Perempuan dalam Kacamata Tokoh Pelopor Pergerakan Perempuan Indonesia (Analisis Wacana Pada Teks Pidato Tokoh Pergerakan Perempuan Pada Kongres Perempuan Pertama Tahun 1928)

Khoirunnisa, - and Sri Handayani, S.Pd., M.I.Kom (2022) Perempuan dalam Kacamata Tokoh Pelopor Pergerakan Perempuan Indonesia (Analisis Wacana Pada Teks Pidato Tokoh Pergerakan Perempuan Pada Kongres Perempuan Pertama Tahun 1928). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Wacana tentang permasalahan perempuan terus bergulir sepanjang zaman mulai dari masalah perkawinan, perceraian, pendidikan hingga tuntutan akan kesetaraan hak dan kewajiban anatara laki-laki dan perempuan. Riset terkait perempuan sejatinya telah banyak dilakukan di beberapa bidang ilmu pengetahuan seperti ilmu psikologi, ilmu politik dan ilmu sejarah. Namun jika menilik lebih jauh tentang akar dari pergerakan perempuan di Indonesia yang secara khusus membahas permasalahan-permasalahan tersebut, maka Kongres Perempuan Pertama tahun 1928 diyakini merupakan tonggak sejarah pergerakan perempuan Indonesia. Penelitian terkait kongres tersebut telah banyak diteliti dalam kajian ilmu sejarah, namun masih minim sekali penelitian dari kajian ilmu komunikasi. Oleh karena itu pada penelitian ini berupaya mengungkap konstruksi tentang konsepsi perempuan di awal abad 20 melalui analisis wacana model Teun A. Van Djik pada lima belas teks pidato tokoh pelopor pergerakan perempuan Indonesia dalam Kongres Perempuan Pertama tahun 1928. Penelitian ini sekaligus menjadi usaha peneliti untuk membuktikan konsep orientalisme oleh Edward Said yang menyatakan bahwa konsep biner antara barat dan timur sudah mengakar untuk waktu yang lama, bahkan memengaruhi berbagai pemikiran yang ada seperti modernisme, pembangunan, serta feminisme. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat konstruksi terhadap konsepsi perempuan di awal abad 20 yang terbentuk dari kognisi sosial 1ima belas tokoh perempuan dan juga konteks sosial yang ada pada zaman tersebut. Kognisi sosial meliputi pengetahuan, opini dan sikap. Pengetahuan masing-masing tokoh dapat tercermin dari budaya dan kehidupan sosial yang dialami yaitu budaya patriarki yang mengakar di Indonesia sehingga mempengaruhi opini dan sikap dalam proses pembuatan wacana. Sedangkan konteks sosial meliputi konteks kultural dan situasi dimana pada era tersebut lebih menguntungkan keberadaan laki-laki dari segala aspek mulai dari kehidupan rumah tangga, pekerjaan, pendidikan hingga pemerintahan.

English Abstract

Discourse on women's issues has continued throughout the ages, ranging from issues of marriage, divorce, education to demands for equal rights and obligations between men and women. Research related to women has actually been carried out in several fields of science such as psychology, political science and history. However, if you take a closer look at the roots of the women's movement in Indonesia, which specifically addresses these problems, the First Women's Congress in 1928 is believed to be a milestone in the history of the Indonesian women's movement. Research related to the congress has been extensively researched in historical studies, but there is still very little research from communication science studies. Therefore, this research seeks to reveal the construction of the conception of women in the early 20th century through discourse analysis of the Teun A. Van Djik model on fifteen texts of speeches by the pioneers of the Indonesian women's movement at the First Women's Congress in 1928. This research is also an attempt by researchers to prove the concept of orientalism by Edward Said which states that the binary concept between west and east has been rooted for a long time, even influencing various existing thoughts such as modernism, development, and feminism. The results of the study found that there was a construction of the conception of women in the early 20th century which was formed from the social cognition of fifteen female figures and also the social context that existed at that time. Social cognition includes knowledge, opinions and attitudes. The knowledge of each character can be reflected from the culture and social life that is experienced, namely the patriarchal culture that is rooted in Indonesia so that it influences opinions and attitudes in the process of making discourse. Meanwhile, the social context includes the cultural context and situations where in that era the existence of men was more advantageous in all aspects, from household life, work, education to government.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052211
Uncontrolled Keywords: Wacana, Perempuan, Kongres, Patriarki, Budaya, Abad 20-Discourse, Women, Congress, Patriarchy, Culture, 20th Century
Subjects: 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.2 Communication
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 09 Jun 2023 02:26
Last Modified: 09 Jun 2023 02:26
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201254
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
KHOIRUNNISA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item