Dampak Degree Heating Month terhadap Terumbu Karang Menggunakan Citra Satelit Multispektral di Selat Sempu, Kabupaten Malang

Hairuddin, Qushoyy bin Ahmad and Ir. Bambang Semedi,, M.Sc., Ph.D. and Andik Isdianto,, S.T., M.T. (2023) Dampak Degree Heating Month terhadap Terumbu Karang Menggunakan Citra Satelit Multispektral di Selat Sempu, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Status Selat Sempu sebagai pelabuhan menjadikannya sangat rentan terhadap kerusakan ekosistem terumbu karang. Pemanfaatan sumber daya oleh manusia terhadap terumbu karang dan lingkungan yang ada di sekitarnya sering kali menimbulkan kerusakan terhadap terumbu karang (Ramadhan et al., 2017). Perubahan iklim dapat merusak ekosistem pesisir dan laut (Isdianto & Luthfi, 2020). Secara tidak langsung, perubahan iklim dapat merusak kondisi terumbu karang dan bahkan menyebabkan karang mengalami pemutihan. Kenaikan suhu permukaan air laut dapat menyebabkan bleaching pada karang (Salim, 2012). Dahulu, perairan Selat Sempu dikenal sebagai perairan yang diperkaya terumbu karang. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, terumbu karang di sekitar Pulau Sempu mengalami penurunan yang diduga karena eksploitasi sehingga mengakibatkan tingginya tingkat kerusakan karang. Data citra yang digunakan adalah data citra multi-spektral Sentinel 2 Level 1C yang sudah dikoreksi radiometrik dan geometrik dan citra Aqua-MODIS. Seri waktu untuk data Sentinel 2 dan Aqua-MODIS adalah 5 tahun. Pencarian anomali suhu dilakukan menggunakan data NOAA Optimal Interpolation SST Analysis, versi 2 (OISSTv2) dengan seri waktu 30 tahun. Data citra Sentinel 2 dikoreksi kolom perairan lalu diklasifikasi menjadi kelas karang hidup, karang mati, dan pasir. Data suhu permukaan laut perlu dicari mean warmest month, lalu menemukan thermal threshold. Rata-rata pada bulan Maret selama periode observasi dan thermal threshold digunakan untuk mendapatkan anomali suhu permukaan laut. Anomali SPL kemudian digunakan untuk mencari nilai Degree Heating Month. Degree Heating Month merupakan indikator probabilitas pemutihan, kerusakan, dan kematian karang. Hasil perubahan tutupan karang dan DHM dianalisis hubungannya. Luasan karang hidup menurun secara signifikan sebanyak 65.06%, dari 11.81 ha menjadi 4.13 ha. Sedangkan luasan karang mati meningkat hampir tiga kali lipat dari 2.66 ha menjadi 7.51 ha. Diketahui mean warmest month lokal di selat sempu terdapat pada bulan Maret di setiap tahunnya dengan nilai secara berurutan 31°C, 30.6°C, 30.7°C, 30.8°C, dan 30°C. Didapatkan thermal threshold sebesar 29.14°C. Dari hasil kalkulasi DHM didapatkan nilai yang berkisar antara 0-4.71oC-Month dan tertinggi pada tahun 2020. Peningkatan DHM akan diikuti oleh penurunan luasan terumbu karang dalam jumlah yang lebih banyak di Selat Sempu pada periode 2017-2021.

English Abstract

The status of the Sempu Strait as a port makes it very vulnerable to coral reef ecosystem damage. The use of human resources on coral reefs and the environment around them often causes damage to coral reefs (Ramadhan et al., 2017). Climate change can damage coastal and marine ecosystems (Isdianto & Luthfi, 2020). Indirectly, climate change can damage the condition of coral reefs and even cause corals to experience bleaching. Rising sea surface temperatures can cause coral bleaching (Salim, 2012). In the past, the waters of the Sempu Strait were known as coral reef enriched waters. However, over time, the coral reefs around Sempu Island have decreased, which is suspected to be due to exploitation, resulting in high levels of coral damage. The image data used is Sentinel 2 Level 1C multi-spectral image data that has been corrected radiometrically and geometrically and Aqua-MODIS imagery. The time series for Sentinel 2 and Aqua-MODIS data is 5 years. The search for temperature anomalies was carried out using NOAA Optimal Interpolation SST Analysis data, version 2 (OISSTv2) with a 30 year time series. Sentinel 2 image data corrected by the water column and then classified into live coral, dead coral, and sand classes. Sea surface temperature data needs to be searched for the mean warmest month, then find the thermal threshold. The average in March during the observation period and the thermal threshold are used to obtain sea surface temperature anomalies. The SPL anomaly is then used to find the Degree Heating Month value. Degree Heating Month is an indicator of the probability of coral bleaching, damage, and death. The results of changes in coral cover and DHM were analyzed for their relationship. The area of live coral decreased significantly by 65.06%, from 11.81 ha to 4.13 ha. Meanwhile, the area of dead coral almost tripled from 2.66 ha to 7.51 ha. It is known that the local mean warmest month in the Sempu Strait occurs in March each year with sequential values of 31°C, 30.6°C, 30.7°C, 30.8°C, and 30°C. Obtained a thermal threshold of 29.14°C. From the results of the DHM calculation, values ranged from 0-4.71°C-Month and the highest in 2020. An increase in DHM will be followed by a decrease in coral reefs in greater numbers in the Sempu Strait in the 2017-2021 period.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0523080036
Subjects:	500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions:	Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	06 Jun 2023 03:12
Last Modified:	06 Jun 2023 03:12
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200837

Text (DALAM MASA EMBARGO) QUSHOYY BIN AHMAD HAIRUDDIN.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2025. Download (4MB)

Actions (login required)

View Item