Putri, Desviana Isriany and Dr. Ir. Anthon Efani,, MP (2022) Analisis Profitabilitas Pada Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis Sp.) Di Poktan Sentana Mulya Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sektor perikanan di Kecamatan Sumberlawang merupakan sektor terbesar di Kabupaten Sragen. Komoditas ikan nila yang paling banyak jumlah produksi daripada komoditas lainnya. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sragen (2016), produksi ikan nila pada tahun 2016 sebesar 18.291.668 kg dari total semua jenis ikan sebesar 21.071.634 kg. Maka para pelaku usaha di sektor perikanan tersebut harus memperhatikan hasil keuntungannya yang berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Menganalisis nilai biaya per unit (unit cost) dan tingkat efisiensi usaha pada pembesaran ikan nila (Oreochromis sp.) di Poktan Sentana Mulya. 2) Menganalisis nilai dan tingkat dalam aspek fiansial pada usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis sp.) di Poktan Sentana Mulya. 3) Menganalisis tingkat rasio profitabilitas pada usaha pembesaran ikan nila (Orechromis sp.) di Poktan Sentana Mulya Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik pengambilan data, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data diambil dari data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yang berupa aspek finansiil, analisis efisiensi usaha, cost unit, dan analisis rasio profitabilitas. Penelitian ini dilakukan pada usaha pembesaran ikan nila Poktan Sentana Mulya di Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen. Aspek finansiil pada Poktan Sentana Mulya yaitu permodalan 5 petani tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan dan memiliki permodalan tertinggi adalah Bapak Sutarto secara berturut – turut sebesar Rp 960.810.000; Rp 1.061.460.000; dan Rp 1.162.460.000. Sedangkan yang terendah adalah Bapak Supardi yaitu secara berturut – turut sebesar Rp 317.895.000; Rp 412.795.000; dan Rp 508.295.000. Biaya Produksi 5 petani tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan dan yang tertinggi adalah Bapak Sutarto secara berturut sebesar Rp 916.628.571; Rp 1.014.713.571; dan Rp 1.112.759.286. Sedangkan yang terendah adalah Bapak Supardi secara berturut – turut sebesar Rp 291.188.571; Rp 385.073.571; dan Rp 479.258.571. Penerimaan 5 petani tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan dan yang tertinggi adalah Bapak Sutarto berturut – turut sebesar Rp 1.305.000.000; Rp 1.440.000.000; dan Rp 1.638.000.000. Sedangkan yang terendah Bapak Supardi berturut – turut sebesar Rp 444.375.000; Rp 562.500.000; dan Rp 707.850.000. Keuntungan 5 petani tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan dan yang tertinggi adalah Bapak Sutarto berturut – turut sebesar Rp 388.371.429; Rp 425.286.429; Rp 525.240.714. Sedangkan yang terendah adalah Bapak Supardi berturut – turut sebesar Rp 153.186.429; Rp 177.426.429; dan Rp 228.591.429. R/C Ratio 5 petani tahun 2016 – 2018 nilainya lebih dari 1, artinya usahanya tergolong menguntungkan dan nilai tertinggi adalah Bapak Supardi, sedangkan yang terendah adalah Bapak Suryanto. BEP sales dan unit 5 petani tahun 2016 – 2018 keuntungan dan bobot panen yang dihasilkantelah lebih dari nilai BEP sales dan unit. Rentabilitas 5 petani tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan dan lebih dari bunga pinjaman yang berarti usahanya efisien dalam penggunaan modal dan yang tertinggi tahun 2016 – 2017 adalah Bapak Supardi sebesar 48,19% dan 42,98% dan tertinggi tahun 2018 adala Bapak Sutarto sebesar 45,20%, sedangkan yang terendah tahun 2016 – 2018 adalah Bapak Suryanto berturut – turut sebesar 36,10%; 35,52%; dan 40,25%.Nilai biaya per unit (unit cost) pada pembesaran ikan nila Poktan Sentana Mulya tahun 2016 – 2018 berkisar Rp 16.400,00 – 18.300,00. Tingkat rasio profitabilitas pada pembesaran ikan nila Poktan Sentana Mulya yaitu GPM tahun 2016 -2018 petani Bapak Sutarto, Sarwan, Supardi, dan Suryanto mengalami penurunan pada tahun 2017, kembali meningkat tahun 2018. Sedangkan Bapak Harto dari tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan. OPM tahun 2016 – 2018 petani Bapak Sutarto, Sarwan, Supardi, dan Suryanto mengalami penurunan pada tahun 2017, kembali meningkat tahun 2018. Sedangkan Bapak Harto dari tahun 2016 – 2018 mengalami keanikan. NPM tahun 2016 – 2018 petani Bapak Sutarto, Sarwan, Supardi, dan Suryanto mengalami penurunan pada tahun 2017, kembali meningkat pada tahun 2018. Sedangkan Bapak Harto dari tahun 2017, kembali meningkat pada tahun 2018. Sedangkan Bapak Harto dari tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan. TAT tahun 2016 – 2018 lima petani mengalami kenaikan. BEP (Basic Earning Power) pada lima petani tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan. ROE tahun 2016 – 2018 petani Bapak Sutarto, Sarwan, Supardi, dan Suryanto mengalami penurunan pada tahun 2017, kembali meningkat pada tahun 2018. Sedangkan Bapak Harto dari tahun 2016 – 2018 mengalami kenaikan. Saran dari hasil penelitian ini para petani usaha pembesaran ikan nila Poktan Sentan Mulya perlu memperhatikan biaya produksi, hingga dapat menyesuaikan volume permintaan dan volume produksi. Diperlukan pengawasan terhadap harga jual ikan. Pemerintah sehrusnya mengawasi dan mengendalikan harga jual ikan agar menyesuaikan volume permintaan dan volume produksi.
English Abstract
The fishery sector in Sumberlawang District is the largest sector in Sragen Regency. Tilapia fish commodity has the most amount of production compared to other commodities. According to the Central Bureau of Statistics of Sragen Regency (2016), tilapia production in 2016 amounted to 18,291,668 kg of a total of 21,071,634 kg of all types of fish. So business actors in the fisheries sector must pay attention to sustainable profit outcomes. The aims of this research are: 1) To analyze the cost per unit (unit cost) and the efficiency level of growing tilapia (Oreochromis sp.) in Poktan Sentana Mulya. 2) Analyze the value and level in the financial aspect of tilapia (Oreochromis sp.) rearing business at Poktan Sentana Mulya. 3) Analyze the level of profitability ratios in tilapia (Orechromis sp.) rearing business at Poktan Sentana Mulya The method used is descriptive method with data collection techniques, namely interviews, observation, and documentation. Source of data taken from primary data and secondary data. Sampling using purposive sampling. Data analysis used is descriptive quantitative analysis in the form of financial aspects, business efficiency analysis, unit cost, and profitability ratio analysis. This research was conducted on the growing business of Poktan Sentana Mulya tilapia in Ngandul Village, Sumberlawang District, Sragen Regency. The financial aspect of the Sentana Mulya Poktan, namely the capital of 5 farmers in 2016 - 2018 has increased and has the highest capital is Mr. Sutarto respectively Rp. 960,810,000; IDR 1,061,460,000; and IDR 1,162,460,000. While the lowest was Mr. Supardi, namely Rp. 317,895,000; IDR 412,795,000; and IDR 508,295,000. Production costs of 5 farmers in 2016 – 2018 have increased and the highest was Mr Sutarto in a row of IDR 916,628,571; IDR 1,014,713,571; and IDR 1,112,759,286. While the lowest was Mr. Supardi in a row of Rp. 291,188,571; IDR 385,073,571; and IDR 479,258,571. The income of 5 farmers in 2016 – 2018 has increased and the highest was Mr. Sutarto in a row of IDR 1,305,000,000; IDR 1,440,000,000; and IDR 1,638,000,000. Meanwhile, Mr. Supardi's lowest was Rp. 444,375,000; IDR 562,500,000; and IDR 707,850,000. The profits of 5 farmers in 2016 – 2018 have increased and the highest was Mr Sutarto in a row of IDR 388,371,429; IDR 425,286,429; IDR 525,240,714. While the lowest was Mr. Supardi in a row of IDR 153,186,429; IDR 177,426,429; and IDR 228,591,429. The R/C Ratio of 5 farmers in 2016 – 2018 has a value of more than 1, meaning that the business is classified as profitable and the highest score is Mr. Supardi, while the lowest is Mr. Suryanto. BEP sales and 5 farmer units in 2016 – 2018 the profits and yields produced have been more than the value of BEP sales and units. The profitability of 5 farmers in 2016 - 2018 has increased and is more than interest on loans, which means that their business is efficient in the use of capital and the highest in 2016 - 2017 was Mr Supardi at 48.19% and 42.98% and the highest in 2018 was Mr Sutarto at 45.20%, while the lowest in 2016 - 2018 was Mr Suryanto respectively at 36.10% ; 35.52%; and 40.25%. The cost per unit (unit cost) for rearing tilapia Poktan Sentana Mulya in 2016 – 2018 ranges from IDR 16,400.00 – 18,300.00. The level of profitability ratios in the enlargement of Poktan Sentana Mulya tilapia, namely GPM in 2016 -2018 farmers Mr. Sutarto, Sarwan, Supardi, and Suryanto decreased in 2017, increased again in 2018. Meanwhile, Mr. Harto from 2016 - 2018 experienced an increase. OPM in 2016 - 2018 farmers Mr. Sutarto, Sarwan, Supardi, and Suryanto experienced a decrease in 2017, increased again in 2018. Meanwhile Mr. Harto from 2016 - 2018 experienced an increase. NPM for 2016 – 2018 farmers Mr. Sutarto, Sarwan, Supardi, and Suryanto decreased in 2017, increased again in 2018. Meanwhile for Mr. Harto from 2017, it increased again in 2018. Meanwhile, Mr. Harto from 2016 – 2018 experienced an increase . The TAT for 2016 – 2018 for five farmers has increased. BEP (Basic Earning Power) for five farmers in 2016 – 2018 has increased. ROE in 2016 – 2018 farmers Mr. Sutarto, Sarwan, Supardi, and Suryanto decreased in 2017, increased again in 2018. Meanwhile, Mr. Harto from 2016 – 2018 experienced an increase. Suggestions from the results of this study the farmers of the Poktan Sentan Mulya tilapia enlargement business need to pay attention to production costs, so they can adjust demand and production volumes. It is necessary to monitor the selling price of fish. The government should monitor and control the selling price of fish in order to adjust the volume of demand and production volume.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0522080373 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping > 338.372 7 Products of fishing, whaling, hunting, trapping (Fishing) |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 26 May 2023 02:56 |
Last Modified: | 26 May 2023 02:56 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/200427 |
![]() |
Text (MASA MASA EMBARGO)
DESVIANA ISRIANY PUTRI.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2024. Download (4MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |