Fungsi Tradisi Wiwit sebagai Landasan Hidup Petani di Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang

Wulandari, Kiki and Maulfi Syaiful Rizal, M.Pd (2020) Fungsi Tradisi Wiwit sebagai Landasan Hidup Petani di Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tradisi wiwit adalah salah satu ritual pada siklus pertanian yang identik denganmasyarakat agraris, ritual ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghormatan kepada Dewi Sri sebagai dewi kesuburan. Tradisi wiwit memang masih berlangsung hingga saat ini, tapi secara bertahap seiring berkembangnya peradapan modern tradisi ini pun mulai ditinggalkan. Salah satu kelompok masyarakat yang masih percaya dan melestarikan tradisi wiwit adalah kolompok masyarakat di Kelurahan Cemorokandang, Kota Malang, Jawa Timur. Tujuan peneliti ini adalah mendeskripsikan prosesi dan fungsi tradisi wiwit, serta makna dari mantra dan sesaji yang digunakan pada tradisi wiwit di Kelurahan Cemorokandang. Penelitian ini menggunakan teori fungsi yang dikemukakan oleh Alan Dundes (dalam Endraswara, 2013) dengan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk meneliti kondisi objek secara alamiah tanpa rekayasa, sehingga mampu mendapatkan data yang valid. Hasil dari penelitian ini diperoleh tiga fungsi folklor yang sejalan dengan Alan Dundes, yaitu membantu pendidikan anak muda, meningkatkan perasaan solidaritas suatu kelompok, dan memberi sanksi sosial agar orang berperilaku baik atau memberikan hukuman. Selain tiga fungsi folklor tersebut, ditemukan beberapa fungsi lain, yaitu menata kembali keinginan-keinginan untuk hidup lebih baik dan mengenang kebaikan keluarga yang telah meninggal dan mendoakannya. Kata-kata kunci: Tradisi, Wiwit, Mantra, Fungsi Folklor.

English Abstract

The wiwit tradition is one of the rituals in the agricultural cycle which is identical to the agrarian society, this ritual serves as an expression of gratitude to God Almighty and respect for Dewi Sri as the goddess of fertility. The wiwit tradition is still ongoing today, but gradually along with the development of modern civilization this tradition has begun to be abandoned. One community group that still believes in and preserves the wiwit tradition is a community group in Cemorokandang Village, Malang City, East Java. The aim of this research is to describe the procession and function of the wiwit tradition, as well as the meaning of the mantras and offerings used in the wiwit tradition in Cemorokandang Village. This study uses the function theory proposed by Alan Dundes (in Endraswara, 2013) with a descriptive qualitative research method to examine the condition of objects naturally without engineering, so as to be able to obtain valid data. The results of this study obtained three folklore functions that are in line with Alan Dundes, namely helping the education of young people, increasing feelings of group solidarity, and giving social sanctions so that people behave well or give punishment. Apart from the three functions of folklore, several other functions were found, namely reorganizing desires for a better life and remembering the goodness of families who have died and praying for them.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520120200
Uncontrolled Keywords: Tradisi, Wiwit, Mantra, Fungsi Folklor., Tradition, Wiwit, Mantra, Folklore Functions
Subjects: 400 Language > 499 Non-Austronesian languages of Oceania, Austronesian languages, miscellaneous languages > 499.22 Malayo-Polynesian languages of Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei, East Timor; Chamic languages > 499.221 Indonesian (bahasa Indonesia)
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 15 May 2023 02:33
Last Modified: 20 Sep 2024 07:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/199521
[thumbnail of Kiki Wulandari.pdf] Text
Kiki Wulandari.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item