Review Potensi Chlorella vulgaris Dan Dunaliella salina Sebagai Bahan Baku Biodiesel

Wiguna, Mahendra Haqi and Dr. Ir. Anies Chamidah,, MP (2023) Review Potensi Chlorella vulgaris Dan Dunaliella salina Sebagai Bahan Baku Biodiesel. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peningkatan jumlah populasi manusia dan petumbuhan ekonomi di Indonesia menyebabkan kebutuhan dalam penggunaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat terutama pada sektor bahan bakar minyak (BBM). Penggunaan bahan bakar non fosil adalah jalan keluar untuk mengurangi dampak negatif dari bahan bakar fosil dan mengatasi kekurangan suplai bahan bakar di masa mendatang. Salah satu bahan bakar non fosil yang paling menjanjikan adalah biodiesel sebagai pengganti bahan bakar solar pada mesin diesel. Salah satu sumber alternatif minyak sebagai bahan baku biodiesel berasal dari mikroalga Chlorella vulgaris dan Dunaliella salina. Mikroalga dapat menghasilkan lemak 15-300 kali dari pada tanaman darat dan dapat hidup pada media air tawar hingga air asin. Proses pengolahan biodiesel dari minyak mikroalga dilakukan dengan proses transesterifikasi. Metode penelitian menggunakan studi literatur. Metode studi pustaka atau pengumpulan data sekunder dari hasil penelitian terdahulu yang berasal dari jurnal ilmiah nasional dan internasional. Kemudian menganalisa data-data yang telah diperoleh lalu mengolah data pustaka tersebut menjadi topik bahasan yang relevan. Hasil penelitian diperoleh mikroalga Chlorella vulgaris dan Dunaliella salina memilii kandungan minyak cukup tinggi yaitu masing – masing dapat mencapai 16–67% dan 5-58% dari berat keringnya. Penggunaan co-pelarut dengan perbedaan polaritas lebih cocok untuk mengekstraksi lipid dari sel mikroalga. Metode ekstraksi minyak terbaik dengan microwave assisted extraction (MAE) dikarenakan kemampuanya untuk memecah dinding sel mikroalga dengan lebih baik sehingga ekstraksi lebih sempurna. Katalis basa merupakan katalis yang paling sering digunakan karena murah namun kandungan FFA minyak dapat menyebabkan terbentuknya sabun. Katalis asam dapat mengubah minyak dengan kandungan FFA menjadi metil ester tanpa menghasilkan sabun. Katalis enzim dan metode cairan superkritis memiliki toleransi terhadap adanya air dan FFA sehingga tidak terbentuk sabun. Panjang dari rantai karbon dan kandungan asam lemak sangatlah berpengaruh pada karakteristik biodiesel. Angka setana dan viskositas bertambah seiringan dengan naiknya berat molekul, namun kebalikanya densitas akan menurun jika berat molekul naik. Asam lemak dari biodiesel C. vulgaris dan D. salina didominasi oleh asam lemak dengan rantai karbon 16-18 yang sebagian besar merupakan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh memiliki titik tuang ang rendah sehingga cocok digunakan pada tempat degan suhu ambiens yang rendah namun lebih rentan terhadap oksidasi.

English Abstract

The increase in the human population and economic growth in Indonesia has led to an increasing need for the use of fossil fuels, especially in the fuel oil sector. The use of non-fossil fuels is a way out to reduce the negative impact of fossil fuels and overcome the shortage of fuel supply in the future. One of the most promising non-fossil fuels is biodiesel as a substitute for diesel fuel in diesel engines. An alternative source of oil as raw material for biodiesel comes from the microalgae Chlorella vulgaris and Dunaliella salina. Microalgae can produce fat 15-300 times that of land plants and can live in freshwater to saltwater media. The processing of biodiesel from microalgae oil is carried out by a transesterification process. The research method uses literature study. Literature study collects secondary data from previous research results like national and international scientific journals. Analyzing the data that has been obtained and then process the data into relevant topics of discussion. The results showed that the microalgae Chlorella vulgaris and Dunaliella salina had a fairly high oil content, reaching 16–67% and 5-58% of their dry weight, respectively. The use of co-solvents with different polarities is more suitable for extracting lipids from microalgae cells. The best oil extraction method is the microwave assisted extraction (MAE) due to its ability to break down the microalgae cell walls better so that the extraction is more complete. Alkaline catalysts are the most frequently used catalysts because they are cheap but the FFA content of oil can cause soap to form. Acid catalysts can convert oil containing FFA into methyl esters without producing soap. The enzyme catalyst and supercritical liquid method are tolerant to the presence of water and FFA so soap is not formed. The length of the carbon chain and the content of fatty acids greatly affect the characteristics of biodiesel. The cetane number and viscosity increase as the molecular weight increases, but the density decreases when the molecular weight increases. The fatty acids from C. vulgaris and D. salina biodiesel are dominated by fatty acids with a 16-18 carbon chain, most of which are unsaturated fatty acids. Unsaturated fatty acids have a low pour point so they are suitable for use in places with low ambient temperatures but are more susceptible to oxidation.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0522080423
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions:	Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	30 May 2023 01:35
Last Modified:	30 May 2023 01:35
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200599

Text (DALAM MASA EMBARGO) MAHENDRA HAQI WIGUNA.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (2MB)

Actions (login required)

View Item