Kualitas Semen Selama Simpan Dingin Menggunakan Pengencer Dasar CEP-3 Dan Penambahan Ekstrak Kedelai 25% Pada Kambing Boer

Lestari, Mega Pramesty Regita Indah and Prof. Dr. Ir. Trinil Susilawati, MS,IPU, ASEAN, Eng. and Aulia Puspita Anugra Yekti, S.Pt., MP, M.Sc. (2023) Kualitas Semen Selama Simpan Dingin Menggunakan Pengencer Dasar CEP-3 Dan Penambahan Ekstrak Kedelai 25% Pada Kambing Boer. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kambing Boer merupakan kambing yang berasal dari Afrika Selatan. Kambing Boer memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan bangsa kambing lainnya, salah satu keunggulan yang dimiliki oleh kambing Boer yaitu memiliki pertumbuhan yang relatif lebih cepat dibandingkan bangsa lainnya. Salah satu upaya untuk memperbaiki produktivitas dapat dilakukan dengan teknologi reproduksi Inseminasi Buatan (IB). IB merupakan suatu teknologi yang mampu memperbaiki genetik ternak secara cepat dan mencegah terjadinya penyebaran penyakit yang diakibatkan selama proses perkawinan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) adalah kualitas semen yang akan menurun jika tidak segera digunakan setelah penampungan, oleh karena itu semen membutuhkan bahan pengencer yang mampu mempertahankan kualitas semen. Proses penyimpanan semen pada simpan dingin memiliki beberapa kendala yaitu penurunan kualitas spermatozoa selama penyimpanan dingin yang disebabkan adanya radikal bebas sehingga perlu ditambahkan bahan pengencer yang mampu mengikat radikal bebas. Ekstrak kedelai mempunyai kandungan antioksidan yang mampu mengikat radikal bebas, sehingga mampu menghambat penurunan kualitas semen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan ekstrak kedelai 25% terhadap kualitas semen selama simpan dingin pada kambing Boer. Materi yang digunakan pada penelitian ini yaitu pejantan kambing Boer yang berumur ±7 tahun dan ditampung menggunakan vagina buatan. Syarat semen yang digunakan yaitu motilitas individu >60% dan motilitas massa minimal +2. Bahan pengencer yang digunakan adalah pengencer ekstrak kedelai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji t berpasangan dengan 2 perlakuan dan 10 kali ulangan (P1: CEP-3 + 10% KT) dan (P2: CEP-3 + 25% Ekstrak Kedelai). Variabel dalam penelitian ini adalah motilitas individu, viabilitas, abnormalitas dan total spermatozoa motil (TSM). Masing- masing perlakuan diamati dengan preservasi hari (1,2,3,4,5,6,7) hingga motilitas individu spermatozoa <40%. Hasil penelitian ini menunjukan kualitas spermatozoa pada pengamatan hari ke 5 yaitu motilitas individu P0 32,70±6,91% dan P1 35,80±7,42 % Viabilitas sebesar P0 57,64±3,19% dan P1 58,81±2,09 %, abnormalitas sebesar P0 2,09±0,57% dan P1 1,67±0,55% serta TSM P0 21,8±1,87% dan P1 23,3±2,81%. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggantian kuning telur dengan ekstrak kedelai 25% dalam pengencer CEP-3 berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase motilitas individu, viabilitas, abnormalitas dan total spermatozoa motil. Pada persentase abnormalitas berpengaruh nyata (P<0,05) pada abnormalitas spermatozoa. Berdasarkan hasil tersebut bahwa penggunaan ekstrak kedelai mampu mengantikan kuning telur dalam mempertahankan kualitas spermatozoa. Saran dari penelitian ini yaitu untuk melakukan inseminasi buatan menggunakan pengencer kedelai untuk mengetahui secara langsung hasil dari proses pengenceran semen.

English Abstract

The purpose of this study was to determine the quality of semen during cold storage using basic diluent CEP-3 and the addition of 25% soybean extract compared to CEP-3 + 10% egg yolk in Boer goats. This research was conducted in October 2022 at the Sumber Sekar Field Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University. The materials used in this study were male Boers reared at the Sumber Sekar field laboratory, semen was collected using an artificial vagina with a minimum mass motility of fresh semen and individual motility of 70%. The method used in this study was to use a paired t test consisting of 2 treatments, namely T0 (CEP-3 + 10% KT) and T1 (25% Soybean Extract). The variables observed included volume, odor, consistency, color and Ph. As well as microscopic tests which include mass motility, individual motility, viability and total motile spermatozoa (TSM). The results showed that the spermatozoa had been stored until day 4. The results of T0 and T1 showed no significant difference (P<0.05) in the percentage of spermatozoa motility. The motility percentage of T1 (46.60 ± 5.62%) was higher than that of T0 (43.60 ± 3.75%). The best average viability percentage was on day 4 T1 (58.81 ± 2.09) and T0 (57.64 ± 3.19). The percentage of abnormalities in T1 (1.63 ± 0.55) is lower than T0 (2.09 ± 0.57). The number of motile spermatozoa after 5 days of cold storage at 3-5°C was significantly higher in all treatments compared to the Indonesian National Standard (SNI) criteria of 40% motile sperm/ml. The conclusion from the results of this study is that the use of soybean extract can replace egg yolk 10% in CEP-3 base diluent with a higher average motility than P0.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0523050089
Uncontrolled Keywords: CEP-3, Cold Storage, Semen Cair, Kualitas Semen, Ekstrak Kedelai .- CEP-3, Cold Storage, Liquid Semen, Semen Quality, Soybean Extract
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Sep 2023 00:43
Last Modified: 08 Sep 2023 00:43
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/199610
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Mega Pramesty Regita Indah Lestari.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2025.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item