Kajian Bahan Organik, Nitrogen Total, Nitrogen Tersedia dan Kandungan Air Tanah sebagai Faktor Pembatas Produksi Kopi Akibat Perbedaan Manajemen Lahan pada Sistem Agroforestri Berbasis Kopi-Pinus

Sudharta, Khanza A’maladewi and Prof.Ir. Didik Suproyogo, M.Sc., Ph.D. and Prof.Dr.Ir. Zaenal Kusuma, SU. (2022) Kajian Bahan Organik, Nitrogen Total, Nitrogen Tersedia dan Kandungan Air Tanah sebagai Faktor Pembatas Produksi Kopi Akibat Perbedaan Manajemen Lahan pada Sistem Agroforestri Berbasis Kopi-Pinus. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia. Indonesia merupakan produsen terbesar ke-4 di dunia (Krishnan, 2017; Rosiana et al., 2018). Uniknya, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menerapkan agroforestri kopi atau di kawasan hutan dengan pola agroforestri sederhana atau multistrata (Supriadi dan Pranowo, 2015; Samsuri et al., (2021). Budidaya tanaman kopi dengan sistem agroforestri sebagian besar ditanam tanpa pengelolaan kesuburan tanah. Sementara ada beberapa intervensi manajemen untuk meningkatkan kualitas tanah dalam praktek pertanian. Tantangan yang dihadapi dalam agroforestri berbasis kopi di lahan hutan antara lain (1) tingkat pengetahuan petani tentang budidaya agroforestri berbasis kopi masih rendah, (2) keterbatasan modal usaha dan (3) ketidakpastian status penguasaan lahan (Zakaria et al., 2017; Supriadi dan Pranowo, 2015). Kondisi ini membuat produksi kopi relatif rendah pada sistem agroforestri di lahan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahan organik tanah, nitrogen total, nitrogen tersedia dan kadar air akibat perbedaan manajemen lahan dan pengaruhnya terhadap hasil produksi biji kopi pada sistem agroforestri berbasis kopi-pinus. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Oktober 2021 di Hutan Pendidikan UB Forest yang terletak di Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Plot penelitian terdiri dari empat (4) plot penelitian yang dibedakan berdasarkan perbedaan manajemen lahan. Plot penelitian yang digunakan adalah TM (tanpa manajemen), MR (manajemen rendah), MC (manajemen cukup) dan MT (manajemen cukup). Masing-masing plot penelitian dilakukan pengambilan contoh tanah dengan tiga (3) ulangan sehingga total titik pengamatan adalah 12 titik. Parameter penelitian yang dilakukan terdiri dari variabel utama (produksi kopi, C-organik tanah, N-total, N tersedia dan kadar air tanah) serta variabel pendukung (tekstur tanah, berat isi, berat jenis, porositas, pH H2O tanah dan bobot seresah). Hasil produksi biji kopi pada plot TM mencapai 376 kg/ha, sedangkan hasil pada ketiga plot lainnya meingkat hingga 3,9 kali. Plot MC dan MT mampu mencapai rata-rata produksi biji kopi yakni 0,8 hingga 1,2 kg/ha. Peningkatan produksi biji kopi ini tidak berkorelasi dengan bahan organik tanah. Hubungan kadar nitrogen total tanah dengan produksi biji kopi menunjukkan hubungan positif, dimana peningkatan kadar nitrogen total tanah akan diikuti oleh peningkatan produksi biji kopi. Disisi lain, hubungan kadar nitrogen tersedia tanah dengan produksi biji kopi menunjukkan hubungan negatif signifikan. Hasil produksi biji kopi akan mengalami peningkatan diikuti menurunnya nilai kandungan N-tersedia dalam tanah. Penurunan kandungan N-tersedia tanah tersebut menunjukkan bahwa tanaman dapat memanfaatkan ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) yang ada dalam tanah. Kadar air tanah merupakan parameter yang menunjukkan hubungan terkuat dengan produksi biji kopi dengan nilai r = 0,88 pada bulan penghujan dan r = 0,85 pada bulan kemarau. Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara yang ada di dalam tanah.

English Abstract

Coffee is one of the major commodities in Indonesia, making this country the fourth-largest coffee producer in the world (Krishnan 2017; Rosiana et al. 2018). Unlike other countries, most coffee production in Indonesia is produced through a simple or multistrata agroforestry system with some of them cultivated in forest areas (Supriadi and Pranowo 2015). Coffee cultivation in agroforestry systems is mostly planted without soil fertility management. There are several challenges in coffee-based agroforestry on forest land including (i) the low level of knowledge of the farmers regarding coffeebased agroforestry cultivation, (ii) limited business capital, and (iii) uncertainty regarding the status of land being managed by the farmers (Zakaria et al. 2017; Supriadi and Pranowo 2015). Such challenges make the coffee plants under the agroforestry system often managed without soil fertility management, resulting in relatively low coffee production. This study aims to analyze soil organic matter, total nitrogen, nitrogen availability and water contents due to differences in land management and their effect on coffee bean yield. This research was conducted at Andisol from April 2021 to October 2021 in the Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Universitas Brawijaya (KHDTK-UB) or usually called University Brawijaya Forest (UB Forest), Sumbersari Hamlet, Tawang Argo Village, Karangploso Sub-district, Malang District. The research plots consisted of four (4) research plots which were differentiated based on differences in land management. The research plots used were TM (no management), MR (low management), MC (sufficient management) and MT (high management). Four research plots were sampled purposively, each plot had 3 replications, so the total observation point was 12 points. The research parameters consisted of the main variables (coffe bean yield, soil organic matter, total nitrogen, available nitrogen and soil water contens) and supporting variables (soil tecture, bulk density, specific gravity, porosity, soil pH and litter weight). We measured coffee bean yield to 100 coffee plants per plot. The coffee bean yield in the no-management treatment reached 376 kg/ha, while the yield under the other three treatments increased up to 3.9 times compared with no-management. The MC and MT plots were able to achieve an average coffee bean production of 0.8 to 1.2 kg/ha. This increasing coffee bean yield did not correlate with soil organic matter. The relationship between total soil nitrogen content and coffe bean yield shows a positive relationship, where an increase in total soil nitrogen will be followed by an increase in coffee bean yield. On the other hand, the relationship between soil available nitrogen levels and coffee bean yield showed a significant negatice relationshop. Coffee bean yield will increase followed by a decrease in the value of available nitrogen content. The decrease in the available nitrogen content of the soil indicates that plants can utilize the ammonium (NH4+) dan nitrate (NO3-) presents in the soil. Soil water content is a parameter that shows the strongest relationship woth coffee bean yield with a value of r = 0,88 in the rainy season and r = 0,85 in the dry season. Soil water functions as a solvent for nutrients in the soil.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0422040062
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science
Divisions:	S2/S3 > Magister Pengelolaan Tanah dan Air, Fakultas Pertanian
Depositing User:	PKN 01 UB
Date Deposited:	07 Jun 2023 06:55
Last Modified:	07 Jun 2023 06:55
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/201100

Text (DALAM MASA EMBARGO) Khanza A`maladewi Sudharta.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (3MB)

Actions (login required)

View Item