Perspektif Kualitatif Keragaman Produk Perikanan di Pasar Tradisional Kota Malang

Naafi, Rachma Hayyu Ann and Rahmi Nurdiani,, S.Pi.,M.App.Sc., Ph.D. and Bayu Kusuma,, S.Pi, M.Sc. (2022) Perspektif Kualitatif Keragaman Produk Perikanan di Pasar Tradisional Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Produk perikanan segar adalah komoditas yang mudah rusak. Kualitas kesegaran pada hasil perikanan yang hilang tidak dapat dikembalikan. Oleh karenanya kualitas kesegaran harus dijaga dengan baik. Salah satu caranya adalah menggunakan rantai dingin selama perjalanan menuju tangan konsumen. Selain itu ikan segar yang kurang diminati dapat dijadikan bahan baku produk diversifikasi yang banyak disukai orang. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2022 dengan mengambil sampel tujuh pasar tradisional di kota Malang. Sedangkan metode yang digunakan adalah kualitatif diskriptif dimana kita menjelaskan keadaan yang ada (observasi) dan menggunakan kuisioner untuk mendapatkan data secara langsung. Pasar tradiosonal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai dengan adanya transaksi langsung yang biasanya diawali dengan proses tawar menawar harga. Ikan segar mengalami tiga tahapan kemunduran mutu, yaitu pre rigor, rigor mortis dan post rigor. Biasanya ikan yang dijual dipasar sudah berada pada fase rigor mortis sampai post rigor. Alasannya karena pre rigor adalah kondisi saat ikan baru saja ditangkap. Sedangkan produk perikanan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu pembuatan secara tradisional dan modern. Produk diversifikasi tradisional biasanya menggunakan pembakaran dan penggaraman. Untuk tahap modern mereka fokus pada makanan yang banyak diminati oleh masyarakat bukan untuk mengawetkan ikan. Dari ketujuh pasar tradisional, hanya empat yang telah mengalami relokasi yaitu Pasar Besar, Pasar Sukun, Pasar Gadang dan Pasar Dinoyo. Namun walaupun telah direlokasi, untuk sanitasi dan hygiene masih sangat kurang. Untuk Pasar Kabalenan masih berdagang dipinggir jalan tidak seperti Pasar Induk Gadang dan Klandungan yang sudah memiliki kios sendiri walaupun belum mengalami relokasi. Namun kebersihannya sangat kurang terjaga. Untuk menjual produk perikanan ketujuh pasar pasti akan ada ikan pindang dan ikan asin karena memang Pasar di Jawa Timur banyak menjual dua produk tersebut. Sedangkan untuk frozen food belum semua pasar tradisional ada. Kalaupun ada mereka menjualnya tidak menggunakan freezer melainkan hanya ditaruh di meja lapak.

English Abstract

Fresh fishery products are perishable commodities. The freshness quality of lost fishery products cannot be restored. Therefore the quality of freshness must be maintained properly. One way is to use cold chains all the way to the hands of consumers. In addition, fresh fish that are less desirable can be used as raw material for diversified products that many people like. The research was conducted in October 2022 by taking samples of seven traditional markets in the city of Malang. While the method used is descriptive qualitative where we explain the existing situation (observation) and use a questionnaire to obtain data directly. The traditional market is a meeting place for sellers and buyers which is characterized by direct transactions which usually begin with a price bargaining process. Fresh fish experience three stages of quality decline, namely pre rigor, rigor mortis and post rigor. Usually fish sold in the market are already in the rigor mortis to post rigor phase. The reason is because pre rigor is the condition when the fish has just been caught. Meanwhile, fishery products can be categorized into two, namely traditional and modern production. Traditional diversification products usually use roasting and salting. For the modern stage, they focus on foods that are in great demand by the public, not to preserve fish. Of the seven traditional markets, only four have undergone relocation, namely Pasar Besar, Pasar Sukun, Pasar Gadang and Pasar Dinoyo. However, even though they have been relocated, sanitation and hygiene are still lacking. The Kabalenan Market still trades on the side of the road, unlike the Main Gadang and Klandungan Markets, which already have their own stalls, although they have not been relocated. However, cleanliness is very poorly maintained. To sell fishery products in the seven markets, there will definitely be pindang fish and salted fish because the market in East Java sells a lot of these two products. As for frozen food, not all traditional markets exist. Even if they do sell it, they don't use the freezer but just put it on the counter.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080477
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 06 Jun 2023 03:21
Last Modified: 06 Jun 2023 03:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200843
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Rachma Hayyu Ann Naafi.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item