Reduksi Limbah Cair Zat Warna Industri Tekstil menggunakan Abu Bagasse

Adjid, Galang Ayuz Firstian and Andi Kurniawan,, S.Pi., M.Eng., D.Sc and Dr. Nazriati,, M.Si. (2022) Reduksi Limbah Cair Zat Warna Industri Tekstil menggunakan Abu Bagasse. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perkembangan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam kinerja indsutri. Pada tahun 2020 Badan Pusat Statistik mencatatkan perkembangan nilai surplus pada industri tekstil hingga mencapai 485,52 Juta US Dolar. Perkembangan industri tekstil akan selaras dengan penggunaan zat warna serta dampak limbah yang ditimbulkannya. Salah satu industri tekstil yang cukup memberikan perhatian terkait proses industri dan dampak yang ditimbukannya pada lingkungan perairan adalah industri tekstil di daerah Badas, Kabupaten Kediri. Kegiatan produksi industri tekstil ini berindikasi menghasilkan limbah cair zat warna pada aliran sungai Konto yang melewati daerah Badas, Kuwik, Balungjeruk, dan Wonorejo. Indikasi pencemaran yang terjadi diamati oleh masyarakat setempat berdasarkan tingkat kebauan, perubahan warna, dampak terhadap kualitas dan kuantitas hasil pertanian, kesehatan masyarakat, serta populasi fauna akuatik. Adanya berbagai isu yang bergeming di masyarakat diperlukan analisis secara ilmiah untuk menguji kebenaran yang terjadi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai perspektif yang terbentuk di masyarakat terkait pencemaran limbah cair zat warna industri tekstil, menguji kualitas perairan secara langsung dan memberikan solusi untuk mereduksinya. Salah satu kandidat material yang dapat diusulkan untuk mereduksi limbah cair zat warna adalah material abu bagasse. Pemanfaatan abu bagasse diharapkan dapat menjadi solusi pengurangan kontaminasi zat warna pada perairan serta memberikan nilai ekonomis pada abu bagasse. Penelitian ini menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menghimpun perspektif masyarakat dengan mempertimbangkan berbagai indikator. Penentuan jumlah responden ditentukan dengan menggunakan metode Slovin. Hasil analisis persepsi masyarakat dijadikan sebagai dasar pengujian kualitas air. Analisis kualitas air ditentukan menggunakan uji kadar zat warna pada aliran sungai serta penentuan nilai COD dan BOD. Reduksi zat warna dilakukan dengan abu bagasse. Uji awal abu bagasse sebagai adsorben dilakukan melalui uji karakteristik serta aktivasi secara kimia maupun fisik. Aplikasi abu bagasse untuk mereduksi zat warna dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pH serta waktu kontak secara laboratoris. Hasil yang diperoleh dari analisis persepsi masyarakat menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran di sepanjang aliran sungai di empat desa. Fakta lain ditemukan pada hasil uji kualitas air yang mana konsentrasi zat warna ditemukan di semua titik sampling kecuali pada Desa Wonorejo. Indikasi pencemaran terbukti melalui hasil pengujian dengan melihat rasio BOD/COD pada semua titik sampling. Hasil uji secara laboratoris menunjukkan bahwa abu bagasse memiliki kemampuan sebagai adsorben untuk mereduksi limbah cair zat warna industri tekstil dengan kondisi optimum aplikasi berada pada pH 6 dengan waktu kotak selama 180 menit. Analisis kinetika adsorpsi menunjukkan perbedaan adsorpsi abu bagasse pada berbagai macam zat warna pada limbah industri tekstil yang terdapat pada perairan.

English Abstract

The development of the textile and textile products (TPT) industry in Indonesia continues to experience improvements in industrial performance. In 2020 the Central Statistics Agency recorded the development of the surplus-value in the textile industry to reach 485.52 Million US Dollars. The development of the textile industry can not be separated from the use of dyes and the impact of the resulting waste. One of the textile industries that pay sufficient attention to industrial processes and their impacts on the aquatic environment is the textile industry in the Badas area, Kediri Regency. This textile industry production activity is indicated to produce dye liquid waste in the Konto river flow which passes through the Badas, Kuwik, Balungjeruk, and Wonorejo areas. Indications that occur are observed by the local community, the level of smell, color changes, the impact on the quality and quantity of agricultural products, public health, and aquatic fauna populations. There are various issues that persist in society, scientific analysis is needed to test the truth of what happened This study aims to analyze the various perspectives formed in the community regarding the textile industry's dyestuff liquid waste pollution, test the water quality directly, and provide solutions to reduce it. One of the candidate materials that can be proposed to reduce dye liquid waste is bagasse ash material. Utilization of bagasse ash is expected to be a solution to reduce dye contamination in waters and provide economic value to bagasse ash. This study uses a combination of qualitative and quantitative methods. Qualitative analysis was carried out to gather community perspectives by considering various indicators. Determination of the number of respondents was determined using the Slovin method. The results of the analysis of public perceptions are used as the basis for testing water quality. Analysis of water quality was determined using the test of dye levels in the river flow and the determination of COD and BOD values. The reduction of the dye was carried out with bagasse ash. The initial test of bagasse ash as an adsorbent was carried out through characteristic tests and chemical and physical activation. The application of bagasse ash to reduce the dye is carried out by considering the pH factor and laboratory contact time. The results obtained from the analysis of community perceptions indicate that there has been pollution along the river flow at four village points. Another fact was found in the results of the water quality test where dye concentrations were found at all sampling points except in Wonorejo Village. Indications of pollution are proven through test results by looking at the BOD/COD ratio at all sampling points. Laboratory test results showed that bagasse ash has the ability as an adsorbent to reduce textile industrial dyestuff liquid waste with the optimum application conditions being at pH 6 with a contact time of 180 minutes. The adsorption kinetics analysis showed differences in the adsorption of bagasse ash on various dyes in textile industrial waste found in waters.

Item Type: Thesis (Magister)
Uncontrolled Keywords: Pencemaran, Persepsi Masyarakat, Zat Warna, Limbah, Abu Bagasse,Pollution, Public Perception, Dyes, Waste, Bagasse Ash
Subjects: 300 Social sciences > 305 Groups of people > 305.4 Women
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 09 Jun 2023 07:53
Last Modified: 09 Jun 2023 07:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201370
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Galang Ayuz Firstian Adjid.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item