena mayoritas konsumen dengan kelahiran di atas 1990 memiliki intensitas yang tinggi terhadap internet (Sirclo, 2020). Berdasarkan data Kominfo, dengan munculnya pandemi, pelaku e-commerce mengalami pertumbuhan 91% (Kominfo, 2020). Tentu hal ini semakin memperketat persaingan bagi pelaku IKM yang mulai terjun ke dunia ecommerce, ditambah lagi adanya perubahan perilaku belanja konsumen. Salah satu model e-commerce yang berpotensi meningkatkan kinerja IKM ialah marketplace. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa usaha makanan dan minuman merupakan jenis barang yang paling laku terjual (41,5% dari total usaha) (Badan Pusat Statistik, 2022). Bisnis kuliner memiliki peluang pada kondisi seperti ini karena setiap orang pasti butuh makan. Mereka merasa terbantu dengan adanya marketplace kuliner karena praktis, hemat biaya dan waktu. Adopsi marketplace banyak memberikan keuntungan bagi perusahaan seperti meningkatkan produktivitas, kinerja, dan pertumbuhan perusahaan (Effendi et al., 2020). Namun dibalik peluang yang ada, hal ini membutuhkan waktu dan tenaga untuk memahami e-business dan koneksi internet yang berbeda di tiap daerah (Silalahi & Sahara, 2021). Pemerintah harus mendukung kemajuan teknologi dengan program yang mendorong bisnis untuk mengadopsi teknologi agar bisnis lebih efektif dan efisien. Faktor penghambat berkembangnya IKM yaitu tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang bisnis dan cara mengembangkannya, kurang memanfaatkan pemasaran digital untuk meningkatkan penjualan, tidak melakukan branding, tidak memiliki rencana anggaran, tidak ada laporan keuangan yang lengkap, dan belum terpenuhinya standar dan legalitas usaha. Maka dari itu IKM harus mampu mengaplikasikan pola pikir kewirausahaan yang inovatif, proaktif dalam mengenali peluang dan ancaman serta berani mengambil resiko supaya perusahaan dapat terus beroperasi dan unggul bersaing dengan kompetitor (Norris F. Krueger, 2000). Seperti halnya di Kota Kediri, sektor makanan dan minuman berpotensi berkembang karena Kediri berada di jalur utama penghubung Jawa Timur yang berpotensi untuk percepatan industrialisasi. Dibuktikan dengan pertumbuhan unit yang meningkat setiap tahunnya dan memiliki laju perekonomian dengan kontribusi tertinggi sebesar 7,24 (BPS Kota Kediri, 2021b). Walaupun banyak IKM baru bermunculan, laju pertumbuhan PDRB tetap mengalami penurunan sebesar ii 17,51 persen (BPS Kota Kediri, 2020) karena kinerja IKM yang tidak optimal. Keahlian perusahaan mengaplikasikan orientasi kewirausahaan dalam strategi daya saing akan menghasilkan kinerja yang unggul (Huda et al., 2020; Li et al., 2009). Pembangunan IKM dapat terwujud dengan dukungan pemerintah sesuai PP Nomor 29 Tahun 2018 sebagai fasilitator, regulator, dan katalisator. Berdasarkan pemaparan di atas, kinerja (P) merupakan hasil representasi dari orientasi kewirausahaan (EO) dan dukungan pemerintah (GOV) melalui adopsi marketplace (MA). Kecanggihan pelanggan menggunakan internet adalah alasan tepat bagi IKM untuk mengadopsi marketplace dan diharapkan IKM dapat naik kelas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan dan peran pemerintah melalui adopsi marketplace terhadap kinerja IKM di Kediri. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2022. Pemilihan lokasi didasari oleh pertumbuhan IKM yang signifikan khususnya dibidang makanan dan minuman namun pemanfaatan marketplace belum optimal dan merata. Sampel penelitian ialah pemilik atau manajer yang sudah mengadopsi marketplace setidaknya 6 bulan pada usaha di bidang makanan dan minuman. Perumusan kriteria dan penentuan kelayakan responden sebagai sampel (nonprobability sampling) dengan teknik purposive sampling yang didasarkan atas tujuan dan batasan penelitian. Sampel penelitian menggunakan rule of thumb dimana jumlah sampel dihitung dari banyaknya jalur struktural dikalikan sepuluh. Maka didapatkan jumlah sampel 50 sampel. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan omset setelah mengadopsi marketplace. Pada direct effect dibuktikan bahwa EO memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap MA sebesar 0,325 dan P sebesar 0,299. Variabel GOV berpengaruh positif dan signifikan terhadap MA sebesar 0,430 dan P sebesar 0,263. Sedangkan MA terhadap P berpengaruh positif signifikan sebesar 0,397. Untuk indirect effect, EO terhadap P melalui MA berpengaruh signifikan positif sebesar 0,129 dan GOV terhadap P melalui MA sebesar 0,171

English Abstract

The Covid-19 pandemic occurred in Indonesia in early 2020. The rapid transmission of the Corona virus has led to policies limiting community activities which not only impact health aspects but also economic aspects. One of the affected parties is the Small and Medium Industries (SMIs). It should be noted that SMI is a sector that dominates the domestic industry and even plays a role as a supporter of the national economy (Kemenperin, 2019b). It is proven that 60 percent of the total industrial workers in Indonesia are dominated by the IKM sector (Kemenperin, 2019a). However, the pandemic resulted in a decrease in physical interaction, people's purchasing power directly, demand and supply, so that SMIs turnover decreased (Nur Feriyanto, 2021). The era of revolution 4.0 digital technology is a solution in developing the business sector towards a new digital economy era because most consumers born over 1990 have a high intensity towards the internet (Sirclo, 2020). Based on Kominfo data, with the emergence of a pandemic, e-commerce players experienced a growth of 91% (Kominfo, 2020). Of course, this has increasingly tightened competition for SMIs actors who are starting to enter the world of e-commerce, in addition to changes in consumer spending behavior. One of the e-commerce models that has the potential to improve SMIs’s performance is the marketplace. The Central Bureau of Statistics noted that the food and beverage business was the type of goods that sold the most (40.86% of the total business) (BPS, 2021b). The culinary business has opportunities in conditions like this because everyone needs to eat. They feel helped by having a culinary marketplace because it is practical, cost-effective, and time-effective. Marketplace adoption provides many benefits for companies such as increasing company productivity, performance, and growth (Effendi et al., 2020). But despite the opportunities that exist, it takes time and effort to understand e-business and internet connections that differ in each region (Silalahi & Sahara, 2021). The government must support technological progress with programs that encourage businesses to adopt technology to make business more effective and efficient. The inhibiting factors for the development of SMIs are not having extensive knowledge about business and how to develop it, not using digital marketing to increase sales, not doing branding, not having a budget plan, not having complete financial reports, business standards and legality. Therefore, SMIs must be able to apply an innovative entrepreneurial mindset, be proactive in recognizing opportunities and threats and dare to take risks so that companies can continue to operate and excel in competing with competitors (Norris F. Krueger, 2000). As in Kediri’s case, the food and beverage sector have the potential to develop because Kediri is on the main route connecting East Java which has the potential to accelerate industrialization. Evidenced by the growth in units which increase every year and has an economic rate with the highest contribution of 7.24 (BPS Kota Kediri, 2021b). Even though many new SMIs have sprung up, the GRDP growth rate has continued to decline by 17.51 percent (BPS Kota Kediri, 2020) due to the performance of SMIs that is not optimal. The company's expertise iv in applying entrepreneurial orientation in a competitive strategy will result in superior performance (Huda et al., 2020; Li et al., 2009). SMI development can be realized with government support according to Government Regulation Number 29 of 2018 as a facilitator, regulator, and catalyst. Based on the explanation above, performance (P) is the result of a representation of entrepreneurial orientation (EO) and government support (GOV) through marketplace adoption (MA). The sophistication of customers using the internet is the right reason for SMIs to adopt the marketplace and it is hoped that SMIs can upgrade. This study uses a quantitative approach. The purpose of this study is to analyze the effect of entrepreneurial orientation and the role of government through marketplace adoption on the performance of SMIs in Kediri. The research was conducted in October 2022. The choice of location was based on the significant growth of SMIs, especially in the field of food and beverage providers, but the use of the marketplace was not optimal and evenly distributed. The research sample is owners or managers who have adopted a marketplace for at least 6 months in businesses in the food and beverage provider sector. The researcher formulates the criteria and determines the eligibility of the respondents as a sample (nonprobability sampling) using a purposive sampling based on research objectives and limitations. The research sample uses the rule of thumb where the number of samples is calculated from the number of structural paths multiplied by ten. Then the number of samples obtained is 50 samples. The results of the research on the direct effect show that EO has a significant positive effect on MA of 0.325 and P of 0.299. The GOV has a significant positive effect on MA of 0.430 and P of 0.263. While the MA on P has a significant positive effect of 0.397. For the indirect effect, EO to P through MA has a significant positive effect of 0.129 and GOV to P through MA of 0.171.

Other obstract

-

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0422040074
Subjects:	300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions:	S2/S3 > Magister Bioteknologi Agroindustri, Fakultas Pertanian
Depositing User:	PKN 01 UB
Date Deposited:	14 Jun 2023 03:48
Last Modified:	14 Jun 2023 03:48
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201611

Text (DALAM MASA EMBARGO) Yusti Mauriska Choirunnisa.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (7MB)

Actions (login required)

View Item