Analisis Disparitas Putusan Pemidanaan Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat (Studi Putusan Nomor 149/Pid.B/2019/PN.Mam dan Putusan Nomor 146/Pid.B/2017/PN.Tjb)

Afifah, Eryka Nur and rof. Masruchin Ruba’i,, S.H., M.S. and Milda Istiqomah,, S.H., MTCP., Ph.D. (2022) Analisis Disparitas Putusan Pemidanaan Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan Luka Berat (Studi Putusan Nomor 149/Pid.B/2019/PN.Mam dan Putusan Nomor 146/Pid.B/2017/PN.Tjb). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada skripsi ini, permasalahan yang diangkat penulis untuk diteliti yaitu mengenai disparitas putusan pemidanaan. Pemilihan tema tersebut dilatarbelakangi oleh sering terjadinya disparitas putusan pemidanaan sehingga mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum melemah sehingga menimbulkan stigma negatif dalam keberlangsungan hukum di Indonesia dan pemidanaan yang berbeda-beda ini menciptakan suatu ketidakadilan baik bagi terdakwa maupun bagi korban. Selain itu, pemidanaan yang berbeda-beda ini membuat masyarakat semakin meragukan tentang keadilan dalam penegakan hukum di Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, karya tulis ini mengangkat rumusan masalah: 1. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan hakim pada Putusan Nomor 149/Pid.B/2019/PN.Mam dan Putusan Nomor 146/Pid.B/2017/PN Tjb sehingga menimbulkan disparitas putusan? 2. Apakah Putusan Nomor 149/Pid.B/2019/PN.Mam dan Putusan Nomor 146/Pid.B/2017/PN.Tjb sudah mencerminkan keadilan? Untuk menjawab permasalahan diatas, penelitian hukum normatif ini menggunakan pendekatan konseptual, pendekatan kasus, pendekatan undang-undang. Penelitian ini menggunakan bahan hukum primer dan sekunder dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yakni data non numerik dan data yang diperoleh dari bahan-bahan tertulis seperti undang-undang, buku, dokumen yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan pembahasan, diperoleh hasil bahwa penyebab terjadinya disparitas putusan pemidanaan yakni keadaan yang memberatkan yang dapat dilihat pada sikap terdakwa setelah melakukan perbuatan pidana dan luka berat yang diderita korban. Yang mana pada putusan nomor 149/Pid.B/2019/PN.Mam terdakwa setelah melakukan tindak pidana langsung kabur melarikan diri dan luka berat berat yang diderita membahayakan nyawa korban. Sedangkan pada putusan nomor 146/Pid.B/2017/PN.Tjb keadaan yang memberatkan ialah perbuatan terdakwa main hakim sendiri dan luka berat yang diderita korban yakni pada mata sebelah kanan yang mengakibatkan penglihatannya tidak dapat berfungsi dengan baik kembali. Kedua putusan tersebut telah mencerminkan keadilan prosedural karena telah memenuhi unsur dalam Pasal 197 ayat (1) KUHAP, dan dalam hal pembuktian kedua putusan telah memenuhi unsur-unsur Pasal 183 dan Pasal 184 KUHAP. Akan tetapi kedua putusan tersebut belum mencerminkan keadilan substantif. Hal ini dapat dilihat dari hakim yang tidak menggunakan yurisprudensi sebagai acuan dalam pertimbangannya, tidak menggunakan doktrin, dan tidak menggali nilai-nilai yang ada di masyarakat.

English Abstract

In this thesis, the author raises the issue of disparity in sentencing decisions. The choice of the theme was motivated by the frequent occurrence of disparities in sentencing decisions, resulting in weakened public trust in law enforcement officers, causinganegative stigma in the continuity of law in Indonesia and these different punishments creating an injustice both for the defendant and for the victim. In addition, these different punishments make people even more doubtful about justice in law enforcement in Indonesia. Based on this background, this paper raises the formulation of the problem: 1. What is the basis for the judge's consideration in Decision Number 149/Pid.B/2019/PN.Mam and Decision Number 146/Pid.B/2017/PN Tjb, causingadisparity decision? 2. Do Decisions Number 149/Pid.B/2019/PN.Mam and Decisions Number 146/Pid.B/2017/PN.Tjb reflect justice? To answer the problems above, this normative legal research usesaconceptual approach, case approach, and statue approach. The legal materials used in this research are primary and secondary legal materials. Analyzed using qualitative data analysis techniques, which means non-numeric data and data obtained from written materials such as laws, books, documents that support this research. Based on the discussion, it was found that the cause of the disparity in sentencing decisions was an aggravating situation which can be seen in the attitude of the defendant after committingacriminal act and serious injuries suffered by the victim. criminal acts immediately fled and the serious injuries suffered endangered the lives of the victims. Meanwhile, in the decision number 146/Pid.B/2017/PN.Tjb, the aggravating situation is the act of the defendant taking the law into his own hands and the serious injury suffered by the victim, namely in the right eye which resulted in his vision not being able to function properly again. The two decisions have reflected procedural justice because they have fulfilled the elements in Article 197 paragraph (1) of the Criminal Procedure Code, and in terms of proving the two decisions have met the elements of Article 183 and Article 184 of the Criminal Procedure Code. However, these two decisions do not reflect substantive justice. This can be seen from judges who do not use jurisprudence asareference in their considerations, do not use doctrine, and do not explore the values that exist in society.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0522010126
Subjects: 300 Social sciences > 340 Law
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 05 May 2023 06:48
Last Modified: 05 May 2023 06:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/198749
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Eryka Nur Afifah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2024.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item