Analisis Kerentanan Wilayah Fisik dan Sosial Angka Harapan Hidup (AHH) Masyarakat Desa Pesisir Terpilah Gender Di Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat

Inaba, - and Prof. Dr. Ir. Harsuko Riniwati,, MP and Tiwi Nurjannati,, S.Pi, MM (2022) Analisis Kerentanan Wilayah Fisik dan Sosial Angka Harapan Hidup (AHH) Masyarakat Desa Pesisir Terpilah Gender Di Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indeks Pembangunan Manusia mengalami perlambatan pertumbuhan dari tahun sebelumnya pada tahun 2020. IPM berguna dalam merefleksikan sejauh mana upaya dan kebijakan yang dilakukana, khususnya melalui upaya pengentasan kemiskinan. IPM Kabupaten Pasangkayu termasuk dalam kategori rendah. Salah satu indikator yang mempengaruhi nilai IPM adalah nilai Angka Harapan Hidup (AHH). Nilai AHH Kabupaten Pasangkayu masih dibawah angka nasional. Sehingga diperlukan cara untuk meningkatkan AHH yang mempengaruhi nilai IPM di Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat baik wilayah pesisir maupun non pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) Peta kerentanan angka harapan hidup terpilah gender masyarakat Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat dengan menggunakan analisis spasial. (2) peluang peningkatan angka harapan hidup masyarakan pesisir Kabupaten Pasangkayu dengan menggunakan analisis MICMAC. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan untuk analisis spasial adalah 61 responden dari masing-masing desa di Kabupaten Pasangkayu. Sampel untuk analisis MICMAC adalah 5 responden dari para expert. Hasil penelitian analisis spasial, peta kerentanan bencana angka harapan hidup Kabupaten Pasangkayu pada tahun 2021 menunjukkan wilayah pesisir Kabupaten Pasangkayu memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah non pesisir memiliki tingkat kerentanan yang rendah dan sangat aman. Dalam peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu indikator kesehatan yang berperan penting. Masyarakat yang memiliki jaminan terhadap kesehatan mereka akan lebih mampu merespons dalam keadaan darurat seperti bencana, sedangkan masyarakat yang memiliki kesehatan kurang terjamin akan lebih rentan. AHH yang tinggi dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap bencana di wilayah pesisir Kabupaten Pasangkayu. Bisa dikatakan jika AHH lebih tinggi maka ketika terjadi bencana di wilayah pesisir Kabupaten Pasangkayu akan mengurangi dampak terhadap masyarakat dan memudahkan masyarakat ketika melakukan evakuasi bencana secara mandiri. Upaya untuk peningkatan peluang AHH Kabupaten Pasangkayu Sulawesi Barat adalah dengan melakukan analisis terhadap variabel-variabel yang berpengaruh dalam peningkatan AHH dengan Analisis MICMAC. Hasil penelitian analisis MICMAC menunjukkan variabel-variabel yang berhubungan dengan peningkatan AHH adalah pendapatan perkapita, jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, angka kematian, pelayanan kesehatan, perilaku hidup bersih dan sehat, jumlah rumah sakit dan puskesmas, dan pendidikan. Analisis menunjukkan variabel yang paling berpengaruh berdasarkan Matrix of Direct Influences dan Matrix of Indirect Influences adalah pelayanan kesehatan . Sementara pengubah yang tingkat ketergantungan paling tinggi berdasarkan MDI dan MII adalah pelayanan kesehatan, jumlah rumah sakit dan puskesmas, perilaku hidup bersih dan sehat, dan pertumbuhan penduduk. Displacement map dari MDI ke MII terjadi di dalam kuadran (dari empat kuadran),tidak ada variabel yang berpindah kuadran.

English Abstract

The Human Development Index has experienced a slowdown in growth from the previous year in 2020. The HDI is useful in reflecting the extent of efforts and policies being made, particularly through efforts to reduce poverty. The HDI of Pasangkayu Regency is included in the low category. One of the indicators that affect the value of HDI is the value of Life Expectancy (AHH). The AHH value of Pasangkayu Regency is still below the national figure. So a way is needed to increase AHH which affects the value of HDI in Pasangkayu Regency, West Sulawesi, both in coastal and non-coastal areas. The purpose of this study was to analyze: (1) Gender-disaggregated life expectancy vulnerability map of the people of Pasangkayu Regency, West Sulawesi using spatial analysis. (2) the chance of increasing the life expectancy of coastal communities in Pasangkayu Regency using MICMAC analysis. This research used a quantitative descriptive research method. Types of data used are primary and secondary data. The sampling technique used was purposive sampling technique. The sample used for spatial analysis was 61 respondents from each village in Pasangkayu Regency. Samples for MICMAC analysis were 5 respondents from experts. The results of the spatial analysis research, the disaster vulnerability map of the life expectancy of Pasangkayu Regency in 2021 shows that the coastal areas of Pasangkayu Regency have a higher level of vulnerability than non-coastal areas which have a low level of vulnerability and are very safe. In increasing the Human Development Index (HDI), Life Expectancy Rate (AHH) is one of the health indicators that plays an important role. Communities who have insurance for their health will be better able to respond in emergencies such as disasters, while people who have less insurance for their health will be more vulnerable. High AHH can help reduce vulnerability to disasters in coastal areas of Pasangkayu Regency. It can be said that if the AHH is higher then when a disaster occurs in the coastal area of Pasangkayu Regency it will reduce the impact on the community and make it easier for the community to carry out disaster evacuation independently. Efforts to increase the chances of AHH in Pasangkayu Regency, West Sulawesi, are by analyzing the variables that influence the increase in AHH with MICMAC analysis. The results of the MICMAC analysis showed that the variables associated with an increase in AHH were per capita income, population size, population growth, mortality rate, health services, clean and healthy lifestyle, number of hospitals and health centers, and education. The analysis showed that the most influential variable based on the Matrix of Direct Influences and the Matrix of Indirect Influences was health services. Meanwhile, the modifiers with the highest level of dependency based on MDI and MII are health services, the number of hospitals and health centers, clean and healthy lifestyle, and population growth. The displacement map from MDI to MII occurs in the quadrants (of the four quadrants), there are no variables that move to the quadrants.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522080403
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing)
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 29 May 2023 02:27
Last Modified: 29 May 2023 02:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200507
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
INABA.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item