Analisis Nilai Gizi Duckweed (Azolla microphylla) yang Dikultur dengan Perbedaan Rasio Air Limbah Budidaya Lele Intensif Sebagai Potensi Pangan

Melati, Mitrisya Zuchruf and Prof. Dr. Sc. Asep Awaludin Prihanto,, S.Pi, M.P (2022) Analisis Nilai Gizi Duckweed (Azolla microphylla) yang Dikultur dengan Perbedaan Rasio Air Limbah Budidaya Lele Intensif Sebagai Potensi Pangan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jumlah penduduk Indonesia telah mencapai lebih dari 250 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1.8 % per tahun yang mengakibatkan kebutuhan pangan terus meningkat, meningkatnya jumlah penduduk yang mengakibatkan ketersediaan pangan dan produksi pangan semakin tinggi, selain itu berkurangnya lahan pertanian yang menjadi pemukiman dan lahan industri juga merupakan suatu permasalahan yang harus diatasi. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan dalam bidang pangan khususnya di lahan perairan seperti tanaman air. Duckweed (Azolla microphylla) adalah salah satu jenis tanaman air famili Lemnaceae yang biasa dikenal sebagai gulma air. Setiap 100 gram duckweed memiliki kandungan protein sebesar 25-45%. Dalam proses menumbuhkan Duckweed (Azolla microphylla) sebagai konsumsi manusia dapat menggunakan media berupa larutan pupuk NPK dan media medium Hoagland. Penggunaan media air limbah budidaya lele intensif dilakukan untuk memanfaatkan air limbah budidaya lele yang tidak terpakai, dimana dalam 1 Liter air limbah budidaya lele intensif mengandung Nitrogen (N) sebesar 137,375 mg/L, Fosfor (P) sebesar 274,750 mg/L dan Kalium (K) berkisar 129,590 mg/L. Sehingga dalam upaya untuk melihat potensi tanaman Azolla microphylla sebagai konsumsi manusia, perlu dilakukan kultur menggunakan rasio air limbah budidaya lele intensif yang berbeda untuk melihat apakah Azolla microphylla yang dihasilkan bisa memiliki kandungan gizi yang lebih baik dengan melihat apakah perbedaan rasio air limbah budidaya lele intensif bisa mempengaruhi nilai gizi dari Duckweed (Azolla microphylla). Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis nilai gizi yang mengacu pada kandungan protein, lemak, karbohidrat, air dan abu pada Azolla microphylla menggunakan Rancangan Acak Lengkap untuk mengetahui pengaruh perbedaan rasio media tanam berupa air limbah budidaya lele intensif pada proses kultur dapat mempengaruhi nilai gizi Duckweed (Azolla microphylla) sebagai potensi pangan. Pengujian ini dilakukan menggunakan perbedaan rasio air limbah budidaya lele dan aquades sebesar 2,5% : 97,5%, 5% : 95%, 10% : 90%, 50% : 50% dan 100% : 0%. Penelitian mengenai “Analisis Nilai Gizi Duckweed (Azolla microphylla) yang Dikultur dengan Perbedaan Rasio Air Limbah Budidaya Lele Intensif Sebagai Potensi Pangan” menunjukkan bahwa penggunaan rasio air limbah budiaya lele intensif yang berbeda berpengaruh nyata terhadap nilai gizi duckweed (Azolla microphylla). Hasil perlakuan terbaik nilai gizi duckweed (Azolla microphylla) untuk kadar protein terdapat pada perlakuan K2 yakni perlakuan kontrol dengan media Hoagland. Hasil kadar karbohidrat tertinggi terdapat pada perlakuan P3 yakni dengan menggunakan perbandingan air limbah budidaya lele intensif dengan aquades sebesar 10% : 90%. Hasil kadar lemak tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yakni perlakuan kontrol dengan media NPK. Hasil kadar air tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yakni perlakuan kontrol dengan media NPK. Terakhir hasil kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan K2 yakni perlakuan kontrol dengan media Hoagland.

English Abstract

Indonesia's population has reached more than 250 million people with a growth rate of 1.8% per year which has resulted in an ever-increasing need for food, an increase in population which has resulted in higher food availability and food production, in addition to reduced agricultural land for settlements and industrial land is also a a problem that must be overcome. Therefore, there is a need for development in the food sector, especially in aquatic land such as aquatic plants. Duckweed (Azolla microphylla) is a type of aquatic plant in the Lemnaceae family which is commonly known as an aquatic weed. Every 100 grams of duckweed has a protein content of 25-45%. In the process of growing Duckweed (Azolla microphylla) for human consumption, media can be used in the form of NPK fertilizer solution and Hoagland's medium. The use of intensive catfish farming wastewater media is carried out to utilize unused catfish farming wastewater, where in 1 liter of intensive catfish farming wastewater contains Nitrogen (N) of 137.375 mg/L, Phosphorus (P) of 274.750 mg/L and Potassium ( K) is around 129,590 mg/L. So in an effort to see the potential of Azolla microphylla for human consumption, it is necessary to culture using different ratios of intensive catfish farming wastewater to see whether the resulting Azolla microphylla can have better nutritional content by seeing whether differences in the ratio of intensive catfish farming wastewater can affect the nutritional value of Duckweed (Azolla microphylla). This study aimed to analyze the nutritional value which refers to the content of protein, fat, carbohydrates, water and ash in Azolla microphylla using a Completely Randomized Design to determine the effect of differences in the ratio of planting media in the form of intensive catfish aquaculture waste water in the culture process can affect the nutritional value of Duckweed (Azolla microphylla) as potential food. This test was carried out using the difference in the ratio of catfish culture wastewater and aquades of 2.5% : 97.5%, 5% : 95%, 10% : 90%, 50% : 50% and 100% : 0%. Research on "Analysis of the Nutritional Value of Cultured Duckweed (Azolla microphylla) with Different Ratios of Intensive Catfish Farming Wastewater as Food Potential" shows that the use of different ratios of intensive catfish farming wastewater has a significant effect on the nutritional value of duckweed (Azolla microphylla). The best results for the nutritional value of duckweed (Azolla microphylla) for protein content were found in the K2 treatment, namely the control treatment with Hoagland's medium. The results of the highest carbohydrate content were found in the P3 treatment, namely by using a ratio of intensive catfish aquaculture waste water to distilled water of 10%: 90%. The results of the highest fat content were found in the K1 treatment, namely the control treatment with NPK media. The results of the highest water content were found in the K1 treatment, namely the control treatment with NPK media. Finally, the highest ash content was found in the K2 treatment, namely the control treatment with Hoagland's media.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080434
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 30 May 2023 02:21
Last Modified: 30 May 2023 02:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200626
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Mitrisya Zuchruf Melati.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item