Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Edible Film dengan Plasticizer Karaginan dan Penambahan Nanopartikel Perak Mangrove Rhizopora mucronata

Fadhlurrohman, M. Fadhilah and Rahmi Nurdiani,, S.Pi, M.App.Sc., Ph.D and Prof. Dr.Sc. Asep Awaludin Prihanto,, S.Pi, MP (2022) Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Edible Film dengan Plasticizer Karaginan dan Penambahan Nanopartikel Perak Mangrove Rhizopora mucronata. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Plastik merupakan satu diantara berbagai macam bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang di sekitar kita seperti botol minuman, wadah makanan, peralatan tulis, kantong serta kemasan. Kemasan yang berbahan dasar plastik tidak mudah untuk uraikan oleh mikro-organisme. Plastik pada umumnya dapat bertahan hingga bertahun-tahun lamanya sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dalam VOI (2022), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dengan sebanyak 3,2 juta ton sampah plastik dibuang ke laut. Hal ini membuat Indonesia masuk urutan kedua sebagai penyumbang sampah plastik terbanyak di tahun 2019, yakni sebesar 3,21 Juta metrik ton/tahun (VOI, 2022). Kemasan plastik pada umumnya tidak bersifat biodegradable sehingga akan menyebabkan suatu permasalahan penumpukan sampah plastik jika tidak ditemukannya suatu solusi. Kemasan berbahan biodegradable dapat menjadi sebuah solusi untuk mengurangi dampak pencemaran limbah plastik. Kemasan edible film adalah salah satu kemasan yang ramah lingkungan dan bersifat biodegradable sehingga aman untuk digunakan karena tidak menyebabkan cemaran pada setelah penggunaannya. edible film dapat dibuat dari lapisan tipis yang bersifat hidrokoloid yang berasal dari protein, karbohdirat, lemak atau komposit. edible film pada penelitian iniu terbuat dari protein yang berasan dari ekstrak gelatin kulit ikan patin. Namun sifat edible film yang rapuh membuatnya harus memerlukan plasticizer dalam campurannya. Karaginan merupakan salah satu dari banyaknya plasticizer yang dapat digunakan untuk memperkuat sifat fisik dari edible film yang menambahkan sifat fleksibilitas dan membentuk karakter. Penambahan karaginan akan membuat bahan dasar edible film memiliki sifat fisik dan mekanik yang lebih baik dibandingkan yang tidak ada penambahan karaginan. Mangrove Rhizopora mucronata merupakan salah satu jenis mangrove yang paling banyak dimanfaatkan. Kekayaan akan antioksidan dan sifat antimikroba pada mangrove sudah tidak perlu lagi ditanyakan. Banyak penelitian yang terus berusaha mengkaji kelebihan dan kekurangan dari mangrove Rhizopora mucronata. Nanopartikel merupakan salah satu cara untuk mengefektifkan apa yang terkandung dalam mangrove ini. Penambahan dan penggunaan nanopartikel perak atau AgNO3 akan memberikan hasil baik pada edible film. Pada ekstrak Rhizopora mucronate ditemukannya zat pereduksi yang sesuai dengan biosintesis AgNPs sehingga dengan pemanfaatan ini dapat dihasilkan nanopartikel perak dengan aktivitas antibakteri. Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap perlakuan. Dimana perlakuan pertama berfokus pada pembuatan gelatin dan ekstrak mangrove. perlakuan kedua berfokus pada pembuatan nanopartikel perak dan yang ketiga berfokus pada formulasi dan pembuatan edible film karagenan dengan panambahan nanopartikel perak. Pada tahap pengujiannya penelitian ini berfokus pada pengujian pendahuluan denga uji warna untuk menentukan sampai mana batas wajar penggunaan nanopartikel perak sehingga masih layak untuk diterima konsumen, dan pengujian utama berfokus pada pengujian antimikroba (Escherichia coli, Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus.) serta pengujian antioksidan. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode mixture tipe simplex lattice design yang dianalisis menggunakan software Design Expertv13 dengan pilihan Optimization - Mixture Methodelogy - Simplex Lattice Design. Penggunaan metode hingga software ini dilakukan untuk menentukan formulasi terbaik dari setiap perlakuan sehingga didapatkannya hasil yang optimal. Penelitian tentang “Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan Edible Film dengan Plasticizer Karaginan dan Penambahan Nanopartikel Perak Mangrove Rhizopora mucronata” menunjukkan hasil bahwa dengan penambahan nanopartikel (AgNPs) yang disintesis dengan ekstrak mangrove Rhizophora mucronata didapatkan hasil memberikan pengaruh nyata terhadap hasil uji aktivitas antimikroba dan antioksidan. Semakin tinggi konsentrasi AgNPs yang digunakan maka semakin meningkat aktivitas antimikroba dan antioksidan. Untuk formulasi optimum yang didapatkan terdapat pada penggunaan AgNPs dengan konsentrasi sebesar 6,19%. Pada penelitian semakin banyak variable yang diberikan maka akan memberikan hasil optimum yang berbeda dari sehingga disarankan untuk memperbanyak variable uji dengan menggunakan metode mixture tipe Simplex lattice design dimana diharapkan dengan dianalisisnya berbagai macam pengaruh penambahan konsentrasi 0%, 2%, 4%, 6% dan 8% dengan bantuan aplikasi design expert v13 sehingga nantinya ditemukan berbagai macam hasil yang lebih untuk mendapatkan hasil optimum.

English Abstract

Plastic is one of the various materials that we can find in almost every item around us, such as drink bottles, food containers, stationery, bags and packaging. Plastic-based packaging is not easy for micro-organisms to decompose. Plastics in general can last for years so that they can cause environmental pollution. According to data from the Central Statistics Agency (BPS) and the Indonesian Plastic Industry Association (INAPLAS) in VOI (2022), plastic waste in Indonesia reaches 64 million tons per year with as much as 3.2 million tons of plastic waste dumped into the sea. This makes Indonesia come in second place as the largest contributor of plastic waste in 2019, namely 3.21 million metric tons/year (VOI, 2022). Plastic packaging in general is not biodegradable so it will cause a problem of accumulation of plastic waste if no solution is found. Packaging made from biodegradable can be a solution to reduce the impact of plastic waste pollution. Edible film packaging is one of the packaging that is environmentally friendly and biodegradable so it is safe to use because it does not cause contamination after use. Edible films can be made from thin hydrocolloid films derived from proteins, carbohydrates, fats or composites. The edible film in this study was made from protein derived from catfish skin gelatin extract. However, the fragile nature of the edible film makes it require a plasticizer in the mixture. Carrageenan is one of the many plasticizers that can be used to strengthen the physical properties of edible films that add flexibility and character building. The addition of carrageenan will make the basic ingredients of edible film have better physical and mechanical properties than those without added carrageenan. Rhizopora mucronata mangroves are one of the most widely used types of mangroves. The richness of antioxidants and antimicrobial properties in mangroves is no longer in question. Many studies continue to try to examine the advantages and disadvantages of Rhizopora mucronata mangroves. Nanoparticles are one way to streamline what is contained in this mangrove. The addition and use of silver or AgNO3 nanoparticles will give good results on edible films. In the Rhizopora mucronate extract, a reducing agent was found that was compatible with the biosynthesis of AgNPs so that by utilizing this, silver nanoparticles with antibacterial activity could be produced. This research was conducted with 3 stages of treatment. Where the first treatment focuses on making gelatin and mangrove extract. the second treatment focuses on the manufacture of silver nanoparticles and the third focuses on the formulation and manufacture of carrageenan edible films with the addition of nanoparticles silver. In the testing phase, this research focuses on preliminary testing with color testing to determine the extent to which silver nanoparticles are used so that they are still acceptable to consumers, and the main testing focuses on antimicrobial testing (Escherichia coli, Salmonella sp. and Staphylococcus aureus.) and antioxidant testing. . Data processing in this study used a simplex lattice design mixture type method which was analyzed using Design Expertv13 software with the Optimization - Mixture Methodology - Simplex Lattice Design option. The use of the method until this software is carried out to determine the best formulation of each treatment so that optimal results are obtained. Research on "Antimicrobial and Antioxidant Activity of Edible Film with Carrageenan Plasticizer and Addition of Silver Nanoparticles of Mangrove Rhizopora mucronata" showed the result that the addition of nanoparticles (AgNPs) synthesized with mangrove Rhizophora mucronata extract showed that the results had a significant effect on the results of antimicrobial and antioxidant activity tests. The higher the concentration of AgNPs used, the higher the antimicrobial and antioxidant activity. The optimum formulation obtained was found in the use of AgNPs with a concentration of 6.19%. In research, the more variables given, the optimum results will be different from that. It is advisable to increase the test variables using the Simplex lattice type mixture method where it is hoped that by analyzing various effects of adding concentrations of 0%, 2%, 4%, 6% and 8% with the help of the Design Expert v13 application so that more results will be found to get optimum results.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080420
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 29 May 2023 07:22
Last Modified: 29 May 2023 07:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200587
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
M. Fadhilah Fadhlurrohman.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item